Agam, hantaran.Co–Memastikan ketersediaan kebutuhan pokok, serta menjaga stabilitas harga pangan di Sumatera Barat (Sumbar), Bank Indonesia (BI) melakukan monitoring ke lahan pertanian bawang merah, cabai, dan padi di Kelompok Tani Marapi Milenial, Nagari Canduang Koto Laweh, Kabupaten Agam, Kamis (6/11/2025).
Pantauan Haluan, di ladang bawang merah, Kelompok Tani Marapi Milenial, terlihat penanaman bibit bawang merah sudah berusia 20 hari. Diperkirakan, sekitar 40 hari ke depan, panen bawang merah akan dilakukan.
Ketua Kelompok Tani Marapi Milenial, M. Ridha menyampaikan, bahwa dari 1/4 hektar tanah yang ia garap, ditanami bawang merah yang telah berusia 20 hari. Setidaknya, dalam 40 hari ke depan, ia akan bisa memanen bawang merah sekitar 2 ton.
“Dari awal penanaman hingga bisa panen, membutuhkan waktu sekitar 60 hari jika cuaca baik. Namun, jika cuaca tidak baik atau tidak hujan maka berpengaruh kepada kualitas bawang merah nantinya,” kata Ridha.
Saat ini, harga bawang merah di tingkat petani berkisar harga Rp22.000 hingga Rp25.000 per kg. Bawang tersebut dijual langsung ke beberapa pasar yang ada di Bukittinggi.
Selain bawang merah, kelompok tani tersebut juga melakukan penanaman cabai dengan luas 1/4 hektar yang sudah sampai kepada 25 kali petikan setiap minggunya. Setidaknya, ada sekitar 100 kg cabai merah yang sudah dipetik setiap minggunya.
“Karena cuaca dalam dua bulan ini sudah mulai stabil, ada hujan, maka petikan cabai merah sudah mencapai pada 100 kg sekali petik. Pemetikan dilakukan setiap minggunya,” ujarnya.
Untuk harga cabai merah ditingkat petani saat ini berkisar harga Rp60.000 per kg. Diperkirakan, harga tersebut akan terus turun landai jika produksi cabai merah stabil tanpa kendala.
“Saat ini kendala sudah mulai teratasi, ditambah lagi adanya pasokan cabai merah datang dari Medan atau daerah lainnya. Sehingga harga bisa stabil dan terus turun sedikit demi sedikit,” lanjutnya.
Tidak hanya tanaman hortikultura, kelompok tani tersebut juga melakukan penanaman padi yang saat ini menunggu hasil panen. Setidaknya, ada sekitar 15 hektar luas tanaman padi yang dikelola oleh kelompok tani tersebut.
“Untuk padi, bisa menghasilkan gabah sekitar 6-7 ton setiap hektarnya, namun, tidak semuanya sekali waktu panen. Dengan harga Rp8.000 per kg harga gabah di tingkat petani,” sambungnya.
Sementara itu, Kepala Tim Implementasi (KEKDA) Bank Indonesia (BI) Sumbar Lukman Hakim yang berkesempatan hadir dalam peninjauan tersebut, mengatakan, bahwa monitoring yang dilakukan memastikan pasokan aman, produksi di lahan pertanian juga berjalan lancar tanpa kendala.
“Kami telah melihat bersama lahan pertanian telah bergerak dengan baik. Tujuannya tentu supaya hasil panen bisa terjaga dan juga bisa menjaga laju inflasi di Sumbar,” sebut Lukman.
Selain itu, BI Sumbar juga berupaya memenuhi kebutuhan seperti sarana dan prasarana yang sangat dibutuhkan oleh petani di lapangan. Salah satu bantuan yang diberikan BI saat itu adalah becak motor (betor).
“Betor merupakan kendaraan yang paling dibutuhkan saat ini oleh petani untuk alat angkut produksi. Kami berharap kelompok tani bisa menggunakannya dengan baik sesuai kebutuhan,” ucapnya.
Pada kesempatan tersebut, Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian Nagari Canduang Koto Laweh Dinas Pertanian Kabupaten Agam Virgi Astuty, SP menambahkan, bahwa ada tiga nagari di Kecamatan Canduang Kabupaten Agam telah dilakukan teknologi tanam padi dengan sawah pokok murah (SPM).”Masing-masing nagari telah menganggarkan sekolah lapang untuk kegiatan SPM bagi penanaman padi. Dan Alhamdulillah berjalan lancar,” pungkasnya.






