Aprianto, Peracik Kopi Tradisional dari Sinuruik

Aprianto Kopi Sinuruik

Aprianto saat meracik kopi di Talamau Kabupaten Pasaman Barat

Laporan: Osniwati

Tingginya harga jual, dan didukungnya kondisi daerah membuat petani di daerah Talamau Kabupaten Pasaman Barat, ramai menanam kopi di ladang mereka.

Petani menilai, tanaman kopi bisa meningkatkan taraf perekonomian mereka dan tidak terlalu sulit untuk dipasarkan. Semakin tingginya permintaan kopi dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan dunia. Membuat petani di sekitar Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat, mulai beramai-ramai menanam kopi arabika dan robusta di ladang mereka.

Struktur daerah yang mendukung tanaman kopi karena berada di daerah ketinggian, membuat tanaman tersebut tidak perlu mendapatkan perlakuan khusus dari petani. Bahkan mereka mengaku, pertumbuhannya terbilang sangat baik.

Banyaknya hasil kopi di wilayah Talamau, perlu adanya pengolahan yang baik sehingga menghasilkan cita rasa yang enak.

Enaknya seduhan kopi, tidak akan terlepas dari olahan tangan-tangan terampil, baik yang masih tradisional maupun yang sudah modern. Salah satu pengolahan kopi secara tradisional yang dilakukan turun temurun adalah Aprianto.

Aprianto seorang laki-laki yang berasal dari Sinuruik mengolah kopi secara tradisional. Namun, hasilnya sungguh menggoda bagi pecinta kopi. Kopi Talu sudah memang sudah terkenal hingga ke pelosok negeri di bumi mekar Tuah Basamo ini.

“Memang keahlian mengolah kopi ini sudah turun temurun dari keluarga saya terdahulu,”kata Aprianto.

Ia melanjutkan, proses memasak kopi atau sampai dengan tahap pengemasan dan di jual kepada konsumen dilakukan secara tradisional. Setelah di masak kopi didinginkan terlebih dahulu dan ditumbuk menjadi bubuk halus. Setelah menjadi bubuk halus barulah ditakar atau ditimbang dan dimasukkan ke dalam kemasan.

“Ada berbagai jenis ukuran yang kita jual ke pasar-pasar dan warung -warung. Ukuran kecil Rp. 5000, ukuran 1/4 Rp. 13.000 ukuran 1/2 Rp. 26.000 dan seterusnya,”ujar Aprianto.

Aprianto juga memasarkan kopi hasil olahan ke penjuru Pasbar. Ia berharap kopi Talu khusus hasil olahan tradisional mendapatkan perhatian dari pemerintah, terutama dari dinas terkait. Agar pemasaran dan perbaikan kemasan produk semakin menarik minat pembeli.

“Tentu nya kami dari pengusaha kopi terutama kopi olahan tradisional membutuhkan perhatian dari pemerintah. Terutama dinas terkait,”kata Aprianto.

Exit mobile version