HukumNasional

Modus Baru Sindikat Mafia Tanah Terungkap, Pejabat BPN Terlibat

11
×

Modus Baru Sindikat Mafia Tanah Terungkap, Pejabat BPN Terlibat

Sebarkan artikel ini

JAKARTA, hantaran.co – Empat pejabat Badan Pertanahan Nasional (BPN) ditangkap dan dijadikan tersangka dalam kasus mafia tanah. Salah satu di antaranya adalah PS selaku Koordinator Substansi Penataan Pertanahan BPN Jakarta Utara.

Dikutip detikNews, Kepala Kantor Pertanahan Kota Jakarta Utara Taufik Suroso Wibowo menyebut, PS langsung dicopot dari jabatannya dan digantikan oleh pelaksana tugas.

“Ada pejabat pengganti dulu, ditunjuk Plt Bapak Yayan,” ujar Taufik, Kamis (14/7/2022).

Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengatakan, PS bekerja sama dengan beberapa pendana dalam menerbitkan sertifikat tanpa warkah yang benar.

“PS ini pejabat BPN yang berperan sebagai aktor intelektual dan dia bekerja sama dengan beberapa funder atau pendana,” ucap Hengki dalam keterangan resminya pada wartawan.

PS ditangkap di rumahnya di Depok, Jawa Barat, Selasa (12/7/2022) pukul 23.30 WIB. Sewaktu melakukan tindak pidana, PS menjabat Ketua Tim Ajudikasi PTSL BPN Jakarta Selatan.

“PS ini sekarang menjabat Koordinator Substansi Penataan Pertanahan BPN Kota Administrasi Jakarta Utara, tapi sewaktu melakukan tindak pidana ini dia menjabat Ketua Ajudikasi PTSL di BPN Jakarta Selatan,” ujar Kasubdit Harda Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Petrus Silalahi, Rabu (13/7/2022).

4 Pejabat BPN Tersangka Kasus Mafia Tanah

Sebelumnya, Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengatakan, pihaknya telah menangkap empat pejabat BPN yang terlibat kasus mafia tanah di Jakarta dan Bekasi.

“Untuk saat ini sudah ada empat pejabat ASN BPN di wilayah Jakarta dan Bekasi yang sudah kami tangkap dan ditetapkan sebagai tersangka,” ucap Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi saat dikonfirmasi wartawan.

Dua pejabat BPN di antaranya adalah MB selaku Ketua Tim Ajudikasi PTSL BPN Jakarta Utara dan PS selaku Koordinator Substansi Penataan Pertanahan BPN Jakarta Utara.

Hengki menyebut, keterlibatan pejabat di BPN disinyalir melibatkan sejumlah pejabat lainnya. Mafia tanah ini juga melibatkan sejumlah pegawai BPN, termasuk juga pendananya.

“Untuk pegawai BPN ada 10 orang berstatus pegawai tidak tetap dan ASN,” katanya.

Pejabat BPN Diduga Terima Suap

Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi menyebut, MB menerima uang ratusan juta rupiah dari pendana.

“Dari hasil pemeriksaan yang telah kami lakukan, yang bersangkutan menerima uang mencapai ratusan juta rupiah dari pendana,” ujar Hengki.

Hengki mengatakan, uang itu untuk memuluskan pemohon dalam pembuatan sertifikat tanah. Disinyalir menerima dana lebih dari Rp200 juta.

“Ada dugaan lebih dari Rp200 juta karena bukan hanya satu, ada beberapa lainnya yang bermain dengan MB ini,” tuturnya.

Modus Operandi

Polisi mengungkapkan modus operandi pejabat BPN dalam keterlibatannya di kasus mafia tanah ini dalam menerbitkan sertifikat asli tapi palsu alias ‘aspal’ melalui program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL). Pejabat BPN tersebut menerbitkan sertifikat kepada oknum yang bukan pemohon hak PTSL.

“Jadi, oknum BPN ini menerbitkan sertifikat atas nama pemohon yang bukan haknya melalui program PTSL,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan pada wartawan di Jakarta, Rabu (13/7/2022).

Diketahui, PTSL merupakan program sertifikat tanah gratis dari pemerintah melalui Kementerian ATR/BPN. Program ini dilakukan dalam rangka percepatan sertifikat tanah mengingat banyaknya masyarakat yang belum memiliki sertifikat hak milik atas tanah/bangunan yang dimilikinya.

“Nah, program PTSL ini kan seharusnya gratis, tetapi oknum ini diduga menerima sejumlah uang untuk kemudian menerbitkan sertifikat dari pemohon yang bukan haknya dan dilakukan tanpa prosedur yang benar,” tuturnya.

Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi menyebut, modus operandi yang dilakukan pejabat BPN ini termasuk modus baru.

“Karena modus operandi yang dilakukan oleh para tersangka ini tergolong baru dan belum pernah terungkap sebelumnya di daerah mana pun,” ujarnya.

Hengki mengatakan, pihaknya telah menerima sejumlah laporan terkait modus yang dilakukan oknum BPN berinisial PS dan MB ini. Namun, ia menduga korbannya lebih banyak lagi.

“Bahkan disinyalir telah menimbulkan banyak korban,” ucapnya lagi.

hantaran/rel