AGAM, hantaran.co – Negara Jepang saat ini banyak membutuhkan tenaga kerja di bidang tekhnik, bidang kesehatan dan bidang lainnya. Bahkan gaji yang ditawarkan untuk bekerja di Jepang minimal Rp25 juta perbulan malah lebih besar dari itu. Namun tergantung kemahiran dan lama tenaga kerja bekerja di Jepang.
Demikian disampaikan anggota Komisi IX DPR RI, Ade Rezki Pratama ketika memberikan sambutan pada acara sosialisasi Pelatihan Vokasi dan Pemagangan yang dilaksanakan Kementerian Tenaga Kerja (Kemnaker) RI di Kantor Walinagari Koto Tangah Kec. Tilatang Kamang, Minggu (5/11).
Menurut Ade, saat ini banyak lulusan SMK atau perguruan tinggi tidak tertampung di dunia kerja. Salah satu sebabnya karena belum memiliki keahlian atau keterampilan. Oleh sebab itu, pemerintah melalui Kemenaker mendirikan Balai Latihan Kerja (BLK) di setiap provinsi.
“Kalau di tempat kita di Sumbar, BLK terletak di Kota Padang. BLK ini didanai oleh pemerintah melalui APBN. Anak anak kita yang belajar di BLK Padang tidak dipungut biaya apapun atau gratis,”kata Ade
BLK Padang terdiri dari beberapa bidang teknik, seperti tekhnik otomatis, bidang pengelasan dan tekhnik lainnya. Selama menempuh pelatihan peserta tinggal di asrama dan semua akomodasi ditanggung pemerintah. Kemudian setelah lulus peserta akan diberi sertifikat.
“Peserta yang lulus berkesempatan berangkat ke Jepang sebagai tenaga magang. Gaji di Jepang sangat besar minimal Rp25 juta perbulan. Oleh sebab itu, ayo mari kita manfaatkan kesempatan ini untuk anak anak kita,” ujar Ade lagi.
Sementara itu, Sub Koordinator Promosi Kerjasama dan Pemagangan Kementerian Tenaga Kerja RI, Asep Mirwan Achmad menyebutkan, kini Balai Latihan Kerja (BLK) telah berganti nama menjadi Balai Pelatihan Advokasi dan Produktifitas. Kalau di Sumbar terletak di Kota Padang.
“Peserta yang mengikuti pelatihan advokasi itu tidak dipungut bayaran alias gratis. Setelah lulus mereka akan mendapat sertifikat kompetensi. Dan berkesempatan mengikuti program magang ke Jepang yang dilaksanakan Kemenaker RI,” ujar Asep.
Ia menjelaskan pada bulan pertama bekerja di Jepang akan menerima tunjangan 80 ribu yen. Bulan ke 2 sampai ke 12 menerima tunjangan sebesar 90 ribu yen perbulan. Tahun kedua peserta menerima tunjangan 95 ribu perbulan. Tahun ke 3 menerima tunjangan 100 ribu yen.
Selain itu tambahnya, selama tahun pertama semua akomodasi dan alat masak disediakan perusahaan sedangkan tahun kedua dan ketiga sebagian harus dibayar peserta.
Tercatat, sejak tahun 1993 Indonesia telah memberangkatkan peserta magang ke jepang sebanyak 85.415 orang. Dan saat ini sekitar 20 ribu orang masih mengikuti pemagangam di Jepang. Lebih dari 8 ribu orang alumni pemagangan telah mendirikan usaha dan menciptakan lapangan kerja baru.
“Bermodalkan keterampilan dan pengalaman bekerja di Jepang. Diharapkan sekembali pemagang pulang dari Jepang dapat bekerja di perusahaan atau mendirikan usaha mandiri,” ungkapnya.
Acara sosialisasi tersebut turut dihadiri Ketua DPRD Kab. Agam Novi Irwan, Camat Tilatang Kamang Syahrul Hamidi, Polsek Tilatang Kamang, Danramil, Wali Nagari Koto Tangah Amrizal Gunawan dan niniak mamak, tokoh masyarakat setempat.
Yursil/hantaran.co
Komentar