PESISIR SELATAN, HANTARAN.Co — Wakil Bupati Pesisir Selatan, Risnaldi Ibrahim, meresmikan kegiatan Tanam Serentak Sawah Pokok Murah (SPM) dengan Metode Mulsa Tanpa Olah Tanah (MTOT) di Kantor BPP IV Jurai, Jumat (14/11/2025). Kegiatan ini menjadi salah satu langkah konkrit pemerintah daerah dalam mendukung program swasembada pangan, selaras dengan target nasional Presiden Prabowo Subianto.
Acara tersebut juga dihadiri Anggota DPRD Pesisir Selatan dari Dapil I, Aprinal Tanjung, Baslianti Ilyas, Gusmen, dan Teguh Dehalsa, serta perwakilan Kodim 0311 Pesisir Selatan, Kejari Pessel, Kapolsek IV Jurai, BUMN dan BUMD, Camat IV Jurai, para wali nagari, BPP, dan Brigade Pangan se-Kecamatan IV Jurai.
Dalam sambutannya, Wabup Risnaldi menegaskan bahwa Kabupaten Pesisir Selatan memiliki potensi besar untuk menopang program Nagari Kanyang dengan luas sawah mencapai 22.746 hektare. Pada 2025, pemerintah pusat mengintervensi 10.863 hektare atau 48 persen dari total luas sawah melalui program optimasi lahan, pembangunan fasilitas irigasi, embung mini, hingga bantuan pengolahan lahan dan bibit bagi 440 kelompok tani.
Intervensi tersebut merupakan tindak lanjut cepat dari respons Menteri Pertanian, Amran Sulaiman atas usulan program yang diajukan Pemkab Pessel.
Risnaldi juga menekankan pentingnya peran 55 unit brigade pangan yang diisi petani milenial sebagai motor modernisasi pertanian daerah. Para petani muda tersebut telah menyiapkan lahan percontohan seluas 2,5 hektare yang menjadi lokasi tanam serentak metode MTOT.
Selain itu, Wabup Risnaldi turut mengingatkan kios dan distributor pupuk subsidi agar mematuhi Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah diturunkan sebesar 20 persen oleh pemerintah pusat.
“Jika ada yang menjual di atas HET, izin usaha akan dicabut dan dipidanakan,” ujar Risnaldi.
Usai meresmikan kegiatan, Wabup Risnaldi turun langsung ke sawah dan ikut menanam padi bersama petani, OPD terkait, serta brigade pangan sebagai simbol dimulainya tanam serentak MTOT di Kecamatan IV Jurai.
Sebelumnya, Pimpinan BPP IV Jurai, Okta Novia, menyampaikan bahwa kegiatan tanam serentak ini sepenuhnya merupakan swadaya BPP, Dinas Pertanian, brigade pangan, dan kelompok tani. Ia menegaskan bahwa metode MTOT telah terbukti mampu menghasilkan panen hingga 7 ton gabah kering per hektare.
“Teknologi ini masih hangat dibicarakan di tingkat Sumatera Barat. Modalnya minim, tetapi mampu meningkatkan produksi gabah kering,” jelas Okta.
Okta juga mengungkapkan bahwa WKPP Salido memiliki hamparan sawah seluas 150,46 hektare yang berpotensi dikembangkan menjadi kawasan wisata tani, seperti Lembur Pakuan di Jawa Barat.
“Kami berharap Bapak Wakil Bupati dapat melihat potensi besar ini sebagai peluang investasi daerah dengan menggabungkan sektor pertanian dan pariwisata,” katanya.
Dengan peresmian kegiatan tanam serentak MTOT ini, pemerintah daerah berharap modernisasi pertanian di Pesisir Selatan dapat berjalan lebih cepat, produktivitas meningkat, serta visi swasembada pangan dapat tercapai dalam waktu dekat. (h/kis)







