DHARMASRAYA, hantaran.co — Pendidikan yang baik akan mampu untuk mengubah dunia menjadi lebih baik dan beradab. Pendidikan merupakan faktor utama dalam mempercepat pembangunan bangsa dan negara.
Hal itu dikatakan wanita sangat peduli terhadap pendidikan, Sasmi Erli. S. Pd. I, yang juga anggota DPRD Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat kepada hantaran.co di Pulau Punjung, Sabtu (3/4/2021).
Sebagai pemerhati pendidikan, dirinya menganggap pendidikan merupakan faktor utama dalam percepatan pembangunan bangsa dan negara, hingga lebih maju dan berkembang. “Dengan memiliki pendidikan yang baik, diharapkan masyarakat mampu mengubah dunia menjadi lebih baik dan beradab. Bukan kehidupan yang justru dipenuhi dengan prilaku tidak baik,” kata Sasmi Erli.
Dijelaskannya, pentingnya pendidikan dalam kehidupan merupakan sebuah proses dalam mengembangkan diri. Sehingga ilmu diperoleh dibangku pendidikan formal dapat disatukan dengan ilmu di lapangan. Kombinasi ilmu akademik dan ilmu lapangan akan melahirkan sosok pemikir yang jenius serta memiliki kualitas terbaik.
“Sayangnya masih banyak generasi kita belum paham atas pentingnya pendidikan terutama menghadapi dunia global sekarang ini,” katanya.
Anggota DPRD Dharmasraya ditelurkan dari Partai Golkar Dapil I Dharmasraya itu, mengajak para kaum ibu untuk lebih eksis memberikan pandangan serta edukasi kepada anak sehingga mereka mengerti akan pentingnya pendidikan.
“Kita sangat paham, bahkan telah menikmati bagaimana cepatnya akses media sosial yang mampu mempengaruhi kehidupan saat ini. Selain memiliki dampak positif, juga mampu mengarakan kita ke arah negatif,” ujarnya.
Maka dari itu, perlu peran aktif semua pihak, baik pemerintah, DPRD, tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, terutama peran orang tua dalam membimbing dan menjaga anak yang masih dalam jenjang pendidikan. Jangan sampai terpengaruh kearah tidak baik dalam menggunakan media sosial.
“Mirisnya lagi, sudah banyak kita baca dan kita tonton di media sosial, kenakalan remaja, bahkan sudah melebar ke dunia pendidikan, seperti anak murid melawan kepada guru dan mahasiswa berseteru dengan dosennya. Hal ini disebabkan faktor kurangnya ilmu pendidikan sehingga tidak lagi menghargai guru dan dosen,’ katanya. (*)
Badri/hantaran.co