BeritaPendidikan

PGSD PSDKU UNP Sawahlunto Tingkatkan Literasi Siswa SD Nagari Pagaruyung

21
×

PGSD PSDKU UNP Sawahlunto Tingkatkan Literasi Siswa SD Nagari Pagaruyung

Sebarkan artikel ini

SAWAHLUNTO, hantaran.co   Literasi dan numerasi bukan hanya sekadar keterampilan membaca dan berhitung, tetapi fondasi penting bagi masa depan anak-anak. Pembelajaran akan lebih bermakna jika dikaitkan dengan kearifan lokal, sehingga siswa tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga mengenal budaya dan identitasnya.

Hal itu dikatakan Ketua Tim Pengabdian kepada Masyarakat UNP, Dra. Zuryanty, M.Pd., di sela kegiatan pengabdian masyarakat dari Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU) Kota Sawahlunto, FIP, UNP.

“Literasi dan numerasi berbasis kearifan lokal adalah pendekatan pembelajaran yang memadukan keterampilan membaca, menulis, dan berhitung dengan budaya, tradisi, serta pengetahuan lokal yang hidup di masyarakat setempat Artinya, teks bacaan, soal numerasi, maupun aktivitas pembelajaran diambil dari contoh nyata kehidupan sehari-hari masyarakat sekitar,” katanya kepada Haluan kemarin.

Ia mencontohkan, literasi dengan membaca cerita rakyat Minangkabau, legenda Pagaruyung, atau teks tentang adat istiadat lokal, lalu mendiskusikannya untuk memahami nilai-nilai budaya. Sementara numerasi berupa menghitung hasil panen padi, mengukur luas sawah, atau menghitung jumlah kain songket dalam transaksi jual beli, sehingga siswa belajar matematika dengan konteks kehidupan sehari-hari.

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dengan tema “Penguatan Literasi dan Numerasi Siswa Sekolah Dasar di Nagari Pagaruyung Berbasis Kearifan Lokal” berlangsung selama dua hari, pada Kamis dan Jumat,  (14–15/8).

Kegiatan ini diikuti oleh guru-guru dari beberapa sekolah dasar di Nagari Pagaruyung, yaitu UPT SDN 01 Pagaruyung, UPT SDN 08 Pagaruyung, UPT SDN 12 Pagaruyung, serta UPT SDN 15 Pagaruyung. Kehadiran para pendidik ini menjadi bagian penting dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran literasi dan numerasi yang berpijak pada kekayaan budaya lokal.

Tim pelaksana pengabdian terdiri dari dosen-dosen PGSD PSDKU UNP Sawahlunto, yaitu Dra. Zuryanty, M.Pd. sebagai ketua, didampingi oleh Dr. Melva Zainil, M.Pd., Atri Waldi, M.Pd., Refiona Andika, M.Pd., Sartono, M.Pd., dan Nana Fauzana Azima, M.Pd. Selain itu, dua mahasiswa, yakni Natasya Calesta dan Sabila Nurfaidah, juga turut terlibat aktif dalam kegiatan ini.

Kegiatan dibuka secara resmi oleh Pengawas Kabupaten Tanah Datar Wilayah Tanjung Emas. Dalam kesempatan tersebut, para guru menyampaikan apresiasi dan rasa syukur atas terselenggaranya program ini. Ketua Gugus 1 Pagaruyung, Naizatul Maskar, S.Pd.SD, menyebutkan bahwa kegiatan ini menjadi momentum penting untuk memperbarui keterampilan guru dalam mengajarkan literasi dan numerasi, sehingga diharapkan dapat berdampak pada hasil Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) siswa di masa mendatang.

Hal senada juga diungkapkan oleh salah seorang guru dari SDN 08 Pagaruyung, Dika, yang menilai kegiatan ini sangat membantu guru dalam memahami pembelajaran mendalam. “Selama ini kami belum mendapat sosialisasi terkait pembelajaran berbasis deep learning. Kehadiran tim UNP memberikan pencerahan tentang bagaimana mengimplementasikannya di kelas,” ujarnya.

Dalam pelaksanaannya, berbagai kompetensi disampaikan oleh tim pengabdian, di antaranya Modul Ajar Berbasis Kearifan Lokal dengan Pendekatan Deep Learning oleh Dr. Melva Zainil, M.Pd., Media Literasi Berbasis Kearifan Lokal oleh Nana Fauzana Azima, M.Pd., Media Numerasi Berbasis Kearifan Lokal oleh Sartono, M.Pd., serta Asesmen Literasi dan Numerasi Berbasis Kearifan Lokal oleh Atri Waldi, M.Pd. dan Refiona Andika, M.Pd.

“Kegiatan pengabdian masyarakat ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi siswa sekolah dasar, tetapi juga menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya Nagari Pagaruyung. Dengan mengintegrasikan kearifan lokal dalam pembelajaran, siswa diharapkan dapat lebih bersemangat belajar sekaligus melestarikan warisan budaya yang menjadi identitas daerah mereka,” tutupnya.

Wtz/hantaran.co