BUKITTINGGI, hantaran.co – Politeknik Kesehatan (Poltekes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Padang, Program Studi (Prodi) D3 Kebidanan Bukittinggi, menyelenggarakan kegiatan pelatihan pelayanan kebidanan komplementer bagi Bidan PMB (Praktik Mandiri Bidan).
Kegiatan pelatihan yang dilaksanakan di Aula Prodi D3 Kebidanan Bukittinggi,Ā dibuka oleh Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Cabang Kota Bukittinggi, yang diwakili Sekretaris IBI, Suci Rahmadheny, Rabu (20/7).
Pelatihan tersebut diikuti oleh Bidan PMB sebanyak 20 orang, kader 5 orang, dan ibu hamil 2 orang. Dalam pelatihan menghadirkan Narasumber hebat, yaitu Rulfia Desi Maria.
Dosen Prodi D3 Kebidanan Bukittinggi, Hj Lili Dariani mengatakan, pelatihan yang dilaksanakan dalam rangka Pengabdian Masyarakat Dosen Poltekes Kemenkes Padang Prodi D3 Kebidanan Bukittinggi. Kegiatan pengabdian masyarakat ini diketua oleh Hj.Lili Dariani, dengan anggota Siti Khadijah, Rosa Mesalina, Sania Lailatu Rahmi, dan Mahasiswa.
“Kegiatan pengabdian masyarakat merupakan salah satu tugas pokok dosen dalam menjalan Tri Dharma Perguruan Tinggi,” ujarĀ Hj.Lili Dariani, yang juga selaku Ketua Pengabdian Masyarakat Dosen Poltekes Kemenkes Padang Prodi D3 Kebidanan Bukittinggi,” Jumat (22/7).
Ia mengatakan, adapun tujuan dari kegiatan pelatihan yang dilaksanakan yakni, pelayanan komplementer menjadi peluang bagi bidan untuk mengembangkan profesionalisme dalam pelaksanaan praktik kebidanan secara lebih komprehensif.
Tujuan lainnya dapat mewujudkan bidan entrepreneur yang inovatif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, dan sebagai salah satu cara dalam meningkatkan daya saing pasar, nilai tambah, unggulan, inovatif dan sesuai dengan harapan dari pengguna jasa layanan kebidanan.
Selain itu kata Lili, pelatihan ini juga bertujuan untuk memberikan gambaran tentang praktik kebidanan komplementer dalam kehidupan modern, serta penggunaan media sosial dalam promosi layanan kebidanan.
Melalui pelatihan yang dilaksanakan, diharapkan bidan yang memiliki praktek mandiri lebih memiliki gambaran nyata dari pelayanan kebidanan komplementer, dan dapat membangun market dalam kebidanan komplementer, serta dapat lebih meningkatkan derajat kesehatan perempuan dengan upaya-upaya terapi komplementer yang lebih ramah dan efektif bagi pencapaian kesehatan yang paripurna.
“Terapan komplementer adalah cara penanggulangan penyakit yang dilakukan sebagai pendukung kepada pengobatan medis konvensional, atau sebagai pilihan lain di luar pengobatan medis yang konvensional,” ucap Lili.
Ia menjelaskan, terapi komplementer bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative, yang diperoleh melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan dan efektivitas yang tinggi berazaskan konvensional.
Hal tersebut memberikan angin segar dan kesempatan kepada bidan di Indonesia,Ā untuk mengembangkan profesionalisme dalam memberikan praktek asuhan kebidanan yang lebih komprehensif kepada klien secara holistic dengan mengedepankan nilai, norma dan ilmu kebidanan.
Menurutnya, bidan sebagai sosial entepreneur itu tidak hanya sekedar mencari keuntungan secara ekonomi, tapi juga meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di sekitarnya agar lebih baik.
“Menjadi pelayanan pendamping harapannya adalahĀ memperkuat dan menambah nilai jual kita dalam layanan kepada masyarakat. Diharapkan kedepannya bagi bidan yang memiliki praktek mandiri di Kota Bukittinggi untuk dapat mengembangkan profesionalismenya dalam pelayanan kebidanan komplementer,” tuturnya.
Gatot/Hantaran.