BUKITTINGGI, HANTARAN.Co — Ditengah geliat anak muda yang kian beragam, ada satu nama yang bersinar lewat lantunan ayat suci Al-Qur’an. Dia adalah Diana Zahara, mahasiswa semester tujuh Jurusan Ekonomi Islam UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi, yang kini dikenal sebagai salah satu qariah muda berprestasi di Sumatera Barat.
Lahir di Salayo pada 18 Januari 2004, Diana tumbuh dekat dengan AlQur’an sejak kecil. Ia sudah lancar membaca pada usia 7 tahun, dan tiga tahun kemudian memberanikan diri ikut lomba pertama yang langsung mengantarkannya meraih juara tiga. Dari panggung kecil itulah kecintaannya pada seni tilawah mulai tumbuh kuat.
“Waktu itu umur saya baru 10 tahun, dan saat dapat juara tiga, rasanya seperti ada panggilan buat lebih serius belajar. Dari situlah perjalanan saya dimulai,” ujarnya.
Perjalanan Diana tidak hanya dibentuk oleh semangat pribadi, tetapi juga oleh lingkungan kampus yang suportif. Ia aktif di UKM ’Ulumul Qur’an, wadah yang mempertemukannya dengan komunitas belajar tilawah, tahfidz, dan ilmu alat lainnya. Di sinilah Diana menemukan ritme latihan yang semakin matang.
“UKM ini seperti rumah kedua. Selain belajar, saya merasa punya teman seperjuangan yang samasama ingin berkembang,” katanya.
Prestasi Diana terus bertambah seiring berjalannya waktu. Pada 2018, ia meraih Juara 3 MTQ Tingkat Remaja Kabupaten
Solok. Dua tahun kemudi an, ia tampil sebagai Juara 1 MTQ Virtual Tingkat Remaja Kota Solok. Tahun 2022, giliran MTQ Ting kat Remaja Kota Solok yang kembali berhasil ia menangkan.
Torehan prestasi itu berlanjut pada 2024 dengan meraih Juara 1 MTQ Remaja Putri Kecamatan Kubung dan Juara 3 MTQ
Tingkat Remaja Kabupaten Solok. Di tahun yang sama, Diana juga mengantongi Juara 2 MTQ Pekan Kreativitas Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam serta Juara 1 MTQ HMPS Ekonomi Islam.
Nama Diana semakin kuat di tingkat mahasiswa setelah ia meraih Juara 2 MTQ Antar Mahasiswa se-Sumbar pada 2024 dan
kembali naik ke podium tertinggi pada 2025 sebagai Juara 1.
Di balik semua pencapaiannya, ada satu hal yang Diana anggap sebagai sumber kekuatan dari dukungan keluarga.
ukungan keluarga. “Kalau lagi capek atau ragu, keluarga selalu ada. Mereka percaya saya bisa. Keyakinan itu yang bikin saya terus berusaha,” ujar nya.
Ke depan, Diana berharap seni tilawah semakin diminati generasi muda. Ia ingin melihat lebih banyak qari dan qariah yang berani
tampil dan terus mengasah kemampuan.
“Semoga tilawah bisa jadi inspirasi bagi anak muda lain. Saya ingin melihat lebih banyak yang tumbuh dan percaya diri,” katanya.
Dengan perjalanan panjang sejak usia dini, Diana Zahara membuktikan bahwa konsistensi dan cinta pada Al-Qur’an mampu membawa seseorang menapaki jejak prestasi yang membanggakan. Sosoknya menjadi bukti bahwa tilawah tetap hidup dan berkembang di tangan generasi muda. (h/ipt)






