Bukittinggi, HANTARAN.Co — Warga Ngarai Sianok dan sekitar dikejutkan dengan penemuan potongan jasad bayi yang ditemukan di dasar jurang pada Sabtu (25/10/2025). Tim Rescue Pencarian dan pertolongan 50 Kota turun ke dasar jurang lakukan evakuasi.
Dalam operasi itu tim SAR gabungan melakukan evakuasi ke dasar jurang yang memiliki kedalaman 50 meter. Namun karena terkendala medan yang sulit, dan minimnya pencahayaan operasi tersebut sempat terhenti sekira pukul 01:00 WIB.
“Faktor penghambat utama adalah dalamnya dasar jurang dan visibility (jarak pandang) terbatas karena malam hari,” ujar Kepala Kantor SAR Padang atau SAR Rescue Coordinator (SRC), Abdul Malik.
Pencarian dilanjutkan pada Minggu pagi, Pukul 07.30 WIB, dengan menerapkan teknik High Angle Rescue Technique (HART) untuk menuruni jurang dan mencari potongan tubuh korban.
Dalam operasi tersebut terlibat berbagai unsur, POS SAR 50 Kota (7 Orang), Polres (10 Orang), BPBD (7 Orang), Potensi SAR 50 Kota (4 Orang) dan Masyarakat (15 Orang) dengan total 43 personel.
Pencarian didukung oleh peralatan Mountaineering khusus untuk evakuasi di tebing curam. Pada saat laporan dirilis, cuaca di lokasi berawan dengan kecepatan angin 8 knot.
Diketahui, kejadian bermula pada Sabtu (25/10/2025) sekitar Pukul 08.00 WIB, sejumlah warga yang melintas di lokasi menemukan bagian tubuh bayi dan segera melaporkannya ke pihak kepolisian.
Petugas Inafis langsung mengevakuasi temuan tersebut ke Rumah Sakit Ahmad Mukhtar untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Selanjutnya penyelidikan tim Jatanras Polresta Bukittinggi mengarah pada seorang perempuan bernama Lerisa (21 tahun), warga Bukittinggi, yang kini berstatus terduga pelaku pembunuhan.
Dalam interogasi, pelaku mengakui bahwa bagian tubuh bayi lainnya telah dibuang ke dalam jurang Ngarai Sianok, yang dikenal memiliki medan sangat ekstrem.
Karena kesulitan medan, pihak kepolisian lantas meminta bantuan evakuasi kepada Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas). (h/Dna)






