Ekonomi

Ini Tantangan Investasi di Sumbar

0
×

Ini Tantangan Investasi di Sumbar

Sebarkan artikel ini
Investasi

Padang,hantaran.Co–Sejumlah tantangan masih harus dihadapi pemda jika benar-benar serius mendatangkan investasi ke Sumbar. Selain persoalan klasik seperti masalah pembebasan lahan, nyatanya investor yang ingin berinvestasi juga masih harus dihadapkan pada “jebakan” regulasi.

Ekonom Universitas Andalas, Prof. Elfindri mengatakan, Sumbar pada dasarnya memang punya banyak potensi besar yang bisa dikembangkan. “Sekarang pertanyaanya, apa skema besar yang diusung pemda untuk menggaet investasi. Kalau cuma sekadar menawarkan potensi, yang sama juga tidak. Makanya saya mengusulkan dibentuk satuan tugas (satgas) guna merumuskan skema-skema investasi ini. Agar arahnya jelas,” kata Guru Besar Ekonomi Pembangunan Unand itu kepada Haluan, kemarin.

Sekalipun telah memiliki skema yang jelas, pemda nyatanya masih harus dihadapkan pada persoalan regulasi. Prof. Elfindri melihat, regulasi seringkali menjadi penghambat bagi investor untuk menanamkan modalnya.

Ia mencontohkan izin pertambangan yang harus diajukan melalui pemerintah pusat. “Sekarang kan kalau mau membuka tambang di atas sekian hektare kan izinnya harus lewat pusat. Dan untuk mengurus izin tambang ke pusat ini besar biayanya. Biaya-biaya ‘siluman’ yang diminta secara tidak formal itu sampai sekarang masih besar kok. Makanya, tidak heran jika akhirnya banyak orang yang malas mengurus izin ke pusat,” tuturnya.

Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar) menaksir setidaknya butuh investasi sebesar Rp120 triliun jika ingin mendongkrak ekonomi daerah dan mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 7,3 persen pada 2029 mendatang.

Guna mencapai target investasi tersebut, Pemprov Sumbar terus melakukan berbagai upaya untuk menggaet investor menanamkan modalnya di Sumbar. Salah satunya melalui acara Temu dan Presentasi Bisnis yang digelar oleh Konsulat Jenderal India di Hotel Grand Mercure Medan pada Rabu (15/10/2025). Kegiatan ini diselenggarakan untuk menyambut kedatangan delegasi bisnis dari Confederation of Indian Industry (CII), yang terdiri atas perwakilan sejumlah perusahaan multinasional asal India.

Dalam acara tersebut, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sumbar memaparkan potensi investasi daerah. Senior Investment Promotion Officer, Hendri Agung, yang hadir mewakili Kepala DPMPTSP Sumbar menyampaikan lima sektor utama investasi Sumbar, yakni energi baru terbarukan (EBT), pariwisata, industri, perikanan, dan pertanian.

“Potensi EBT Sumbar sangat besar, antara lain tenaga surya dengan potensi 5.898 MW yang baru dimanfaatkan sekitar 1 persen, tenaga ombak di wilayah laut seluas 186 ribu kilometer persegi yang belum dimanfaatkan, bioenergi dengan potensi 923,1 MW yang baru dimanfaatkan 8,15 persen, tenaga angin 428 MW yang belum tersentuh, panas bumi 1.651 MW baru dimanfaatkan 5 persen, dan tenaga hidro 1.100 MW dengan pemanfaatan 33 persen,” tuturnya.

Ia menerangkan, dari 21 titik potensi panas bumi di Sumbar, empat lokasi telah digarap investor, yakni PT Supreme Energi di Solok Selatan, Konsorsium PT Hitay Daya Energy di Kabupaten Solok, PT EDC di Kabupaten Solok, dan PT Medco di Kabupaten Pasaman. Masih ada 17 titik lain yang terbuka untuk investasi.

Potensi lain juga terdapat pada pembangkit listrik tenaga air di Batang Kuantan, Nagari Padang Tarok, Kecamatan Kamang Baru, Kabupaten Sijunjung, dengan panjang lintasan 21,4 km dan lebar 54,73 meter.