JAKARTA, hantaran.co – Jelang lebaran 2022 mendatang, sederet komoditas energi seperti Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite dan Solar, LPG 3 kilogram (kg), hingga tarif listrik bakal ada sinyal kenaikan. Hal tersebut diumumkan sebagai respons terhadap kenaikan harga minyak mentah dunia.
“Ya, bakal ada beberapa langkah strategis dalam menghadapi kenaikan harga minyak dunia yang kami lakukan baik jangka pendek maupun jangka panjang,” ujar Menteri ESDM Arifin Tasrif saat rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (13/4/2022).
Dalam raker tersebut, Arifin menyebut, strategi dalam menghadapi dampak kenaikan harga minyak mentah dunia yang turut mengerek harga minyak mentah Indonesia (ICP) pada Maret mencapai US$ 98,4 per barel, jauh di atas asumsi APBN yang hanya US$ 63 per barel.
Berikut langkah-langkahnya:
1. Tarif Listrik
Arifin menjelaskan untuk sektor ketenagalistrikan pada 2022 bakal ada penyesuaian tarif listrik. Dengan begitu pemerintah bisa menghemat kompensasi sebesar Rp7-16 triliun.
“Di sektor ketenagalistrikan dalam jangka pendek rencana penerapan tarif adjustment tahun 2022 ini untuk bisa dilakukan penghematan kompensasi sebesar Rp7 sampai Rp16 triliun,” ucapnya.
Selain rencana penerapan tarif adjustment, dalam jangka pendek Kementerian ESDM juga bakal menerapkan efisiensi biaya pokok penyediaan listrik dan strategi energi primer PLN, optimalisasi pembangkit dengan bahan bakar sumber domestik PLTU dan PLT EBT, percepatan pembangunan PLTS Atap 450 MW, serta pembangunan pembangkit EBT dari APBN.
2. Harga LPG 3 Kg
Arifin juga memberi sinyal bahwa LPG 3 Kg bakal naik dalam jangka menengah dan panjang. Hal ini untuk mengurangi tekanan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan menjaga inflasi.
Awalnya dia mengatakan dalam jangka pendek pemerintah bakal meningkatkan pengawasan pendistribusian LPG 3 kg tepat sasaran, bekerja sama dengan Pemerintah Daerah dan aparat penegak hukum, dan uji coba penjualan dengan aplikasi MyPertamina di 34 kabupaten/kota pada 2022.
“Serta melakukan penyesuaian formula LPG 3 kg,” tuturnya.
Sementara untuk jangka menengah, pemerintah bakal melakukan substitusi kompor LPG dengan kompor induksi (listrik), jaringan gas kota (jargas) yang diharapkan mencapai 1 juta rumah tangga per tahun. Kemudian, mengubah skema subsidi yang kini berbasis pada komoditas menjadi subsidi langsung ke penerima. Serta, substitusi dengan Dimethyl Ether (DME) untuk mengurangi 1 juta metrik ton LPG pada 2027.
“Dan penyesuaian harga jual eceran untuk mengurangi tekanan APBN dan menjaga inflasi, serta percepatan program biogas,” katanya.
3. Harga BBM Pertalite-Solar
Dalam jangka menengah dan panjang juga direncanakan penyesuaian harga Pertalite dan Solar. Selain itu, bakal dilakukan pengamanan dengan peningkatan cadangan operasional dari 21 hari menjadi 30 hari.
“Dalam jangka menengah dan panjang kami bakal melakukan optimalisasi campuran bahan bakar nabati dalam solar, penyesuaian harga Pertalite, minyak solar, dan mempercepat bahan bakar pengganti antara lain KBLBB, BBG, bioethanol, BioCNG, dan lain-lain,” ujar Arifin menjelaskan.
Sebelumnya, harga Pertalite dan Solar subsidi pada periode 1 April 2022 ini tidak mengalami perubahan, di mana masing-masing masih dipertahankan pada angka Rp7.650 per liter dan Rp5.150 per liter. Sementara harga Pertamax (RON 92) sudah dinaikkan menjadi Rp12.500-13.000 per liter dari sebelumnya Rp9.000-9.400 per liter.
hantaran/rel