Asita Sumbar Perkirakan Libur Akhir Tahun Ada Lonjakan Wisatawan

wisman sumbar

Ilustrasi pengunjung bandara

PADANG, Hantaran.co – Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (ASITA) Sumbar Ian Hanafiah memperkirakan akan terjadi lonjakan wisatawan pada libur akhir tahun 2020 dan tahun baru 2021.

“Saya sudah memonitor kepada teman-teman di hotel ada peningkatan occupancy (tingkat hunian) di akhir tahun. Itu pertanda positif. Kami memperkirakan akhir tahun ini ada lonjakan wisatawan,” kata Ian kepada Hantaran.co, Kamis (10/12).

Selain itu Ian juga menyebut iven nasional MTQ beberapa waktu lalu juga berdampak baik untuk pariwisata di Sumbar.

“Dimana Sumbar sudah sukses melaksanakan MTQ dengan lebih dari 2.000 orang sementara kasus covid-19 tidak naik, karena memang protokol dijaga. Beberapa destinasi dan di bandara juga begitu. Sehingga hal itu juga meyakinkan wisatawan bahwa kondisi Sumbar cukup aman untuk menjadi tujuan berwisata saat libur akhir tahun,” ucapnya.

Ian mengimbau penjagaan protokol kesehatan secara ketat juga tetap harus dilakukan di bandara sebagai salah satu pintu masuknya wisatawan.

“Di pintu-pintu masuk seperti bandara juga harus konsisten menjaga itu. Karena wisatawan akan merasa aman dan tenang saat penjagaan ketat, kalau longgar malahan wisatawan menjadi waswas. Jadi harapan kita di pintu masuk seperti bandara harus konsisten menjaga protokol kesehatan,” kata dia.

Selain itu, di destinasi tempat wisata yang dijaga pemerintah maupun swasta juga harus menerapkan protokol kesehatan sesuai SOP agar tidak terjadi lonjakan kasus Covid-19.

“Destinasi wisata yang dikelola pemerintah lumayan bagus SOP protokol kesehatannya, yang sedikit dikhawatirkan adalah destinasi yang dikelola masyarakat. Sehingga imbauan kita agar tidak terjadi lonjakan kasus Covid-19 destinasi tempat wisata yang dijaga pemerintah maupun swasta juga harus menerapkan protokol kesehatan sesuai SOP,” sambungnya.

Lebih lanjut Ian menilai mayoritas wisatawan datang ke Sumbar bukan untuk merayakan momen tahun baru tapi untuk menghabiskan waktu libur.

“Kalau bicara libur akhir tahun dan tahun baru di Sumbar, orang berwisata di Sumbar bukan untuk tahun baru karena Sumbar bukan destinasi wisata untuk tahun baru. Karena tahun baru identik dengan hura-hura, happy-happy dan itu berbeda dengan kultur dan nilai-nilai di Sumbar. Jadi yang destinasi tahun baru itu ada di Medan, Batam, Jakarta, Bandung, Jogja dan Bali. Sumbar tidak. Namun dengan adanya libur tahun baru kita berharap tetap ada peningkatan. Walaupun libur panjang tidak jadi, namun dengan destinasi yang ada di Sumbar tetap merangsang orang wisata ke Sumbar,” jelasnya.

Dikarenakan situasi pandemi, kata dia program pemerintah pusat itu berwisata di dalam negeri / di Indonesia saja, sehingga Sumbar juga harus maksimal dalam menggaet wisatawan lokal.

“Oleh karenanya sekarang masing-masing provinsi bersaing untuk menarik wisatawan ke provinsinya. Posisinya sekarang, karena pandemi orang belum berani berwisata jauh-jauh. Karena sebagian masyarakat masih khawatir, sehingga target kita perantau untuk datang ke Sumbar. Apakah momennya bagi yang tidak bisa pulang kampung saat mimen idulfitri kemarin. Di samping itu juga wisatawan dari provinsi tetangga seperti Pekanbaru, Jambi, dll yang penting ramai saja dulu yang berwisata,”ucapnya.

Ia juga menyebut wisatawan tidak usah khawatir dan takut wisata ke Sumbar, karena sudah cukup aman yg terbukti dgn iven MTQ. 2.000 saja kita bisa jaga, apalagi hanya keluarga, 2 atau 3 kelompok.

Ian menyebut, untuk pilihan destinasi wisata yang berpeluang dikunjungi di Sumbar juga beragam.

Karena mayoritas destinasi wisata di Sumbar mengandalkan alam yang terbuka, sehingga lebih aman protokol kesehatannya.

“Yang hobi laut masih tetap ke Mandeh. Sekarang di Solok juga lagi tren. Kecuali mifan, mifan itu yang main kesitu orang lokal wisatawan Sumbar. Karena di daerah lain lebih canggih lagi,” ucapnya.

Kondisi alam di Sumbar itu membuat tidak sulit untuk menerapkan SOP prokes.

“Harapannya setiap destinasi apakah dikelola pemerintah atau swasta, sebaiknya disediakan orang jual masker, agar orang yang tidak makai masker tidak diusir dan bisa jadi peluang untuk UMKM juga,” tuturnya

(Yesi/Hantaran.co)

Exit mobile version