PADANG, HANTARAN.Co — Gubernur Sumatra Barat, Mahyeldi Ansharullah, tampil percaya diri saat menyampaikan pidato pada pembukaan Konferensi Wakaf Internasional (KWI) 2025 di Hotel Truntum, Kota Padang, Sabtu (15/11/2025).
Di hadapan tokoh nasional, ulama, pimpinan lembaga wakaf, dan tamu internasional, Mahyeldi memamerkan sejumlah capaian besar yang diraih Sumbar dalam dua tahun terakhir, terutama terkait inovasi pembiayaan daerah dan komitmen lingkungan.
Mahyeldi menyebut Sumbar kini menjadi salah satu daerah yang mendapat persetujuan pemerintah pusat untuk menerapkan Sukuk Daerah, sebuah skema pembiayaan syariah yang selama ini hanya dilakukan pemerintah pusat.
“Ini kebanggaan bagi kita. Sumbar mendapat izin melaksanakan Sukuk Daerah sebagai instrumen pembiayaan pembangunan yang lebih sehat, modern, dan berbasis syariah,” ujarnya.
Tak hanya itu, Gubernur juga mengungkap keberhasilan Sumbar menggaet dukungan pendanaan internasional dari berbagai negara berkat komitmen provinsi ini dalam membangun ekonomi hijau.
“Sumbar mendapat dukungan dari Norwegia sebesar 3,5 juta dolar AS dan 20 juta euro dari Jerman, karena keseriusan kita menjadikan Sumbar sebagai Green Province,” ungkapnya.
Mahyeldi menegaskan, berbagai terobosan ini diharapkan dapat memberikan ruang fiskal baru bagi daerah. Apalagi, pada 2026 pemerintah pusat mulai menerapkan kebijakan penyempitan fiskal lewat pemangkasan Tunjangan Kinerja Daerah (TKD).
“Kita harus mencari celah baru untuk membiayai pembangunan. Inovasi keuangan mesti kita dorong, termasuk lewat instrumen wakaf,” ucapnya.
Karena itu, Mahyeldi menyambut Konferensi Wakaf Internasional sebagai momentum strategis bagi Sumbar untuk memperkuat ekosistem wakaf modern. Ia menilai, sinergi antara ranah dan rantau harus menjadi energi baru dalam membangun Sumbar masa depan.
“Dari Sumbar, kami ingin menyerukan: Wakaf untuk dunia menuju ekonomi berkelanjutan,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Gubernur menyampaikan apresiasi kepada berbagai lembaga yang ikut menopang penyelenggaraan kegiatan dan ekosistem wakaf di Indonesia.
“Terima kasih kepada Badan Wakaf Indonesia, Kementerian Agama, Bank BSI, Pondok Pesantren Gontor, BPKH, Bank Nagari, Supreme Energy, Medco Energi, PT Paragon, dan semua pihak yang telah berkontribusi,” ucapnya.
Mahyeldi berharap konferensi ini melahirkan gagasan, model, dan solusi baru bagi penguatan fiskal daerah berbasis wakaf dan instrumen keuangan syariah lainnya.
“Semoga wakaf menjadi spirit moral bagi umat dan bangsa, menjawab harapan daerah-daerah di Indonesia untuk melahirkan inovasi, memperkuat fiskal, dan mendorong kesejahteraan masyarakat,” tutupnya. (h/fzi)







