Berita

Tentang Tubuh Ibu, tentang Sungai yang Bergeser

0
×

Tentang Tubuh Ibu, tentang Sungai yang Bergeser

Sebarkan artikel ini
Pertunjukan dari Siska Aprisia dengan karyanya “Tubuh Ibu, Sungai yang Bergeser” pada Festival MenTari #5 “Turun dari Langit” di Gedung Hoerijah Adam ISI Padangpanjang, Minggu (16/11) kemarin. TENGKU
Pertunjukan dari Siska Aprisia dengan karyanya “Tubuh Ibu, Sungai yang Bergeser” pada Festival MenTari #5 “Turun dari Langit” di Gedung Hoerijah Adam ISI Padangpanjang, Minggu (16/11) kemarin. TENGKU

PADANG, HANTARAN.Co — Karya “Tubuh Ibu, Sungai yang Bergeser” ini adalah sekuel dari kolaborasi sebelumnya yang telah dipentaskan di Pekan Nan Tumpah 2025, beberapa bulan lalu. Pembacaan sederhana saya tentang pertunjukan ini agaknya sedikit diamini oleh sinopsisnya.

“Tubuh Ibu, Sungai yang Bergeser” adalah koreografi perjalanan tubuh perempuan yang membaca dirinya sebagai sungai yang terus berubah arah. Karya ini menempatkan tubuh ibu sebagai ruang yang menanggung dan melahirkan perubahan, sebagaimana air besar yang menggeser tepian setiap kali mengalir. Di dalam tubuh itu, adat, waktu, dan kehidupan saling bertemu, bernegosiasi, dan meninggalkan jejak.

Air, napas, dan tanah menjadi lapisan peristiwa yang menandai perjalanan tubuh, memperlihatkan bagaimana perempuan menyimpan ingatan dan menulis ulang batas antara luka dan harapan. Melalui tubuhnya, ibu menegaskan bahwa setiap arus kehidupan berawal dari kesediaan untuk menanggung, menggugat, dan melahirkan kembali dunia yang terus bergeser.

Pertunjukan “Tubuh Ibu, Sungai yang Bergeser” ini kerja bersama. Produksi kolaborasi ini didukung oleh Komunitas Seni Nan Tumpah, Rumah Ada Seni, Komunitas Seni Punago, dan Jumaidil Firdaus Project.

Adapun yang terlibat: Siska Aprisia (koreograger dan performer), Mahatma Muhammad (dramaturg), Jumaidil Firdaus (komposer), Yusuf Fadly & Olimsyaf Putra Asmara (skenografer), Karta Kusumah (penata cahaya), Gusti Fitrah Body (penata artistik), Nanda Pradinhe (penata busana), Fajry Chaniago (pemimpin produksi), Tengku Raja dan Diah Anggina (dokumentasi), Desi Fitriana, Hilda Ismia Putri, dan Erik Ade Pratama (anggota produksi). (h/jum)

Penulis: Kiki Nofrijum