PADANG,HANTARAN.Co — Konferensi Wakaf Internasional bertema “Wakaf untuk Pembangunan Berkelanjutan” resmi dibuka Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah di Hotel Truntum Padang, Sabtu (15/11/2025).
Forum akademik berskala global yang dihadiri tokoh-tokoh nasional dan internasional itu menjadi momentum penting bagi Sumbar untuk mempertegas komitmennya dalam membangun ekonomi umat berbasis wakaf.
Dalam sambutan pembukaannya, Gubernur Mahyeldi menyampaikan rasa terhormat karena Sumbar dipercaya menjadi tuan rumah kegiatan internasional yang digelar bertepatan dengan 100 Tahun Pondok Modern Darussalam Gontor. Sebuah lembaga pendidikan Islam legendaris yang tumbuh besar dari tradisi wakaf yang kuat.
“Atas nama Pemerintah Provinsi Sumatra Barat, kami mengucapkan selamat datang kepada seluruh peserta dan tamu kehormatan dari tanah air dan mancanegara. Ranah Minang, tanah kelahiran ulama besar seperti Syekh Khatib Al-Minangkabawi dan Syekh Yasin Al-Fadhani, sangat bangga menyambut para pewaris keilmuan dan pejuang ekonomi umat di forum ini,” ujar Mahyeldi.
Konferensi Wakaf Internasional tahun 2025 yang menjadikan Sumbar sebagai tuan rumah ini, dihadiri langsung oleh KH Ma’ruf Amin, ulama nasional dan mantan Wakil Presiden, Ahmad Muzani, tokoh nasional dan legislator serta Menteri Agama RI Prof Nasaruddin Umar.
Selain itu, forum ini juga dihadiri
Grand Syaikh Al-Azhar, Gubernur Bank Indonesia, Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI) Kamaruddin Amin, Ketua Baznas RI, Kepala PJKH BPKH Fadly Imansyah
Pimpinan Pondok Modern Gontor hingga delegasi Universiti Kuala Lumpur Malaysia dan para ulama dan akademisi dari Timur Tengah lainnya.
Dijadwalkan sejumlah ulama dan akademisi besar dunia seperti
Mustafa Dasuki (Mesir) Syekh Mahmud Hasan (Mesir) Dr Maryam Al-Dhalef (Kuwait), Dr Ala Uwaidah (Arab Saudi) Rahim Ridha (Maroko) akan menjadi pembicara dalam forum yang dihadiri berbagai lembaga keuangan syariah serta akademisi ekonomi Islam ini
Sebanyak 28 pembicara internasional dan nasional akan tampil dalam rangkaian diskusi, pelatihan wazir Wakaf Investment Gathering serta perumusan Risalah Wakaf Sumbar yang direncanakan bakal menjadi acuan wakaf secara nasional nantinya.
Dalam sambutannya, Mahyeldi menegaskan bahwa wakaf memiliki makna spiritual sekaligus sosial yang dalam, yaitu keikhlasan, kebersamaan, dan keadilan sosial.
Ia menyebutkan bahwa Indonesia memiliki potensi wakaf yang luar biasa. Data Badan Wakaf Indonesia menunjukkan Aset wakaf nasional mencapai lebih dari Rp 2.000 triliun,
Tanah wakaf seluas 57 ribu hektar.
Bahkan, Nilai wakaf uang yang telah terkumpul hingga pertengahan 2025 sudah mencapai triliunan rupiah dan masih terus meningkat
“Namun di banyak daerah, wakaf kita masih didominasi untuk fungsi sosial, belum sepenuhnya bergerak ke penguatan ekonomi umat. Padahal potensinya sangat besar untuk pengentasan kemiskinan, pendidikan, kesehatan, UMKM, dan ketahanan sosial,” tegas Mahyeldi.
Gubernur mengingatkan bahwa masyarakat Minangkabau memiliki tradisi wakaf yang panjang. Banyak surau, madrasah, hingga pesantren tumbuh dari wakaf.
“Tradisi itu harus kita kelola secara modern, profesional, dan produktif. Penyelenggaraan Konferensi Wakaf Internasional ini menjadi langkah strategis bagi Sumbar memperkuat ekosistem wakaf di tingkat nasional maupun global,” tutupnya. (h/fzi).







