TANAH DATAR, hantaran.co — Tim pengabdian Universitas Negeri Padang (UNP) kegiatan pelatihan pembelajaran berbasis HOTS untuk siswa sekolah dasar. Pelatihan ini diberikan kepada guru di Gugus VII Koto Laweh, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar, Sabtu (23/7).
“Perkembangan era revolusi industri 4.0 menuntut proses pembelajaran berbasis HOTS. Hal ini dikarenakan pada masa yang akan datang siswa akan dihadapi dengan permasalahan yang lebih kompleks sehingga diperlukan kemampuan berpikir tingkat tinggi agar siswa dapat memecahkan permasalahan tersebut,” kata Ketua Tim Pengabdian, Yesi Anita, didampingi anggota, Syafri Ahmad, Ph.D dan Zahratul Azizah, M.Pd.
Yesi Anita menyebut, pelatihan ini juga sebagai bentuk mendukung proses pembelajaran pada kurikulum merdeka. Pada pembelajaran kurikulum merdeka proses pembelajaran difokuskan kepada pengembangan karakter, kemampuan literasi dan kemampuan numerasi. “Sehingga dengan adanya pelatihan ini dapat mendukung keterlaksanaan kurikulum merdeka di sekolah dasar,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua KKG gugus VII, Marnita HM, S.Pd. SD, mengaku mendukung kegiatan yang dilaksanakan oleh tim UNP ini. Ia menilai, pembelajaran HOTS masih belum dikembangkan secara maksimal. Apalagi dengan adanya proses pelaksanaan kurikulum merdeka diperlukan proses pembelajaran HOTS agar dapar tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
“Terima kasih kepada Tim PKM UNP yang telah berkenan untuk berbagi ilmu di gugus VII. Beliau berharap agar kegiatan ini dapat dilaksanakan secara berkesinambungan,” ujarnya.
Pada kegiatan pelatihan ini mendatangkan pakar ahli di bidang pembelajaran HOTS diantaranya, M. Habibi, M.Pd, Refiona Andikan, M.Pd, dan Ary Kiswanto Kenedi, M.Pd.
Ary Kiswanto Kenedi menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan yang bermakna. Kegiatan pelatihan ini mengandung makna diantaranya adalah sebagai bentuk kepedulian UNP terhadap isu pendidikan yang sedang terjadi. Beliau menyatakan bahwa pembelajaran HOTS harus dikembangkan semenjak usia sekolah dasar.
Hal ini dikarenakan dengan adanya hasil PISA yang menyatakan bahwa HOTS siswa Indonesia masih rendah. Kasus ini disebabkan oleh siswa sekolah dasar belum terbiasa dengan pembelajaran HOTS. “Oleh sebab itu beliau mengharapkan agar kegiatan ini dapat dilaksanakan secara berkelanjuta,” ucapnya.
Debby Chintya sebagai salah satu peserta mengaku bersyukur untuk dapat mengikuti pelatihan ini. Ia menyatakan bahwa dengan proses pembelajaran pada kurikulum 2013 dan Kurikulum merdeka sangat dibutuhkan pembelajaran HOTS agar menjadi pembelajaran yang bermakna. (*)
hantaran.co