Berita

770 Ribu Janda Baru Muncul di Indonesia Setiap Tahun

0
×

770 Ribu Janda Baru Muncul di Indonesia Setiap Tahun

Sebarkan artikel ini
janda

Padang, hantaran.Co–Menteri Agama, Nasaruddin Umar, mengungkapkan fakta mengejutkan saat berkunjung ke Sumatera Barat (Sumbar). Dari total 2,2 juta pasangan yang menikah setiap tahun, sekitar 35 persen atau 770 ribu pasangan berakhir dengan perceraian atau memunculkan janda. Lebih memprihatinkan lagi, sebanyak 80 persen di antaranya terjadi pada usia pernikahan di bawah lima tahun, yakni masa krusial membangun fondasi keluarga.

“Jangan dulu bangga jika keluarga terlihat harmonis di usia satu atau dua tahun. Stabilitas itu baru tampak setelah lima tahun. Dan ironisnya, 65 persen perceraian sekarang adalah cerai gugat. Artinya lebih banyak istri yang menceraikan suami,” ujar Menag saat pengukuhan Pengurus Badan Penasihatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) Sumatera Barat di Auditorium Gubernur  Sabtu (15/11/2025).

Menag menekankan bahwa perceraian bukan sekadar memutus hubungan rumah tangga, tetapi juga menimbulkan dampak sosial yang luas. Di antaranya, meningkatnya angka kemiskinan perempuan dan anak, serta munculnya generasi yang tumbuh tanpa figur ayah dan rentan secara emosional.

Ia mengungkapkan bahwa ada 13 faktor penyebab perceraian yang banyak ditemui oleh pengadilan agama, mulai dari perselisihan rumah tangga, perbedaan agama, hukuman penjara, hingga pasangan yang bekerja di luar negeri dan tak kunjung pulang. Bahkan, konflik politik di level rumah tangga pun turut memicu bubarnya ikatan pernikahan.

“Rumah tangga sekarang sangat rapuh. Tidak mungkin ada negara yang ideal bila masyarakatnya berantakan. Dan tidak mungkin ada masyarakat yang ideal bila keluarga-keluarganya tidak sakinah,” tegasnya.

Khusus untuk Sumatera Barat, Menag menilai bahwa tingginya mobilitas masyarakat menjadi salah satu penyebab meningkatnya angka perceraian. Kota Padang bahkan termasuk dalam kategori daerah dengan tingkat perceraian yang mengkhawatirkan.

Karenanya, Menag meminta BP4 untuk lebih aktif dalam mencegah dan menangani persoalan keluarga. Tidak hanya sebatas memberikan mediasi sebelum perceraian terjadi sehingga memunculkan janda, tetapi juga pendampingan berkelanjutan untuk menjaga keharmonisan pasangan. “Usahakan perceraian itu ditunda. Berikanlah penasehatan yang sungguh-sungguh. Kalau sudah mulai retak, tidak harus berakhir cerai. Saya berharap BP4 dapat menolong mereka,” tutup Menag.

Acara pelantikan BP4 Sumatera Barat berlangsung tertib dan hangat. Kehadiran Menag didampingi oleh Kepala Kanwil Kemenag Sumbar, Mustafa, turut menyemarakkan kegiatan yang dilanjutkan dengan launching program Asta Protas dan pembinaan ASN Kemenag. Turut hadir Staf Ahli Bidang Pembangunan dan SDM Setdaprov, Nizam L. Muluk, unsur Forkopimda, rektor UIN, serta pejabat Kemenag kabupaten/kota se-Sumbar.

Pelantikan ini menjadi momentum penting dalam penguatan komitmen pemerintah terhadap ketahanan keluarga. Menag berharap BP4 dapat menjadi garda terdepan dalam mencegah perceraian dan membina keluarga sakinah sebagai fondasi utama kehidupan bermasyarakat.