Limapupuhkota, hantaran.Co–Meningkatkan pengetahuan petani lokal, Bank Indonesia (BI) Sumatra Barat (Sumbar) kembali memberikan sekolah lapang DAUN di Harau Lima Puluh Kota, Selasa (11/11/2025). Hal tersebut dilakukan memperkuat perekonomian petani lokal dengan mengedepankan metode pertanian yang efisien dan berkelanjutan melalui sekolah lapang.
Kepala Perwakilan BI Sumbar M. Abdul Majid Ikram bersama stakeholder terkait langsung datang ke lokasi Lima Puluh Kota untuk bersama memberikan pengetahuan langsung kepada para petani lokal.”Salah satu metode yang diandalkan dalam program sekolah lapang ini adalah dengan metode Mulsa Tanpa Olah Tanah (MTOT), yang dirancang untuk menghemat biaya pengolahan tanah, mempercepat musim tanam, dan menurunkan biaya produksi secara keseluruhan. Terutama dalam pengembangan padi organik yang bebas kimia,” kata Majid.
Majid menuturkan, selain meningkatkan produktivitas padi ia juga menerapkan teknologi untuk mengurangi polusi terhadap padi. Menariknya lagi, ia juga menantang anak-anak muda yang petani untuk bisa belajar menjadi petani.”Jadi ini Alhamdulillah sekitar 60 sampai 70% petani yang belajar di sini adalah anak-anak muda di bawah umur 50 tahun,” tambahnya.
Kegiatan tersebut, sebut Masjid merupakan tahap ke empat yang dilakukan sekolah lapang di Sumbar. Petani yang hadir tidak hanya petani di Lima Puluh Kota, namun juga petani di kabupaten terdekat dari daerah tersebut. “Dengan metode MTOT tersebut kami berharap hasil pertanian atau produktivitas bisa naik sekitar 10 sampai 20 persen,” ucapnya.
Dengan langkah-langkah tersebut, BI tentu saja melibatkan para pakar dibidangnya yang paham dan mengerti soal pertanian serta juga telah menjadi pelaku langsung atau menjadi petani.
“Nah salah satu guru utama yaitu para petani yang ada di Solok Selatan yang sudah berhasil menjadi petani yang telah menerapkan metode tersebut. Nah memang yang kita cari itu adalah pelaku langsung karena merekalah yang memberikan pengarahan kepada petani di sini dengan pengalaman yang telah dijalani,” ujarnya lagi.
Tidak lupa BI juga menggandeng BMKG untuk bisa menjelaskan pada tahun 2026 bagaimana kondisi cuaca. Supaya petani tidak lengah lagi dan bisa mencari jalan langsung hal apa yang perlu disiapkan.”Jangan sampai kejadian pada tahun-tahun sebelumnya terjadi lagi seperti cabai dan bawang merah. Nah itu yang perlu kita antisipasi ke depannya,” tandasnya.
Sementara itu, dalam kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Kepala Dinas Pertanian Sumbar Afniwirman. Ia menuturkan, bahwa langkah ini baik sekali untuk para petani.”Kami berharap kepedulian ini bukan hanya dari BI saja, namun juga dari pihak lainnya seperti pihak swasta lainnya,” katanya.
Ia menyampaikan, bahwa petani sawah sudah cukup lama menggunakan pupuk bahan kimia. Tentu saja berdampak kepada hasil produksi. “Dengan metode ini tentu tidak menggunakan bahan pestisida dan hasil akan menjadi baik dan hama tidak ada lagi. Juga memperbaiki struktur tanah dan fisik tanah. Kemudian, adanya ikan-ikan kecil di sawah dan iklim sawah mulai normal kembali,” sebutnya.







