Kesehatan

Lab Covid-19 UNP Tunggu Izin Kemenkes

8
×

Lab Covid-19 UNP Tunggu Izin Kemenkes

Sebarkan artikel ini
UNP
Gedung Rektorat UNP. IST

Kami sudah siap. Dari segi fasilitas, UNP punya pusat kajian halal yang juga melakukan tes DNA, sehingga bisa juga untuk dilakukan pemeriksaan sampel. Kini kita menunggu izin dari Kemeterian Kesehatan. Kami sudah menyiapkan SDM yang akan bertugas.

Prof. Ganefri, Ph.D

Rektor Universitas Negeri Padang

PADANG, hantaran.co –- Pengoperasian laboratorium pemeriksaan Covid-19 di salah satu laboratorium Universitas Negeri Padang (UNP) tengah menunggu izin dari Kementerian Kesehatan. Peningkatan fasilitas yang diupayakan Pemprov Sumbar itu harus diiringi jangkauan pemeriksaan dan pelacakan yang lebih luas dalam rangka mengendalikan pandemi.

Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Sumbar, Defriman Djafri, mengatakan, rencana penambahan laboratorium pemeriksaan Covid-19 di Sumbar adalah langkah tepat dalam upaya menekan pandemi, karena potensi kasus positif Covid-19 akan lebih cepat terdeteksi.

“Dalam upaya pengendalian Covid-19, selain meningkatkan kapasitas testing, pengendalian mesti dilakukan lebih komprehensif dari hulu ke hilir. Di antaranya, dengan meningkatkan kemampuan tenaga dalam pelacakan, menyiapkan tempat isolasi, dan meningkatkan kapasitas sarana rawatan,” kata Defriman kepada Haluan, Minggu (13/6/2021). 

Menurut Defriman, kapasitas testing, tracing, dan fasilitas penunjang tidak dapat dipisahkan antara satu dan lainnya, karena sudah menjadi sebuah rangkaian upaya yang komprehensif dan utuh dalam pengendalian pandemi yang lebih maksimal. Ini juga harus didukung dengan program meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan.

Sebab, sambung Defriman, masih tingginya penambahan kasus positif Covid-19 saat ini merupakan konsekuensi dari perilaku masyarakat yang abai terhadap prokes, serta tingginya mobilitas orang. Hal tersebut terlihat dari angka rasio penambahan kasus baru atau Posistivity Rate (PR) Sumbar yang mengalami kenaikan cukup signifikan.

Selain itu, Defriman menambahkan, hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah meningkatnya angka kematian akibat Covid-19 di Sumbar. Fakta ini merupakan indikasi dari rumah sakit yang sudah keteteran dalam menghadapi lonjakan kasus.

“Kematian pada bulan Mei merupakan yang tertinggi selama pandemi di Sumbar. Kapasitas ruang rawatan di rumah sakit mesti ditambah untuk mengantisipasi lonjakan kasus dan makin banyaknya pasien yang butuh rawatan di RS,” ucapnya lagi.

Defriman menilai, dengan adanya tambahan fasilitas laboratorium, Sumbar bisa lebih siap untuk menghadapi puncak Covid-19 setelah libur Lebaran. Namun, ia meminta agar pemerintah daerah terus mengantisipasi potensi puncak pandemi, mengingat saat ini juga terdapat daerah yang masuk dalam zona merah dengan risiko tinggi penularan Covid-19 tinggi, yaitu Kabupaten Padang Pariaman.

Menurut Defriman, adanya zona merah harus menjadi alarm bagi kepala daerah untuk meningkatkan penanganan pandemi. Ia menyarankan, agar dilakukan pembatasan mobilitas masyarakat, ditambah dalam waktu dekat akan memasuki masa libur sekolah dan Hari Raya Iduladha.

“Belajar dari pengalaman tahun lalu, kasus sulit dikendalikan, peningkatan kasus cenderung meningkat setelah adanya libur dan pergerakan orang yang cukup masif. Evaluasi harus dilakukan dengan berbasis data dan fakta di lapangan,” katanya.

Defriman menyoroti kelemahan Sumbar dalam pengendalian pandemi, salah satunya penanganan yang tidak proporsional dari hulu ke hilir. Sebab pemerintah atau Satgas, saat jumlah kasus melonjak dapat meningkatkan kapasitas RS dan tempat rawatan, sementara sektor hulu dalam pengendalian terkesan diabaikan.

“Perilaku taat prokes dan serangan miss informasi, disinformasi tidak disiapkan strategi, termasuk juga narasi hoaks soal pandemi, belum ada upaya optimal dari pihak terkait untuk meng-counter narasi itu,” katanya menutup. 

Lab UNP Tunggu Izin

Sementara itu, Rektor UNP, Ganefri, kepada Haluan mengatakan, pada prinsipnya laboratorium UNP sudah siap melakukan pemeriksaan spesimen Covid-19. Saat ini, pihaknya tengah menunggu izin dari Kementerian Kesehatan untuk bisa memulai membuka laboratorium tersebut.

“Kami sudah siap. Dari segi fasilitas, UNP punya pusat kajian halal yang juga melakukan tes DNA, sehingga bisa juga untuk dilakukan pemeriksaan sampel. Kini kita menunggu izin dari Kemeterian Kesehatan,” katanya, Minggu (13/6/2021).

Selain itu, sambung Ganefri, UNP juga sudah menyiapkan Sumbar Daya Manusia (SDM) yang bertugas di laboratorium tersebut. Mulai dari Kepala Laboratorium yang memenuhi kualifikasi, bahkan satu almamater dengan Dr. Andani Eka Putra yang mengepalai Laboratorium Universitas Andalas.

“Kami juga akan melibatkan tenaga yang ada di UNP, termasuk mahasiswa yang bisa membantu operasional labor. Untuk kapasitasnya belum bisa dipastikan berapa banyak sampel yang bisa diperiksa. Yang jelas nanti laboratorium ini bisa beroperasi 24 jam,” katanya menutup.

Sebelumnya, Gubernur Sumatra Barat, Mahyeldi mengatakan, bahwa Sumbar perlu memiliki laboratorium tambahan untuk meningkatkan kapasitas pemeriksaan sampel Covid-19. Saat ini,  baru dua laboratorium untuk testing Covid-19 yang beroperasi, yaitu Laboratorium Biomedik FK Unand, serta Balai Veterenier di Baso, Kabupaten Agam.

Mahyeldi sebelumnya telah meminta UNP untuk dapat mengoperasikan laboratorium untuk untuk pemeriksaan Covid-19. “Ini sangat kita harapkan, barangkali akan ada labor di UNP. Nanti jika terwujud, Labor di Unand bisa membimbing, agar kita cepat dan maksimal dalam menangani Covid-19,” ujar Mahyeldi beberap waktu lalu. (*)

Riga/hantaran.co