PADANG, hantaran.Co – Di balik suara merdu yang menggetarkan hati saat melantunkan ayat suci Al-Qur’an, tersimpan kisah perjuangan dan keteguhan seorang mahasiswa muda asal Kubang Pipik, Kabupaten Agam. Dialah Suci Ramadhani, mahasiswi Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Negeri Padang (UNP) yang telah menorehkan berbagai prestasi di bidang seni Al-Qur’an sejak usia belia.
Kecintaan Suci terhadap dunia tilawah berawal ketika ia duduk di bangku kelas empat sekolah dasar. Saat itu, ia diminta untuk melantunkan ayat suci dalam acara khatam Al-Qur’an di desanya. Dari momen sederhana itu, tumbuh rasa cinta dan semangatnya untuk mendalami seni membaca Al-Qur’an dengan suara yang indah.
“Awalnya hanya untuk acara khatam, tapi setelah mendapat dukungan dari orang tua, kakak, dan guru, saya mulai serius mendalami seni Al-Qur’an,” ujarnya mengenang.
Bakatnya kemudian terus diasah lewat berbagai pelatihan dan perlombaan. Suci mulai menapaki panggung Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) dari tingkat kecamatan hingga kabupaten. Prestasi pertamanya diraih saat menjadi juara I MTQ anak-anak Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam. Sejak itu, langkahnya tak pernah surut, meski sempat gagal di tingkat provinsi.
“Waktu itu saya belum menang di provinsi, tapi saya tidak putus semangat. Saya yakin setiap kegagalan adalah bagian dari proses belajar,” tutur Suci dengan senyum.
Tahun 2016 menjadi titik balik dalam perjalanan prestasinya. Ia berhasil meraih juara I cabang MTQ tingkat kabupaten dan provinsi dalam ajang AKSIOMA, lalu melangkah ke tingkat nasional di Yogyakarta dan berhasil meraih juara II MTQ tingkat Tsanawiyah Nasional.
“Saya sangat terharu bisa sampai ke tingkat nasional. Itu semua berkat doa orang tua dan bimbingan guru,” katanya.
Selain aktif di bidang seni Al-Qur’an, Suci juga dikenal sebagai mahasiswa yang aktif di kampus. Ia terlibat dalam kegiatan Pemberdayaan Sumber Daya Mahasiswa Himpunan Mahasiswa Biologi UNP dan kerap mengikuti seminar serta pelatihan pendidikan. Baru-baru ini, ia juga menerima Beasiswa Cendekia BAZNAS, yang menurutnya menjadi peluang besar untuk terus berkembang.
“Beasiswa itu bukan hanya bantuan finansial, tapi juga wadah pembinaan agar kami bisa lebih produktif dan bermanfaat,” ujar Suci.
Deretan penghargaan terus menghiasi langkahnya, antara lain Juara II Musabaqah Syarhil Qur’an (MSQ) MTQ Bukittinggi tahun 2020, Juara Harapan I MSQ MTQ Sumbar 2021, serta Juara III Tartil Qur’an tingkat nasional dalam ajang Asosiasi MIPA LPTK se-Indonesia (AMLI) pada tahun 2023 dan 2024.
Suci mengaku, dua guru Siti Latifah Hanum dan Mira Putri Dewi menjadi sosok penting dalam perjalanan spiritualnya. Dari mereka, ia belajar bahwa seorang qori’ah tidak hanya harus bersuara indah, tetapi juga berakhlak indah.
“Bu Latifah selalu bilang, seorang qori’ah bukan hanya harus bersuara indah, tapi juga berakhlak indah,” ucapnya lembut.
Kini, Suci memiliki cita-cita sederhana namun penuh makna: menjadi qori’ah yang mampu menginspirasi orang lain dan membahagiakan kedua orang tuanya.
“Saya ingin menjadi motivator bagi generasi muda agar berani berjuang di jalan yang mereka cintai. Semua hal baik akan datang jika kita menjalaninya dengan doa dan ridha orang tua,” katanya menutup perbincangan.
Dengan motto hidupnya, “Lihatlah ke belakang bagaimana dirimu berjuang menjadi kamu sekarang, dan lihatlah ke depan, semua hal baik telah menantimu,” Suci Ramadhani membuktikan bahwa keikhlasan dan ketekunan adalah kunci sejati menuju keberhasilan.(*)