BUKITTINGGI, HANTARAN.Co – Universitas Islam (UIN) Bukittinggi bersama Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Sumbar dan Gerakan Pemuda Tani (Gempita) Korwil Sumbar melakukan panen padi bersama di demplot padi organik di Dusun Halalang, Jorong Kambing VII, Nagari Gaduik, Kecamatan Tilatang Kamang, Kabupaten Agam, Sumbar, Senin (10/11/2025).
Ketua KTNA Sumbar Asnal Zakri, mengatakan secara kasat mata hasil padi jenis kuruik kusuik menggunakan pupuk organik cair Herdanic ini lebih unggul di banding padi lain yang sejenisnya.
“Saya melihat proses tumbuhnya dari awal sampai panen ini cukup bagus. Rata-rata tingginya mencapai 130 sentimeter, anakannya banyak mencapai 60 hingga 70 anakan per rumpun. Malainya juga lebih panjang,” ujar Asnal.
Sementara tingkat kebernasan menurut Asnal dari masing-masing butiran padi ini cukup gemuk. Saat ini timnya sedang menunggu hasil sampel panen padi tersebut.
Kalau hasil panen ini nantinya bagus, maka ini bisa dikatakan sebuah lompatan teknologi.
“Kita menggunakan pembenah tanah yang super unggul dibanding produksi jenis biasa,” kata Asnal. Asnal berharap nantinya hasil panen jauh lebih baik dari yang biasa.
Sementara itu, Ketua Korwil Gempita Sumbar Nurkhalis merasa optimis jika hasil panen padi organik kali ini bisa lebih meningkat. Nurkhalis melihat rata-rata anakan padi ini di atas 60.
Menurutnya, dengan hanya 30 batang dalam 1 rumpun, biasanya menghasilkan panen dari 3 sampai 4 ton perhektare.
“Kita yakin kalau hari ini hasilnya rata, hasilnya bisa mencapai 7 ton,” ujar Nurkhalis. Jika hasil panen tinggi, menurut Nur Khalis ini merupakan sebuah kemajuan pertanian di Sumbar.
“Mudah-mudahan ini bisa dijadikan contoh untuk bagaimana ke depan dalam meningkatkan hasil produksi pertanian,” harap Nurkhalis.
Dukungan UIN Bukittinggi
Wakil Rektor I Universitas Islam Negeri (UIN) Bukittinggi, Dr. Afrinaldi, S.Sos.I., MA menyebut, UIN akan terus support terhadap kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat.
Menurutnya, ini adalah sebuah terobosan baru dan UIN akan merespons dalam program pemberdayaan masyarakat.
“Jangka panjangnya kita akan membuka program studi baru yang arahnya adalah kajian-kajian secara riset dan tentunya akan menjadi sebuah isu nasional,” ujarnya.
Menurutnya, dari Kementerian Agama, ini adalah program ekoteologi.
“Ekoteologi adalah program yang ramah dengan kondisi alam, yang harus dibarengi dengan nilai-nilai relegius,” ujarnya.
Wakil Rektor II UIN Bukittinggi Prof. Dr. Iiz Izmuddin, MA menambahkan, UIN Bukittinggi akan membuka Fakultas Saintek untuk mendukung keilmuan dan teknologi seperti pengembangan padi organik.
Padi organik ini merupakan jenis kuruik kusuik yang menggunakan pupuk organik cair bernama Herdanic.
Pada saat panen ini padi telah berusia 128 hari. Sementara untuk padi jenis kuruik kusuik, normalnya akan panen pada usia 135 hari sampai 155 hari.
Ini berarti, masa panen di demplot padi Agam ini lebih cepat 7 hari.
Saat panen, rata-rata tinggi padi mencapai 130-140 sentimeter, dengan rata-rata anakan padi dalam satu rumpun mencapai 60 hingga 70 anakan per-rumpun.
Herdanic adalah pupuk cair hayati majemuk organik asal Agam Sumatera Barat yang berfungsi untuk menyuburkan tanah dan meningkatkan kualitas tanaman.
Pupuk ini mengandung unsur hara makro dan mikro, serta bakteri pengurai yang dapat memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kesehatan tanaman, dan memberikan hasil panen yang lebih baik.
Keunggulannya termasuk harga yang lebih ekonomis, ramah lingkungan, serta dapat menjadi solusi alternatif di tengah kelangkaan dan mahalnya pupuk konvensional.(h/yrs).







