Sumbar

Angka Stunting Naik di Agam, BKKBN Sumbar dan Anggota DPR RI Sosialisasi di Nagari Magek

4
×

Angka Stunting Naik di Agam, BKKBN Sumbar dan Anggota DPR RI Sosialisasi di Nagari Magek

Sebarkan artikel ini
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sumbar, Fatmawati memberikan sambutan pada acara sosialisasi advokasi dan KIE penangganan Stunting di Kec. Kamang Magek, Kab. Agam, Senin (7/8/2023)

AGAM, hantaran.co – BKKBN Perwakilan Provinsi Sumbar bersama dengan anggota DPR RI, Ade Rezki Pratama terus melaksanakan sosialisasi Advokasi dalam rangka penurunan angka stunting di Sumbar.

Kali ini, sosialisasi di pusatkan di kampung halamannya, Ade Rezki Pratama di Nagari Magek Kec. Kamang Magek Kab. Agam, Senin (7/8/2023). Acara tersebut terasa istimewa karena turut dihadiri, Ketua DPRD Agam.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan  Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kab. Agam, Surya Wendri menyatakan ikut prihatin atas meningkatnya angka stunting di Kab. Agam. Menurutnya, saat ini Kab. Agam sedang dalam keadaan tidak baik dalam bidang pembangunan kependudukan dan Keluarga Berencana.

“Awal tahun 2022 lalu, angka stunting di Kab. Agam tercatat 19,1 persen. Namun setelah dilakukan survey status gizi pada tahun 2023. Maka dijumpai angka stunting meningkat menjadi 24,6 persen, meningkat 5 persen,” kata Surya Wendri.

Saat ini, anak anak yang stunting di Kab. Agam berjumlah 2009 orang sedangkan di Kec. Kamang Magek 97 orang dan 25 orang ditemukan di Nagari Magek. Secara akumulatif kabupaten, angka stunting di Kec. Kamang Magek masih rendah hanya 8,27 persen.

Menurutnya, penyebab naiknya angka stunting pada tahun 2022 lalu disebabkan antara lain, sekitar 30 persen bayi tidak mendapat Air Susu Ibu (ASI). Kemudian, dari bayi bayi yang dilahirkan itu 50 persennya tidak mendapatkan imunisasi lengkap.

Selanjutnya, pelayanan KB paska persalinan hanya 18 persen. Keluarga beresiko stunting yang mendapat pelayanan dari petugas hanya 31 persen.

“Ini adalah catatan catatan penting bagi kita. Peningkatan stunting ini bukan karena Tim Pendamping Keluarga (TPK) tidak bekerja namun kesadaran masyarakat yang masih kurang,” ujarnya lagi.

Saat ini, tercatat pasangan sumur di Kab. Agam berjumlah 55,9 ribu jiwa sedangkan yang menjadi peserta KB aktif hanya sekitar 29 ribu saja atau 52 persen dari pasangan usia subur.

“Artinya, semakin banyak pasangan usia subur yang tidak ber KB maka angka stunting akan semakin meningkat,” terangnya.

Kemudian jelasnya, Total Fertility Rate (TFR) Kab. Agam masih diatas 3 sedangkan secara nasional rata rata FTR adalah 2,1. Artinya, satu pasang keluarga di Kab. Agam menghasilkan 3 orang anak.

Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sumbar, Fatmawati memberikan apresiasi kepada Universitas Andalas (Unand) yang telah menurunkan mahasiswanya KKN di Kab. Agam.

“Sekitar lima ribuan mahasiswa yang akan turun ke lapangan di Lokus Lokus yang dianggap dapat menurunkan angka stunting, salah satunya di Kab. Agam,” kata Fatmawati.

Oleh sebab itu, untuk menurunkan angka stunting, seluruh elemen yang ada termasuk universitas bahu membahu menurunkan angka tersebut. Ia menilai pilar penurunan stunting ada pada komitmen kepala daerah maupun pimpinan daerah.

“Alhamdulillah, kali ini acara kita turut dihadiri Ketua DPRD Kab. Agam. Mudah mudahan anggota DPR Kab. Agam dapat menganggarkan dana Pokir untuk membantu penurunan stunting” ujar Fatmawati.

Anggota DPR RI, Ade Rezki Pratama menilai angka stunting di Kecamatan Kamang Magek cukup tinggi. Sebab jika banyak  anak yang stunting di Kecamatan Kamang Magek. Mustahil nanti anak anak itu akan menjadi seperti mahasiswa Unand yang KKN di Nagari Magek saat ini.

“Diharapkan akhir tahun 2024 nanti angka stunting di negara kita setidaknya mencapai 14 persen sedangkan pada tahun ini angka stunting kita pada angka 25 persen,” ungkap Ade.(*).