Padang, hantaran.Co–Kunjungan kerja Menteri Perdagangan (Mendag) Republik Indonesia (RI), Budi Santoso, ke Sumatera Barat (Sumbar) pada Selasa (18/11/2025). Mendag memiliki dua agenda utama selama berada di Sumbar, yaitu meninjau harga sembako di Pasar Raya Padang serta melepas ekspor komoditas gambir Sumbar ke India.
“Sektor unggulan kita ada di pertanian, perkebunan, ekonomi kreatif, dan kuliner. Dengan dukungan Mendag, kami berharap sektor ini bisa naik kelas,” ujar Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi.
Setelah prosesi penyambutan, rombongan bergerak menuju Pasar Raya Padang untuk meninjau langsung dinamika harga kebutuhan pokok menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru). Di pasar terbesar pusat Kota Padang itu, Mahyeldi memastikan bahwa harga sembako dan pasokan pangan berada pada kondisi aman.
“Hal yang kami jaga adalah ketenangan masyarakat. Alhamdulillah, sejauh ini harga stabil dan pasokan aman. Ini berkat kerja bersama seluruh pihak,” kata Mahyeldi saat berdialog dengan para pedagang.
Mendag Budi Santoso juga memberikan apresiasi atas stabilitas harga dan kondisi pasar yang dinilainya hidup dan tertata. Ia menyebut bahwa sejumlah komoditas seperti cabai, bawang, telur, dan kebutuhan pokok lain masih berada pada harga sesuai ketentuan.
“Ini menandakan ekosistem perdagangan di sini berjalan baik. Secara nasional, stok bahan pokok jelang Nataru juga relatif aman. Bulog dan BUMN Pangan akan terus memperkuat distribusi barang,” ujar Mendag.
Selain meninjau pasar, Budi Santoso menegaskan bahwa kunjungannya ke Sumbar bukan hanya agenda formal, tetapi juga kesempatan untuk mendengar langsung kondisi lapangan dan aspirasi para pedagang serta pelaku usaha.
Ia mengapresiasi kerja sama Pemprov Sumbar bersama dunia usaha, khususnya dalam pengembangan ekspor komoditas gambir. “Gambir ini bukan hanya komoditas, tapi identitas Sumbar. Kami ingin memperluas pasar dan memastikan produk ini diterima lebih banyak negara,” kata Budi.
Puncak agenda kunjungan Mendag di Sumbar adalah pelepasan ekspor 27 ton gambir Sumbar ke India melalui PT. Salimbado Jaya Indonesia, yang berlangsung di halaman Istana Gubernur Sumbar.
Ekspor ini menjadi titik penting dalam upaya memperkuat posisi Sumbar sebagai salah satu pemasok gambir terbesar di dunia. Gubernur Mahyeldi menyambut positif keberlanjutan ekspor gambir tersebut. Ia menilai, peningkatan permintaan luar negeri menjadi sinyal pulihnya pasar global terhadap salah satu komoditas unggulan Sumbar. “Ekspor ini menunjukkan permintaan global mulai pulih. Semoga ini menjadi pertanda baik bagi pengembangan pasar gambir ke depan,” ujar Mahyeldi.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumbar, Novrial mencatat, tren ekspor gambir menunjukkan peningkatan dalam dua tahun terakhir. Pada 2024, ekspor mencapai 13.482 ton dengan nilai Rp574,7 miliar, naik dibandingkan 2023 yang berjumlah 11.865 ton.
Menurut Novrial, potensi ekspor masih besar, karena Sumbar memasok sekitar 80 persen kebutuhan gambir dunia. Ia berharap kehadiran Mendag dalam kegiatan pelepasan ekspor ini ikut mempercepat perluasan pasar dan penataan tata niaga gambir nasional. “Ini penting, agar kita tidak hanya bergantung pada pasar India yang saat ini menjadi tujuan utama ekspor gambir Indonesia,” ujarnya.
Ekspor yang akan dilakukan PT. Salimbado Jaya Indonesia itu pun mendapat respons positif dari kalangan akademisi. Salah satunya dari pakar pemasaran Universitas Putra Indonesia YPTK, Dr. Vicky Brama Kumbara. Ia menilai ini akan menjadi sinyal positif bagi pelaku usaha gambir Sumbar. “Peningkatan ekspor ini penting untuk memperbaiki harga di tingkat petani dan memperkuat ekosistem komoditas gambir di Sumbar,” ujar Vicky.
Ia berharap, keberlanjutan ekspor ini bisa segera diikuti pemerintah dengan percepatan upaya hilirisasi dan perluasan pasar. Hal ini agar komoditi gambir Sumbar menjadi semakin bernilai tambah dan berdampak positif untuk kesejahteraan petani. (







