BUKITTINGGI, hantaran.co – Dosen Prodi D3 Kebidanan Bukittinggi Poltekkes Kemenkes Padang, melakukan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Posyandu Remaja Kelurahan Aur Kuning, Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh (ABTB) Kota Bukittinggi, Sabtu (20/7).
Kegiatan PKM yang bekerja sama dengan Puskesmas Tigo Baleh, berlangsung di Masjid Jamik Aur Kuning Bukittinggi dengan tim PKM terdiri dari Hj.Lili Dariani, SKM, M.Kes (Ketua), Siti Khadijah, S.SiT, M.Biomed (Anggota),dan Rosa Mesalina, SST, MKM ( Anggota).
Turut hadir dalam kegiatan itu Pimpinan Puskesmas Tigo Baleh dr. Rahmi Fadilla yang diwakili oleh pemegang program Posyandu Remaja Silvia Aprianti, bidan Poskeskel Aur Kuning Reni Daniati, kader Posyandu Aur Kuning, dan peserta pelatihan sebanyak 20 orang.
Tema yang diangkat dalam PKM tersebut adalah pemberdayaan kader Posyandu remaja wujudkan generasi millenial bebas stunting di Kelurahan Aur Kuning tahun 2024.
Ketua Tim PKM Prodi D3 Kebidanan Bukittinggi Hj. Lili Dariani mengatakan, tujuan umum kegiatan PKM adalah untuk mengoptimalisasikan peran Posyandu Remaja dalam mewujudkan generasi millenial bebas stunting sebagai upaya pencegahan terjadinya stunting.
Tujuan khususnya adalah diharapkan mampu menindaklanjuti hasil riset terkait dalam mewujudkan generasi millenial bebas stunting. Melaksanakan pendampingan Posyandu Remaja, dan menerapkan ilmu pengetahuan dan pemanfaatan teknologi bagi Posyandu Remaja di Kelurahan Aur Kuning.
Kemudian melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala dan terukur terhadap peningkatan pengetahuan, sikap dan kemampuan Kader Pos Remaja dalam mewujudkan generasi millenial bebas stunting sebagai upaya preventif.
“Kegiatan yang dilakukan adalah pemberian materi tentang stunting dan pencegahannya, gizi seimbang pada remaja, serta anemia pada remaja dan pencegahannya. Kemudian deteksi dini dengan melakukan pengukuran tinggi dan berat badan, lingkar lengan, dan Pemeriksaan Hb.( Hemoglobin),” kata Lili Dariani.
Menurutnya, pencegahan stunting harus dimulai sejak remaja dengan mamastikan remaja berstatus gizi normal, tidak Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan tidak mengalami anemia.
Karena remaja yang anemia apabila tidak teratasi, maka dikhawatirkan terbawa hingga masa kehamilan dan dapat mengganggu kesehatan janin sehingga berisiko melahirkan bayi stunting.
“Pencegahan masalah gizi pada anak usia remaja bisa dilakukan dengan menjaga pola hidup sehat dan makan makanan bergizi seimbang,” ujarnya.
Ia menjelaskan, Posyandu Remaja adalah usaha pemberdayaan kelompok masyarakat yang dalam hal ini adalah remaja, yang dilaksanakan oleh dan dari remaja untuk meningkatkan status kesehatan remaja.
Kegiatan PKM ini lebih merujuk pada peningkatan kapasitas kader dalam deteksi dini serta upaya penanggulangan masalah gizi remaja. Pada jangka panjang, penanggulangan masalah gizi remaja melalui pemberdayaan Posyandu Remaja diharapkan dapat mencegah terjadinya masalah gizi seperti stunting.
“Alhamdulillah Puskesmas Tigo Baleh sangat mendukung atas kegiatan PKM yang kita laksanakan ini. Pihaknya merasa sangat terbantu dengan kegiatan PKM untuk mencegah kejadian stunting,” tutur Lili Dariani.
Kegiatan PKM ditutup dengan foto bersama dan penyerahan poster tentang gizi seimbang pada remaja dan poster tentang pencegahan anemia kepada Posyandu Remaja Aur Kuning. Gatot/hantaran.