Ekonomi

Pertumbuhan Ekonomi Sumbar Terendah Kedua di Sumatera

5
×

Pertumbuhan Ekonomi Sumbar Terendah Kedua di Sumatera

Sebarkan artikel ini
Perdagangan

Padang, hantaran.Co–Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ekonomi Sumatera Barat (Sumbar) pada triwulan III tahun 2025 tumbuh sebesar 3,36 persen year-on-year (y-on-y). Ironisnya, pertumbuhan ini menjadi yang terendah kedua di Pulau Sumatera.

Kepala BPS Sumbar, Sugeng Arianto menuturkan, perekonomian Sumbar triwulan III tahun 2025 dihitung berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai 88,31 triliun rupiah dan atas harga konstan 2010 mencapai 51,65 triliun rupiah.

“Ekonomi Sumbar triwulan III/2025 terhadap triwulan II/2025 secara quarter-to-quarter (q-to-q) mengalami kontraksi sebesar 0,10 persen,” kata Sugeng dalam keterangan resmi, Jumat (7/11/2025).

Lapangan usaha yang mengalami kontraksi paling dalam adalah lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 21,04 persen, diikuti lapangan usaha transportasi dan pergudangan sebesar 5,64 persen. Lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan yang memiliki peran dominan juga terkontraksi sebesar 0,11 persen. Adapun pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha industri pengolahan sebesar 8,81 persen, serta lapangan usaha jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 7,82 persen.

Sugeng mengatakan, struktur PDRB Sumbar menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku triwulan III/2025 secara kontribusi tidak menunjukkan banyak perubahan. Perekonomian Sumbar didominasi oleh lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 21,79 persen, diikuti oleh lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 17,10 persen, lapangan usaha transportasi dan pergudangan sebesar 10,62 persen, lapangan usaha konstruksi sebesar 9,65 persen, dan lapangan usaha industri pengolahan sebesar 9,04 persen.

“Peranan kelima lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Sumbar sendiri mencapai 68,20 persen,” katanya.

Ia melanjutkan, ekonomi Sumbar pada triwulan III/2025 tumbuh sebesar 3,36 persen (y-on-y) dibanding triwulan III-2024. Lapangan usaha jasa lainnya serta lapangan usaha industri pengolahan, secara berurutan mengalami pertumbuhan yang paling tinggi, yaitu sebesar 10,10 persen dan 9,06 persen, diikuti lapangan usaha jasa pendidikan sebesar 7,69 persen, serta lapangan usaha jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 6,93 persen.

Sementara itu, lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan yang memiliki peran dominan tumbuh sebesar 2,83 persen. Adapun, lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor tumbuh sebesar 4,81 persen, sementara lapangan usaha transportasi dan pergudangan terkontraksi sebesar 0,95 persen, dan lapangan usaha konstruksi juga mengalami kontraksi sebesar 1,02 persen.

Sementara itu, secara kumulatif, ekonomi Sumbar sampai dengan triwulan III/2025 tumbuh sebesar 3,94 persen (c-to-c). Seluruh lapangan usaha tumbuh positif, kecuali lapangan usaha konstruksi yang terkontraksi sebesar 0,49 persen. Lapangan usaha jasa lainnya serta lapangan usaha jasa kesehatan dan kegiatan sosial, secara berurutan mengalami pertumbuhan yang paling tinggi, yaitu sebesar 7,35 persen dan 6,78 persen, diikuti lapangan usaha informasi dan komunikasi sebesar 6,56 persen, serta lapangan usaha real estat sebesar 6,36 persen.

Sedangkan lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan yang memiliki peran dominan tumbuh sebesar 4,40 persen. Adapun lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor tumbuh sebesar 4,27 persen, serta lapangan usaha transportasi dan pergudangan tumbuh sebesar 2,13 persen.

Secara spasial, struktur perekonomian Pulau Sumatera pada triwulan III/2025 didominasi oleh Provinsi Sumatera Utara dengan kontribusi terhadap PDRB Pulau Sumatera sebesar 23,58 persen, diikuti Riau sebesar 22,95 persen, Sumatera Selatan sebesar 13,85 persen,

Lampung sebesar 10,13 persen, Kepulauan Riau sebesar 7,07 persen, Jambi sebesar 6,68 persen, Sumatera Barat sebesar 6,60 persen, Aceh sebesar 4,90 persen, Kepulauan Bangka Belitung sebesar 2,17 persen, dan Provinsi Bengkulu sebesar 2,07 persen.

“Pada triwulan III/2025, pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh Provinsi Kepulauan Riau, yaitu sebesar 7,48 persen, diikuti oleh Sumatera Selatan sebesar 5,20 persen, Lampung sebesar 5,04 persen, Riau sebesar 4,98 persen, Jambi sebesar 4,77 persen, Bengkulu sebesar 4,56 persen, Sumatera Utara 4,55 persen, Aceh sebesar 4,46 persen, Sumatera Barat sebesar 3,36 persen, dan Kepulauan Bangka Belitung sebesar 3,21 persen,” kata Sugeng.