Wisata

Wisatawan Jangan Hanya FOMO

24
×

Wisatawan Jangan Hanya FOMO

Sebarkan artikel ini
wisatawan

PADANG, HANTARAN.Co–Pengamat Pariwisata dari Politeknik Negeri Padang Rafidola Mareta Riesa menyoroti sisi perilaku wisatawan yang sering kali termakan tren media sosial tanpa mempertimbangkan aspek keselamatan.

Menurutnya, fenomena fear of missing out (FOMO) membuat banyak wisatawan berani mengambil risiko hanya demi konten viral.

“Wisatawan sekarang tertarik pada tempat-tempat viral dan kekinian tanpa memikirkan keamanan. Fenomena FOMO membuat orang datang hanya untuk foto di lokasi yang indah tapi berisiko. Misalnya, jembatan di Alahan Panjang yang viral di media sosial, padahal cukup berbahaya jika tidak memperhatikan aspek keselamatan,” katanya, Minggu (13/10/2025).

Menurutnya, edukasi bagi wisatawan juga penting dilakukan agar masyarakat lebih kritis dalam memilih destinasi dan akomodasi yang menjamin keselamatan. Bagaimanapun, pengelola kawasan wisata tidak bisa sepenuhnya disalahkan.

 Wisatawan juga perlu lebih sadar dan bijak. Jangan hanya tergoda oleh tampilan visual di media sosial, tetapi pastikan tempat tersebut memiliki standar keamanan dan izin yang jelas.

Lebih jauh dikatakannya, tragedi meninggalnya wisatawan di salah satu glamping di Alahan Panjang  Kabupaten Solok tersebut seharusnya menjadi momentum bagi seluruh pemangku kepentingan untuk berbenah. Bukan hanya demi citra pariwisata Sumbar, tetapi juga untuk memastikan setiap perjalanan wisata di Indonesia benar-benar aman, nyaman, dan berkelanjutan.

Sedikit banyaknya, ujar Rafidola, kejadian tersebut tentu akan mempengaruhi kepercayaan wisatawan yang kini menjadi khawatir terhadap keselamatan saat berkunjung. Menurutnya, pemerintah daerah (pemda) dan pelaku industri pariwisata tidak bisa tinggal diam. Respons cepat dan langkah konkret dibutuhkan untuk memulihkan kembali kepercayaan publik.

Rafidola menjelaskan, banyak pengelola wisata cenderung meniru konsep destinasi populer tanpa kajian yang matang. Prinsip ATM sering disalahartikan sebagai pembenaran untuk membuat sesuatu secara instan tanpa memperhatikan standar keselamatan, perizinan, dan prosedur operasional pelayanan yang baik.