Ekonomi

PTF Se-Indonesia Perkenalkan Teh Celup Mengkudu di Pariaman

2
×

PTF Se-Indonesia Perkenalkan Teh Celup Mengkudu di Pariaman

Sebarkan artikel ini
mengkudu

Pariaman, hantaran.Co–Kota Pariaman menjadi pusat kolaborasi nasional Perguruan Tinggi Farmasi (PTF) se-Indonesia dalam kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk Edukasi Obat Dan Pemanfaatan Tanaman Obat Lokal, Sabtu (8/11/2025). Bertempat di Kantor Desa Talago Sariak Kecamatan Pariaman Timur, kegiatan ini sekaligus memperkenalkan inovasi teh celup berbahan mengkudu sebagai produk kesehatan dan ekonomi masyarakat.

Acara ini dihadiri oleh Wakil Wali Kota Pariaman, Mulyadi, yang menyambut langsung rombongan akademisi. Dalam sambutannya, Mulyadi mengapresiasi langkah para farmasis yang tidak hanya bergerak di dunia laboratorium, tetapi juga hadir langsung di tengah masyarakat untuk mengembangkan kekayaan alam daerah.

“Ini bukti bahwa farmasi tidak hanya berkutat di balik meja apotek, tetapi juga menjadi agen kemajuan daerah. Kami berharap sinergi ini bisa melahirkan produk kesehatan berbahan dasar mengkudu yang bernilai ekonomi tinggi bagi masyarakat Pariaman,” ujar Mulyadi.

Kegiatan tersebut diikuti oleh lebih dari 22 Perguruan Tinggi Farmasi dari seluruh Indonesia, menjadikannya pengabdian nasional kolaboratif pertama yang diadakan di Kota Pariaman.

Selain edukasi tentang obat kimia dan tradisional, peserta juga mendapatkan pelatihan pembuatan teh celup dari buah mengkudu.

Dekan Fakultas Farmasi Universitas Andalas Padang, Fatma Sri Wahyuni, selaku ketua rombongan, mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk nyata komitmen perguruan tinggi dalam meningkatkan literasi kesehatan masyarakat.

“Kami ingin masyarakat memahami bagaimana memilih, menggunakan, dan menyimpan obat dengan benar, serta bagaimana tanaman obat di sekitar mereka bisa menjadi solusi kesehatan,” jelasnya.

Menurut Fatma, buah mengkudu yang dikenal beraroma kuat dan berasa pahit, berhasil diolah menjadi produk teh celup yang praktis, tahan lama, dan lebih mudah diterima lidah masyarakat.

 Inovasi ini tak hanya memberikan nilai tambah dari sisi kesehatan, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi warga lokal.

“Pemanfaatan mengkudu ini diharapkan dapat menjadi alternatif alami untuk antihipertensi dan antioksidan, dengan bentuk sediaan yang lebih modern dan nyaman dikonsumsi,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kominfo Kota Pariaman, Yalviendri, yang mewakili Wali Kota Pariaman, menyampaikan apresiasi tinggi kepada seluruh akademisi yang berkolaborasi.

Ia menilai kegiatan tersebut sebagai contoh nyata sinergi antara ilmu pengetahuan dan pemberdayaan masyarakat.

“Inovasi teh celup mengkudu bukan hanya tentang kesehatan, tapi juga tentang bagaimana kita mengangkat potensi pangan lokal menjadi produk unggulan daerah,” ungkapnya.

Kegiatan ini diikuti oleh 100 peserta dari masyarakat Desa Talago Sariak yang antusias mengikuti penyuluhan dan pelatihan pembuatan teh celup.

Selain pengetahuan tentang obat dan tanaman herbal, peserta juga diajak memahami cara menjaga keamanan dan mutu produk olahan tradisional.

Melalui kegiatan kolaboratif ini, Pemko Pariaman berharap sinergi antara akademisi dan masyarakat terus berlanjut, tidak berhenti pada tahap penyuluhan.

“Kami ingin kegiatan ini menjadi awal kemandirian masyarakat dalam memanfaatkan potensi alam secara ilmiah dan berkelanjutan,” tutup Yalviendri.