JAKARTA, hantaran.co — Lagi-lagi institusi KPK menjadi sorotan publik pasca beredarnya pengakuan salah seorang pegawai KPK dalam tes alih menjadi aparatur sipil negara (ASN). Dalam pengakuannya, pegawai wanita tersebut sempat ditanya perihal berjilbab, dan jika enggan melepas jilbab maka dianggap lebih mementingkan diri sendiri.
Mendapatkan informasi tersebut, Anggota Komisi VIII DPR RI Fraksi NasDem, Lisda Hendrajoni, mengaku geram dengan sikap tim penguji yang melemparkan pertanyaan tersebut. Lisda menegaskan perihal hijab adalah mutlak identitas bagi perempuan muslim dan tidak ada lagi nilai tawar.
“Jadi aneh kan. Itu pertanyaan yang tidak penting. Seharusnya perihal berjilbab jangan ditanyakan kepada perempuan muslim. Jilbab itu identitas dengan perempuan muslim. Agama Islam sudah mengatur bagaimana seorang wanita itu menutup auratnya. Meskipun dalam bekerja sekalipun, apalagi diluar rumah,” katanya dihubungi media ini di Painan, Sabtu (8/5/2021).
“KPK itu kan ASN, sama halnya dengan pegawai negeri yang lain. Kenapa harus ngurusin hal yang kayak begitu-begituan. Kalau masalah jilbab itu kembali ke diri pribadi masing-masing. Bagaimana pemahaman seseorang tentang agama, dan apa kewajiban seorang muslim. Dan kita semua harus menghormatinya,” tuturnya.
Srikandi NasDem ini menilai, bahwa pertanyaan tersebut terkesan dibuat-buat oleh penguji, sementara masih banyak pertanyaan lain yang lebih krusial sekaitan dengan pemberantasan korupsi yang perlu dipertanyakan.
“Menurut saya itu pertanyaan sepele dan terkesan dibikin-bikin. Padahal banyak masalah lain di negara ini yang perlu dibahas sekaitan dengan pencegahan korupsi,” ucapnya lagi.
Terkait penggunaan jilbab, kata Lisda, seharusnya kaum perempuan muslim mendapat dukungan bahkan perlindungan dari negara. Ia menilai saat ini perusahaan swasta di Indonesia sudah tidak lagi mempersoalkan perihal hijab.
“Untuk agama Islam, tentu punya hak memakai jilbab dan harus didukung oleh negara. Jangan yang sudah pakai jilbab disuruh lepas lagi, ini kan bahaya. Mereka ini ngerti agama apa tidak? Bahkan ada maskapai penerbangan di Indonesia saat ini yang sudah mengizinkan pramugarinya menggunakan hijab. Jadi ini (KPK) kok malah mundur lagi,” tuturnya.
Terakhir ia berharap, kepada seluruh pihak agar jangan lagi ada intimidasi ataupun perbuatan yang bertolak belakang dengan emansipasi wanita. Lisda menyebutkan, bahwa peran perempuan juga sangat berpengaruh dalam perkembangan pembangunan negara, bahkan sejak dulu.
“Dari zaman dulu perempuan berkiprah dalam pembangunan, baik agama mau pun negara. Jadi, zaman sekarang jangan urusan memakai jilbab dipermasalahkan, namun bagaimana kompetensi dari seorang perempuan itu juga bisa berkibar, punya kesempatan yang sama dengan yang lain. Jangan kita mundur lagi, gitu loh. Apalagi ini untuk kebaikan kaum perempuan,” kata Lisda menegaskan. (*)
Okis/hantaran.co