AGAM, Hantaran.co–Ikatan Pemuda Tarbiyah Islamiyah (IPTI) salurkan donasi sebesar Rp36 juta ke Yayasan Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Kapau, Tilatang Kamang, Agam untuk membantu pembangunan setelah asrama putra MTI Kapau hangus terbakar pada 25 September lalu. Kebakaran tersebut meninggalkan kerugian yang ditaksir mencapai Rp2 Miliar setelah api menghanguskan seluruh bangunan asrama, pakaian dan perlengkapan santri, serta dokumen penting.
Ketua IPTI Sumbar kepada Hantaran.co mengatakan, bangunan asrama yang terbakar merupakan bangunan lama. Asrama tersebut kata Arif sudah berdiri sejak tahun 1970 lalu. Oleh karena itu, seluruh bagian asrama mesti dibangun dari awal. sebab konstruksi bangunan tidak memungkinkan jika sekadar direnovasi.
“IPTI dan ikatan alumni MTI lainnya melakukan penggalangan dana untuk membantu mengurangi beban kerugian MTI Kapau. Bukan hanya uang, berbagai kalangan yang melakukan penggalangan bantuan lewat berbagai grup WhatsApp dan media sosial lainnya juga mengumpulkan donasi dalam bentuk pakaian, kitab-kitab pelajaran dan kebutuhan santri lainnya,” kata Arif, Minggu (11/10).
Pada momentum seperti sekarang, kata Arif, ikatan alumni dan seluruh lapisan warga tarbiyah mesti bersinergi dan bahu membahu untuk membangun dan mengembangkan institusi pendidikan maupun organisasi yang berada di bawah bendera Tarbiyah.
“Selain menyalurkan sedikit bantuan, IPTI Sumbar pada hari ini juga bersilaturahmi dengan MTI Tarusan dan MTI Yati Kamang. Setelah itu, kami juga ziarah ke makam ulama Tabiyah, di antaranya makam Buya Arifin Djamil Tuanku Solok dan Buya H. Mansur Dt. Nagari Basa,” kata Arif.
Sebelumnya, Pimpinan Pondok Pesantren MTI Kapau yang diwakili Kepala Madrasah Tsanawiyah MTI Kapau, Zaituni mengungkapkan dugaan sementara api yang menghanguskan asrama putra itu berasal dari korsleting listrik. Kobaran api dalam waktu singkat melahap hampir seluruh bagian asrama, sebab kontruksi bangunan yang didominasi bahan kayu mudah untuk terbakar.
“Dengan banyaknya elemen kayu di gedung tersebut membuat api cepat menjalar ke seluruh gedung asrama sehingga tak seorang pun yang dapat menyelamatkan barang-barang santri dan pembina asrama. Sehingga hampir seluruh fasilitas di asrama tersebut habis termakan api,” kata Zaituni.
Sementara itu, Pembina Asrama Putra MTI Kapau Makrifatullah yang sehari-hari tinggal di asrama tersebut bersama keluarganya mengungkapkan kebakaran itu baru disadari ketika terlihat asap yang keluar dari gedung asrama. Saat itu seluruh santri dan pembina asrama tengah berada di sekolah yang kurang lebih berjarak 100 meter dari asrama.
“Saya dan juga semua santri sudah berada di sekolah saat api mulai terlihat. Saya dan para santri segera berlari menuju asrama, namun ketika sampai, api sudah sangat besar, sehingga saya dan para santri hanya bisa pasrah dengan kondisi tersebut,” ujarnya.
(Riga/Hantaran.co).






