SOLOK, hantaran.co—Ikan Bilih (Mystacoleucus padangensis) merupakan ikan endemic di Danau Singkarak, Kabupaten Solok yang ternyata memiliki khasiat yang luar biasa di bidang kesehatan. Ikan yang keberadaannya mulai berkurang tersebut mampu untuk mengatasi stunting.
Hasil penelitian ini tentu menjadi daya tarik bagi semua pihak khususnya di Sumatera Barat. Meski dalam data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan Sumbar berada di nomor 14 angka stunting.
Di Sumbar sendiri Kabupaten Solok salah satu daerah berada di Danau Singkarak pernah menjadi daerah yang tertinggi angka stuntingnya yakni mencapai 40,1 persen di 2021. Namun, pada 2022 berhasil menurunkan angkanya menjadi 24,2 persen.
Tidak dapat dipungkiri selain dengan intervensi dengan berbagai program, kegiatan samarak makan juga berdampak positif.
Peneliti ikan bilih yang juga dosen Poltekes Kementerian Kesehatan Padang, Dr. Eva Yuniritha, M. Biomed, mengatakan, ia melakukan penelitian pada 2013 hingga 2014.
Hasilnya menunjukkan hasil yang luar biasa. Ikan yang disebut warga lokal bilih tersebut mampu mengobati stunting.
Bahkan ia membuat sirup dari ekstrak Ikan Bilih yang diberi nama “Bilihzinc Syrup”.
Sirup ini diintervensikan kepada 60 orang anak stunting di Paninggahan, Kabupaten Solok selama tiga bulan.

Hasilnya, anak stunting yang telah mengkomsumsi sirup, peningkatan tinggi badannya lebih dari 3,63 cm per bulan. Jika dihitung per tahun terjadi penambahan Tinggi Badan (TB) sebanyak 15,71 cm jauh lebih tinggi dari penambahan TB anak normal yaitu 11-12,7 cm per tahun.
“Angka morbiditas (kesakitan) turun sebanyak 26 persen, dan keunggulan lainnya, dengan dosis 10 mg per hari, mempunyai efikasi terhadap penurunan morbiditas penyakit Infeksi Saluran Pernafasan (ISP) sebesar 36 persen. Lalu penyakit diare setelah intervensi tidak mengalami perubahan, tetapi frekuensi, dan lama menderita penyakit diare mengalami perubahan yang bermakna secara statistik,”ujarnya.
Ia menuturkan, ikan bilih mengandung zat gizi essensial (protein, zink, kalsium, Fe dan zat lainnya. Dan semua kandungan tersebut sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan fisik, daya tahan dan perkembangan kognitif.
Bahkan menurutnya, kandungannya lebih tinggi dari ikan dan lauk hewani apapun.
Kelangkaan Ikan Bilih
“Saya sudah diminta BPOM Pusat untuk memproduk, tetapi Ikan Bilih sejak tahun 2015 sulit didapat, walau pun ada tetapi harganya sudah mahal sekali. Waktu awal penelitian saya beli Ikan Bilih seharga paling mahal Rp17 ribu per kilo. Pada akhir penelitian saya sudah beli sampai Rp100 ribu per kilo yang basah, dan keringnya Rp250 ribu per kilo. Sehingga saya tidak bisa produksi karena harga sirup semula diperkirakan hanya paling mahal Rp24 ribu per botol (100 ml) menjadi lebih dari Rp100 ribu per botol,”kata Eva.
Diungkap Eva, salah satu perusahaan besar susu dan makanan bayi memakai Ikan Bilih untuk produknya.
Perlu diketahui dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 Kementerian Kesehatan, Kabupaten Solok masuk tiga daerah yang tinggi angka stuntingnya selain Kabupaten Pasaman, dan Pasaman Barat.
Data stunting pada 2013 di Kabupaten Solok tercatat sebesar 39,69 persen, dan pada 2018 menurun menjadi 30,5 persen. Namun, angka itu masih termasuk tinggi jika dibanding secara nasional yang hanya 29,9 persen.
Dan 54 persen stunting di Kabupaten Solok berada di Nagari Paninggahan yang wilayahnya berada di sekitar Danau Singkarak.
Pada 2021 Kabupaten Solok malah tertinggi yakni mencapai 40,1 persen. Pemerintah daerahnya melakukan intervensi dengan melibatkan semua pihak termasuk perangkat nagari. Hasilnya pada 2022 menjadi 24,2 persen atau terjadi penurunan stunting di Kabupaten Solok sebesar 15,9 persen.
Bahkan hal ini diakui oleh Kepala BKKBN Sumbar Fatmawati dengan mengatakan, Kabupaten Solok salah satu yang terbaik dalam melakukan penurunkan angka stunting.
“Kami sangat mengapresiasi untuk Kabupaten Solok yang mana mengalami penurunan stunting sebesar 15,9 persen, dari 40,1 persen pada tahun 2021 menjadi 24,2 persen pada tahun 2022. Juga kami sangat apresiasi pada Kabupaten Solok atas terpilih menjadi salah satu kabupaten terbaik dalam pelaksanaan audit kasus stunting secara Nasional di Tahun 2022 ini,” kata Fatmawati beberapa waktu lalu.
*Wawancara dengan peniliti dilakukan oleh wartawan Haluan (jaringan Hantaran.co) pada 2019*