Berita

Tangis Bahagia di Kantor Kejaksaan, 6 Pasang Pengantin Sah di Tempat Tak Biasa

26
×

Tangis Bahagia di Kantor Kejaksaan, 6 Pasang Pengantin Sah di Tempat Tak Biasa

Sebarkan artikel ini
Suasana pernikahan di Kejaksaan Negeri Dharmasraya
Suasana pernikahan di Kejaksaan Negeri Dharmasraya. ist

DHARMASRAYA, HANTARAN.CO — Kantor Kejaksaan yang biasanya dipenuhi perkara hukum, Selasa (21/10/2025) itu, berubah menjadi panggung cinta. Bukan saksi jaksa atau pengacara, tapi para pengantin yang berjajar rapi, menyambut momen suci mereka. Tangis haru pecah, senyum bahagia mewarnai enam pasangan sah di pelaminan yang tak biasa diruang depan Kejaksaan Negeri Dharmasraya.

Ada yang tak biasa di Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Dharmasraya, Selasa (21/10/2025). Jika biasanya ruangan diisi berkas perkara dan toga para jaksa, kali ini dipenuhi bunga, lantunan doa, dan janji suci. Enam pasangan melangsungkan akad nikah dalam suasana haru dan bahagia, dalam sebuah pernikahan massal yang digelar di tengah simbol hukum itu.

Program bertajuk Dharmasraya Bersatu Bhakti Negeri” ini merupakan kolaborasi antara Kejari Dharmasraya dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Dharmasraya. Tujuannya sederhana namun bermakna besar, membantu pasangan yang selama ini terkendala biaya untuk mencatatkan pernikahan secara sah di mata agama dan negara.

Biasanya orang datang ke kejaksaan karena perkara hukum, tapi hari ini mereka datang membawa cinta,” ujar Kepala Kejaksaan Negeri Dharmasraya, Ariana Juliastuty, dengan mata berkaca-kaca menyaksikan prosesi akad berlangsung.

Menurut Ariana, konsep kejaksaan sebagai tempat pelaksanaan akad dipilih agar masyarakat bisa melihat sisi humanis dari institusi penegak hukum. Ruangan yang selama ini dianggap ‘angker’ karena kerap berkaitan dengan kasus hukum, hari itu penuh dengan tawa, senyum, dan gaun pengantin.

Kepala Kantor Kementerian Agama Dharmasraya, H. Masdan, mengapresiasi kegiatan ini dan menyebutnya sebagai bentuk nyata pelayanan publik yang inklusif dan berkeadilan.

“Ini bukan hanya tentang pernikahan, tapi juga tentang hak. Mereka kini resmi menjadi suami istri, dengan pencatatan negara dan sesuai syariat agama,” tegasnya.

Tak hanya sah secara hukum, setiap pasangan juga menerima kejutan: uang transportasi dari panitia. Hadiah kecil ini dimaksudkan agar para pengantin bisa langsung menjemput keluarga atau sekadar merayakan hari bahagia mereka.

Salah satu pengantin pria tak mampu menyembunyikan rasa harunya. Matanya berkaca-kaca saat menggenggam tangan sang istri.

“Enggak nyangka bisa nikah di kejaksaan. Rasanya seperti mimpi. Gratis pula,” ucapnya lirih, disambut tawa hangat rekan-rekan pengantin lainnya.

Acara ini diakhiri dengan sesi foto bersama dan pemberian buku nikah secara simbolis. Momen yang biasanya dianggap rumit dan mahal, hari itu menjadi sederhana namun penuh makna.

Dan di tengah hukum dan aturan yang tegas, cinta pun menang hari itu. (h/mdi)