PADANG, hantaran.co — Jumlah korban meninggal akibat Covid-19 di Sumatra Barat (Sumbar) sudah menembus 1.000 kasus kematian berdasarkan perhitungan total kasus hingga Selasa (1/6/2021). Sementara itu, penularan Covid-19 secara nasional mengalami peningkatan hingga 56,6 persen pada pekan kedua setelah libur Lebaran 1442 Hijriah.
Juru Bicara (Jubir) Satgas Penangan Covid-19 Sumbar, Jasman Rizal, mengatakan, terdapat penambahan sembilan kasus kematian pada laporan harian pada Selasa 1 Juni, sehingga total kasus kematian di Sumbar sudah mencapai 1.003 kasus, atau 2,26 persen dari total kasus kumulatif (fatality rate) yang mencapai 44.443 kasus.
“Kasus meninggal dunia bertambah sembilan orang, dengan rincian, empat kasus kematian di Kabupaten Agam, dan masing-masing satu kematian di Kota Solok, di Kota Bukittinggi, di Kabupaten Solok Selatan, di Kabupaten Pesisir Selatan, dan di Kabupaten Pasaman Barat,” ujar Jasman dalam keterangan tertulisnya, Selasa (1/6/2021).
Data Satgas Penanganan Covid-19 Sumbar juga menunjukkan, Kota Padang menjadi daerah dengan kasus kematian tertinggi dengan 360 orang, disusul Kabupaten Agam dengan 76 orang, Kabupaten Tanah Datar 65 orang, Kabupaten Padang Pariaman 58 orang, Pasaman Barat 56 orang, Kabupaten Solok 55 orang, Pesisir Selatan 55 orang.
Selanjutnya, di Sijunjung 39 orang, Bukittinggi 36 orang, Lima Puluh Kota 33 orang, Padang Panjang 27 orang, Kota Solok 27 orang, Payakumbuh 22 orang, Sawahlunto 14 orang, Solok Selatan 17 orang. Kemudian di Dharmasraya 14 orang, Kota Pariaman 19 orang, Kabupaten Pasaman 29 orang, dan di Kepulauan Mentawai 1 orang.
Ada pun terkait perkembangan kasus positif, sambung Jasman, terjadi penambahan sebanyak 185 kasus dalam 24 jam terakhir hingga Selasa 1 Juni 2021. Sehingga, total kasus Covid-19 di Sumbar sudah mencapai 44.443 kasus, dengan jumlah kasus aktif 3.020, jumlah kasus sembuh juga bertambah 327 kasus, sehingga tota kesembuhan mencapai 40.420 orang.
Sementara itu, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, mengatakan, kenaikan jumlah kasus Covid-19 setelah periode libur Lebaran mulai terlihat. Tercatat, kasus positif di Indonesia naik hingga 56,6 persen dalam dua pekan setelah libur Lebaran.
“Perkembangan kasus pasca-Idulfitri, jika dilihat dari rentang waktu dua pekan setalah periode Idulfitri, terjadi kenaikkan kasus positif mingguan sebesar 56,6 persen. Mengalami penurunan jika dibandingkan Idulfitri 2020 tahun lalu dengan periode yang sama,” ujar Wiku dalam kanal Youtube BNPB Indonesia, Selasa (1/6/2021).
Wiku menyebutkan, tercatat lima daerah yang mengalami penambahan kasus positif tertinggi dua pekan setelah Lebaran, yaitu di Jawa Tengah terjadi kenaikan kasus sebanyak 103,2 persen, Kepulauan Riau naik 103 persen, Riau naik 69 persen, DKI Jakarta naik 49,5 persen, dan Jawa Barat naik 25 persen.
Selain itu, dampak dari kenaikan kasus juga terlihat dari angka keterisian rumah sakit yang kembali mengalami peningkatan. Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, peningkatan keterisian rumah sakit mengalami kenaikan hingga 25 persen.
“Sebelumnya, angka keterisian tempat tidur rumah sakit sempat berada pada titik terendah, yakni sekitar 20 ribu tempat tidur. Kini, jumlah itu naik menjadi sekitar 25 ribu tempat tidur yang terisi, atau naik sekitar 20 sampai 25 persen,” ujar Budi dalam kanal Youtube Sekretariat Presiden.
Budi mengatakan, meski keterisian rumah sakit mengalami kenaikan, namun kapasitas rumah sakit masih mencukupi. Saat ini, total kapasitas rumah sakit untuk perawatan pasien Covid-19 tersedia sebanyak 72 ribu tempat tidur.
Berdasarkan laporan dari daerah, kata Budi, terdapat beberapa provinsi dengan keterisian rumah sakit yang cukup tinggi, seperti di Aceh, sebagian kabupaten/kota di Sumatra Barat, Kepulauan Riau, dan Provinsi Riau. Peningkatan pasien rawat inap juga terpantau di daerah Jambi, sebagian daerah di Jawa Tengah, Kalimantan Barat, dan Sulawesi.
“Sekarang tren lagi naik tapi kalau kita disiplin insya allah harusnya semuanya bisa kita atasi dengan baik. Seluruh rumah sakit sudah kita persiapkan. Obat-obatan juga sudah kita persiapkan,” katanya.
Menurut Budi, melihat pengalaman empiris di setiap libur panjang sebelumnya, seperti libur Natal dan Tahun Baru, Idulfitri 2020, dan libur panjang lainnya, kenaikan puncak kasus Covid-19 pasca-libur Idulfitri diperkirakan akan terjadi hingga akhir Juni.
“Setelah liburan panjang biasanya terjadi kenaikan kasus Covid-19 yang akan mencapai puncaknya sekitar 5 sampai 7 minggu kemudian. Jadi, kemungkinan kenaikan kasus diperkirakan akan sampai puncaknya di akhir bulan Juni,” kata Budi. (*)
Sidiq/hantaran.co