EkonomiNasional

Ini Kata Menteri ESDM Terkait Harga Keekonomian Pertalite dan Pertamax

9
×

Ini Kata Menteri ESDM Terkait Harga Keekonomian Pertalite dan Pertamax

Sebarkan artikel ini

JAKARTA, hantaran.co – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebut harga keekonomian Bahan Bakar Minyak (BBM) sudah menembus angka Rp30.000 per liter. Hal itu kata dia, seiring dengan melonjaknya harga minyak dunia.

Pihaknya berharap perbaikan logistik di setiap infrastruktur BBM dapat segera dilakukan. Menurutnya, hal itu dinilai bakal membantu agar lebih hemat dan efisien.

“Ya, sekarang ini harga minyak dunia sudah di atas 100 dollar AS-120 dollar AS per barel. Harga keekonomian BBM RON 90 maupun RON 92, rata-rata di atas Rp30.000. Kami harus antisipasi hal ini karena situasi krisis energi tidak bisa diramalkan selesai tahun ini atau lebih lama lagi,” ujar Arifin dalam keterangan resminya pada wartawan di Jakarta.

Terkait hal tersebut, dia pun membandingkannya dengan harga BBM di Indonesia yang jauh lebih murah.

“Pertalite (RON 90) saja dijual Rp7.650, Pertamax (RON 92) kita jual Rp12.500. Jadi, kami perlu mengingatkan ke masyarakat agar menggunakan BBM seefisien mungkin. Jika tidak maka bakal berdampak pada membengkaknya alokasi subsidi,” katanya.

Hal tersebut disampaikan Arifin saat pihaknya meninjau beberapa titik infrastuktur Bahan Bakar Minyak dan Gas Bumi, yaitu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan (SPUBN) dan Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Labuan Bajo.

Agenda tersebut sekaligus memastikan keterjangkauan akses energi ke masyarakat yang merupakan pembahasan utama dari The 2nd Energy Transistion Working Group (ETWG).

Selama peninjauan, Arifin mendapat laporan dari pengelola SPBU mengenai kelancaran pasokan dan distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) di masyarakat maupun industri.

“Di SPBU Non Public Service Obligation (PSO), distribusi BBM berjalan lancar, respon masyarakat juga bagus. Di depot, avtur juga aman,” tuturnya.

Kendati demikian, Arifin mengimbau kepada PT Pertamina (Persero) untuk mengantisipasi adanya lonjakan permintaan mengingat Labuan Bajo merupakan wisata prioritas pemerintah.

“Jadi, kami harus antisipasi daerah ini. Karena akan banyak kunjungan wisatawan. Tentu kebutuhan avtur dan BBM bakal meningkat,” ucapnya.

hantaran/rel