PESSEL, hantaran.co – Aliran Batang Pelangai di Kecamatan Ranah Pesisir, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat beberapa hari terakhir sering meluap lantaran curah hujan yang sangat tinggi di daerah itu.
Hal tersebut tentunya berdampak banjir terhadap pemukiman warga sekitar, khususnya di Kecamatan Ranah Pesisir. Bahkan, luapan banjir turut merusak banyak lahan pertanian dan pemukiman masyarakat, termasuk juga bangunan sekolah SMPN 1 Ranah Pesisir dan MTsN 12 Pesisir Selatan (MTsN Balai Selasa).
“Ya, banjir terbesar terjadi pada akhir 2021, dan itu juga merusak dua sekolah yang ada di Kecamatan Ranah Pesisir, yakni SMPN 1 Ranah Pesisir dan MTsN 12 Balai Selasa,” ujar Novermal, SH, MH, Anggota DPRD Kabupaten Pesisir Selatan pada wartawan, Rabu (14/9/2022).
Namun demikian, kata Novermal, kondisi tersebut sudah dilaporkannya ke Dinas SDA-BK Provinsi Sumbar. Selanjutnya, pihak terkait menjanjikan alur Batang Pelangai tersebut bakal dinormalisasi dengan APBD 2023.
“Hasil koordinasi terakhir kami dengan pejabat Dinas SDA-BK Provinsi Sumbar bakal dinormalisasi pada 2023. Sebab, belum bisa dilakukan tahun sekarang karena keterbatasan anggaran,” katanya.
Novermal menyebut, perihal rencana normalisasi alur Batang Pelangai, dia juga meminta pihak kecamatan setempat kembali menyurati Gubernur dan Ketua DPRD Provinsi Sumbar, tujuannya agar rencana tersebut dapat terealisasi pada 2023 mendatang.
“Camat Ranah Pesisir katanya sudah menyurati Gubernur dan Ketua DPRD Sumbar. Dan saya juga sudah koordinasikan langsung dengan Ketua DPRD, Wagub, Sekda, Kepala Bappeda, Kadis SDA-BK, dan beberapa pimpinan DPRD Provinsi Sumbar. Mudah-mudahan awal 2023 ini bisa terealisasi,” ucapnya lagi.
Menurutnya, normalisasi Batang Pelangai tersebut penting diprioritaskan karena menyangkut hajat hidup orang banyak, utamanya terkait keselamatan sarana dan prasarana pendidikan, dan seratusan rumah masyarakat yang berada di pinggiran sungai.
“Nanti tikungan alur sungai Batang Pelangai yang melintasi kawasan masyarakat diberi batu bronjong untuk penguatan tebing, dan dibangun pula tanggul pengendali laju aliran banjir. Supaya luapan banjir sungai tersebut tidak melimpah lagi ke pemukiman warga, sehingga kedua sekolah dan seratusan rumah masyarakat tidak terdampak dan aman dari hantaman banjir,” tuturnya.
hantaran/*