PADANG, hantaran.co — pakar gempa yang juga akademisi di UNP Pakhrur Razi, Ph.D mengatakan Gempa 6.9 utara Siberut atau selatan Nias merupakan gempa dangkal yang disebabkan oleh adanya pergerakan sesar naik yang beberapa bulan dan tahun belakang juga terjadi.
“Jika kira urutkan dari selatan, telah terjadi gempa yang sejalur dengan gempa ini adalah rentetan gempa utara pulau enggano, kemudian sisi barat pagai selatan, sisi barat Sipora terus ke Siberut selatan (Taileleu) siberut tenggah dan sekarang di utara siberut,” kata Pakhrur.
Menurut Alumni Chiba University Japan ini, gempa ini tentu berpengaruh ke sesar Mentawai. Namun jika dibandingkan dengan potensi gempa yang ada di seismic gap Kepulauan Mentawai, besaran gempa 6.9 yang setelah di koreksi menjadi 6.7 belum signifikan. Sebab posisi gempa hari ini berdekatan degan gempa yang terjadi pada 1797 dengan magnitudo 8.5.
“Namun sampai saat ini belum bisa kita pastikan, akan tetapi berdasarkan intensitas gempa after shock telah menurun. setelah terjadi gempa utama kemudian diikuti oleh gempa susulan yang salah satunya dengan M 6.0 dan menjadi M 5.7 setelah di koreksi. Mudah-mudahan tidak ada gempa yang dengan Magnitudo besar,” ucapnya.
Ia mengimbau masyarakat selalu waspada, menginggat kita berada di daerah rawan gempa baik yang diakibatkan oleh gempa darat yang bersumber dari sesar sumatra maupun dari sisi barat pulau sumatra, sesar mentawai dan zona megathrust.
“Bagi masyarakat yang memiliki anak usia sekolah, hendaknya telah diajarkan bagaimana cara meyelamatkan diri jika terjadi gempa bumi baik berada disekolah maupun di rumah. Dan jika gempa berpotensi tsunami, anak-anak kita juga hendaknya sudah tau kemana dan bagaimana mereka menyelamatkan diri,” ucapnya menutup. (*)
Yesi/hantaran.co






