BUKITTINGGI, hantaran.co – Rencana Pemko Bukittinggi membuat Pasar Malam (Night Market) dan pembuatan Kanopi (Awning) di sekitaran Jalan Minangkabau, Pasar Atas Bukittinggi, telah menuai pro dan kontra di tengah masyarakat.
Menyikapi polemik tersebut, Niniak Mamak Pangka Tuo Nagari Kurai Limo Jorong membuat pernyataan sikap. Berdasarkan informasi yang dihimpun dari masyarakat maupun media sosial tentang beberapa kebijakan Pemko Bukittinggi, salah satunya pembuatan kanopi.
Bunyi pernyataan sikap yang dibacakan E. Dt. Kampuang Dalam di Balai Adat Kurai, Kelurahan Pakan Kurai, Kecamatan Guguak Panjang, Minggu (20/2) diantaranya, meminta Pemko Bukittinggi khususnya, Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bukittinggi agar dalam setiap mengambil keputusan, terlebih dulu dibuat kajian yang mendalam. Khususnya terhadap hal yang menyebabkan persoalan atau konflik horizontal ditengah masyarakat.
Meminta Walikota dan Wakil Walikota Bukittinggi melibatkan pèmangku adat, niniak mamak dan lembaga adat yang ada di Nagari Kurai Limo Jorong dalam setiap mengambil keputusan yang berdampak terhadap hidup orang banyak.
Selanjutnya, meminta Walikota dan Wakil Walikota Bukittinggi, melibatkan niniak mamak di Nagari Kurai Limo Jorong dan semua pihak yang terkait dalam setiap pembangunan infrastruktur.
Meminta Walikota dan Wakil Walikota Bukittinggi dalam menjalankan roda pemerintahan selalu mengedepankan ketentuan perundang undangan yang berlaku dan tidak menimbulkan keberpihakan diantara masyarakat yang tentunya akan menimbulkan kekisruhan diantara kelompok.
Terakhir, Niniak Mamak Nagari Kurai Limo Jorong yang mewakili masyarakat hukum adat akan selalu mendukung kinerja Pemko Bukittinggi sepanjang untuk kemaslahatan masyarakat Bukittinggi dan sesuai dengan mekanisme serta mengacu kepada ketentuan perundang undangan yang berlaku.
“Surat pernyataan sikap ini ditandatangani 12 orang Niniak Mamak Pangka Tuo Nagari Kurai Limo Jorong, A. Dt. Indo Kayo Labiah, D. Dt. Rangkayo Basa, D. Dt. Nan Adua. SY. Dt. Malako Basa, E. Dt. Kuniang, S. Dt. Nan Gamuak, E. Dt. Kampuang Dalam, A. Dt. Yang Basa, I. Dt. Majo Nan Sati, J. Dt. Tan Tanameh, I. Dt. Sunguik Ameh dan H. Dt. Nagari Labiah,” kata Dt. Kampuang Dalam.
Dalam kesempatan itu, selain membacakan pernyataan sikap, Niniak Mamak Pangka Tuo Nagari Kurai Limo Jorong juga mengklarifikasi pertemuan Niniak Mamak Kurai dengan Walikota Bukittinggi di rumah dinas Walikota Bukittinggi, Rabu (2/2/2022).
Menurut salah seorang Niniak Mamak Pangka Tuo Nagari Kurai Limo Jorong, Dt. Nan Adua menyebutkan, berdasarkan pemberitaan di media bahwa niniak mamak yang diundang pada acara tersebut telah menyetujui pembuatan Awning. Pada hal Pemko Bukittinggi sendiri belum pernah melakukan sosialisasi terhadap kebijakan tersebut.
“Waktu itu, niniak mamak diundang secara pribadi untuk mendengarkan program kerja Pemko Bukittinggi tahun 2022. Kehadiran niniak mamak disitu bukan untuk menyetujui pembuatan Awning. Sebab belum pernah diberitahukan kepada kami sebagai pemangku adat,” ujar Dt. Nan Adua.
Sementara itu, Dt. Samiak tampil sebagai moderator pertemuan antara wartawan dengan Niniak Mamak Pangka Tuo Nagari Limo Jorong itu menjelaskan, niniak mamak yang melakukan pertemuan dengan Walikota Bukittinggi waktu itu adalah Niniak Mamak Pangulu Pucuak (Pengulu Nan Dua Puluah Anam) tapi diundang sebagai pribadi bukan karena jabatan sebagai Pangulu Pucuaķ.
“Kami bukan oposisi pemerintah. Kami mendukung kebijakan yang akan diambil oleh Pemko Bukittinggi. Jika kebijakan merubah struktur kota Bukittinggi yang akan menimbulkan pro dan kontra maka kami harus diberitahu. Jangan setelah berpolemik kami diberitahu,” kata Dt. Samiak. (*)
Yursil/hantaran.co
