Padang, hantaran.Co–Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di berbagai daerah di Sumatera Barat (Sumbar) hingga kini masih kerap berulang. Fenomena ini dinilai sebagai sinyal serius bagi kesehatan sistem transportasi dan ekonomi daerah.
Pakar Transportasi dan Kebijakan Publik, Dr. Yostrizal, PhD, menegaskan bahwa BBM memiliki peran vital dalam menggerakkan aktivitas ekonomi masyarakat. “BBM ibarat darah bagi transportasi, dan transportasi adalah darah bagi perekonomian,” ujarnya kepada Haluan, Minggu (9/11/2025).
Oleh karenanya, setiap kali terjadi kelangkaan minyak, roda ekonomi daerah ikut tersentak lantaran terganggunya arus distribusi barang dan mobilitas masyarakat.
Yostrizal menyebut fenomena ini bukanlah hal baru. Sudah sejak lama peringatan tentang keterbatasan stok BBM di bumi telah disampaikan oleh banyak pihak. Namun, langkah strategis untuk mengantisipasi dan mengelola penggunaan energi fosil masih belum kuat.
“Kelangkaan Bahan Bakar Minyak bukan hal baru. Stoknya di perut bumi sudah sangat terbatas. Oleh karena itu, perlu segera dicarikan sumber tenaga baru,” katanya.
Untuk itu, ia mendorong pemerintah untuk menggalakkan penghematan energi dan memperkuat sistem transportasi publik sebagai solusi jangka panjang. “Gunakan angkutan umum massal, kurangi kendaraan pribadi. BBM seharusnya diprioritaskan untuk angkutan umum dan angkutan barang,” tuturnya.
Lebih jauh, akademisi Universitas Andalas (UNAND) itu juga menyoroti adanya dimensi politik dalam pengelolaan BBM di Indonesia. Menurutnya, meskipun sulit dibuktikan, tidak jarang isu Bahan Bakar Minyak dimanfaatkan untuk kepentingan politik tertentu.
“Saya tidak berani mengatakan ada kebocoran. Tapi bisa saja ada penyalahgunaan kuota, atau karena memang jumlah kendaraan terus meningkat. Tapi yang jelas, BBM sering kali dijadikan alat bargaining politik,” ujarnya.
Yostrizal menilai, kondisi ini menunjukkan perlunya kebijakan energi yang lebih berpihak pada kepentingan publik. Pemerintah daerah (pemda) bersama Pertamina dan instansi terkait perlu berkoordinasi lebih baik dalam memastikan distribusi Bahan Bakar Minyak berjalan transparan, adil, dan efisien.
“Selama masyarakat masih bergantung penuh pada BBM, maka setiap kelangkaan akan selalu menjadi krisis ekonomi kecil,” tuturnya.





