PESSEL, hantaran.co – Anggota Kepolisian Resort Pesisir Selatan (Polres Pessel), Sumatera Barat mendapatkan pembinaan spritual di masjid-masjid.
Mereka yang mengikuti kegiatan Itikaf itu menerima siraman rohani dan pengetahuan agama di wilayah hukumnya masing-masing.
Tujuannya, selain melaksanakan tugas dengan sejumlah program-program Polri, mereka diharapkan dapat meningkatkan keimanan dan takwa.
Anggota polisi diharapkan lebih dekat dengan sang pencipta, beribadah, berdzikir, bertasbih, dan mencegah perbuatan tercela.
“Ini yang lebih familiar kami sebut dengan program Itikaf. Jadi, selain pembinaan melalui program kepolisian yaitu ada konseling, pembinaan fisik, juga ada pembinaan rohani,” kata Kapolres Pesisir Selatan, AKBP Novianto Taryono di Masjid Baitusalihin, Pasar Baru Bayang.
Dalam kesempatan itu, Kapolres sengaja mengunjungi Masjid Baitusalihin karena sejumlah personilnya tengah mengikuti kegiatan Itikaf.
Ia pun bergabung dengan para ustadz yang memberikan pengetahuan tentang hari akhirat itu, sembari berdiskusi dan bertanya jawab.
Program Itikaf yang diprakarsai oleh Kapolres Pessel, AKBP Novianto Taryono tersebut diselenggarakan setiap minggu. Kali ini merupakan gelombang pertama yang bakal berlangsung selama 10 hari ke depan.
Kapolres menyampaikan, setiap rombongan yang mengikuti kegiatan Itikaf terdiri dari 12 orang. Dan membaginya ke dalam tiga kelompok.
Ustadz yang memberikan pembinaan spritual kepada anggota Polres Pessel di Masjid Baitusalihin salah satunya adalah Sutrisno atau dengan nama barunya yang akrab dipanggil Abu Bakar. Ia merupakan purnawirawan TNI yang kini aktif dalam memberikan pengajian-pengajian di masjid.
“Jadi, materi pembinaan spritualnya macam-macam. Ada soal sunnah, keuntungan baca Alqur’an, salat berjemaah dan lain sebagainya,” ucapnya.
Bahkan salah satu kegiatan yang terpantau adalah, anggota polisi tersebut juga diajarkan tentang cara makan yang baik menurut sunnah dan ajaran islam.
Terkait pelaksanaan program Itikaf, Kapolres berharap terhadap anggota nantinya bisa mendapatkan sesuatu energi positif yang baru. Selain dekat dengan sang pencipta, mereka juga diharapkan dapat membangun keluarga yang penuh kebahagiaan.
“Bisa dekat dengan agama, lebih dekat lagi bersama keluarga. Tentunya nanti dapat mendukung semangat kerja serta bisa lebih produktif,” tuturnya.
KHAIR budaya kerja Polres Pessel
Kepolisian Resort Pesisir Selatan kini sudah mempublish lima budaya kerja yang mesti diterapkan oleh setiap anggotanya. Budaya kerja ini untuk menjadikan institusi Polri lebih baik dalam mengemban tugas.
Budaya kerja itu dinamakan KHAIR yang merupakan singkatan dari Kreatif, Humanis, Adaptif, Integritas dan Responsif.
Dikutip dari situs resmi pesisirselatan.sumbar.polri.go.id, manfaat budaya kerja tersebut bertujuan untuk mengubah sikap dan perilaku sumber daya manusia agar dapat meningkatkan kinerja dalam menghadapi tantangan di masa yang akan datang.
Manfaatnya juga untuk meningkatkan jiwa gotong royong, meningkatkan kebersamaan, membangun komunikasi yang baik, meningkatkan kinerja, tanggap dalam perkembangan dunia luar, saling terbuka satu sama lain, serta meningkatkan rasa kekeluargaan.
Berikut penjabaran dari budaya kerja yang disingkat dengan KHAIR:
Kreatif
1. Mampu mencari pemecahan masalah berdasarkan kondisi di lapangan yang tidak menimbulkan resiko lebih besar.
2. Kaya informasi dan referensi guna membangun satuan menjadi lebih inovatif dan produktif.
Humanis
1. Rendah hati dalam komunikasi dan interaksi kepada masyarakat.
2. Menumbuh kembangkan simpati kepada masyarakat guna mendorong peran dan partisipasi masyarakat.
Adaptif
1. Mengikuti dan dapat menyesuaikan diri dengan dinamika perkembangan zaman.
2. Fleksibel namun tetap berintegritas dalam menanggapi isu yang berkembang dalam masyarakat.
Integritas
1. Berpedoman pada aturan agama, perundang-undangan, peraturan kepolisian dan pekembangan regulasi.
2. Rela berkorban demi masyarakat dan organisasi Polri.
Responsif
1. Deteksi persoalan dengan cepat dan tepat terhadap potensi gangguan keamanan dan ketertiban.
2. Cepat dan tanggap merespon segala permasalahan dalam masyarakat dan menjadi problem solver.
hantaran/*