DHARMASRAYA, HANTARAN. CO— Mengusung tagline “Menuju Dharmasraya Emas” asangan Annisa Suci Ramadhani dan Lely Arni (Asli), bertekad ingin mentransformasi Dharmasraya menjadi daerah yang maju, baik dari aspek sosial maupun ekonomi.
Annisa atau yang akrab disapa Caca mengungkapkan bahwa awalnya ia tidak pernah bermimpi ingin menjadi kepala daerah atau bupati seperti ayahnya, Marlon Martua Situmeang Dt, Rangkayo Mulia. Ia bukan seorang politisi dan tidak punya latar belakang sekolah ilmu politik.
Namun kemudian ayahnya melakukan pendekatan kepadanya, dengan memberikan pencerahan-pencerahan dengan tujuan bagaimana kampung halaman neneknya setara dengan daerah lainnya.
Ayahnya memberikan motivasi bahwa tidak ada yang tidak bisa di atas dunia ini. “Yang penting kita mau belajar, karena belajar di masa dunia sudah modern ini tidak sesulit seperti dahulu,” kata Caca kepada Haluan, beberapa waktu yang lalu.
Kendati begitu, ia tidak langsung menganggukkan kepalanya kepada sang ayah untuk mengiyakan apa yang menjadi rencana ayahnya. Caca mulai membuka-buka Google, mencari tahu.
Sebagai alumnus Columbia University Amerika Serikat, ia punya banyak teman baik di dalam negeri maupun luar negeri. Temannya bukan hanya mereka berkiprah di dunia hukum saja, melainkan juga di dunia politik seperti Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Dito Ariotedjo.
Begitu pula teman se-almameter lainnya yang berkiprah di bidang perbankan dan bidang-bidang lainnya. Ketika ia mulai membuka diri terhadap teman-temannya terkait rencana mencalon sebagai kepala daerah, ternyata ia mendapat banyak dukungan. Bahkan teman-temannya memberikan pencerahan terhadap pembangunan suatu daerah bisa menggunakan dana-dana yang ada pada Bank Dunia dan Bank Asia. “Tapi tentu ada regulasi yang harus kita ikuti nantinya,” katanya.
Setelah itu, ia mulai membuka diri terhadap rencana ayahnya agar ia maju sebagai calon Bupati Dharmasraya. “Kenapa di daerah lain bisa, kenapa di Dharmasraya belum bisa, berangkat dari motivasi inilah saya bulatkan tekad maju sebagai calon Bupati Dharmasraya dan membangun Dharmasraya menjadi lebih maju ke depannya,” katanya.
Mimpi besarnya itu akan ia wujudkan setelah ia dilantik menjadi orang nomor satu di Ranah Cati Nan Tigo ini dengan berkolaborasi bersama wakilnya yang cukup berpengalaman di bidang birokrasi.
Ia mengaku tidak mau lagi mendengar anak-anak putus sekolah. Ia tidak mau lagi mendengar ada masyarakat Dharmasraya yang tidak makan. “Transformasi sosial dan ekonomi adalah prioritas utama baginya untuk membangun Dharmasraya,” tutur Caca.
Sementara Lely Arni, yang juga mantan Sekda Dharmasraya, tentu tidak akan canggung terjun ke dunia pemerintahan dan politik. Hal itu sudah ia buktikan selama berkarir di pemerintahan, mulai dari jabatan fungsional sampai struktural sudah ia lakoni. Uni Lely juga punya latar belakang pendidikan. Ia pernah menjadi Kepala Cabang Dinas Pendidikan di Kecamatan Koto Baru, sampai akhirnya diangkat menjadi Sekda Dharmasraya.
Karier politiknya terbilang cukup cemerlang. Begitu masuk Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Uni Lely langsung menguji kemampuannya di DPRD Sumatera Barat (Sumbar). Dengan bermodalkan basis suara Kabupaten Dharmasraya dan Kabupaten Sijunjung, ia berhasil duduk di kursi empuk itu selama lima tahun. Ketika jabatannya habis di DPRD Sumbar pada 28 Agustus 2024, pada hari itu juga ia langsung mendaftarkan diri ke KPU Dharmasraya sebagai calon Wakil Bupati Dharmasraya.
Di sisi lain, ia tidak mau meninggalkan dunia pendidikan yang ia lakoni sejak lama. Yayasan miliknya terus berjalan dengan baik sampai saat ini dengan nama STITNU. Yang jelas, ia sudah mengukir sejarah di Ranah Minang, maju sebagai kepala daerah dari kalangan perempuan dengan pasangan juga dari politisi perempuan. Caca mewakili kaum milenial perempuan dan Lely Arni dari kaum ibu yang kaya pengalaman, baik birokrasi maupun politik. (*)