PADANG, hantaran.co — Penemuan kasus perdana varian Omicron di Sumatra Barat telah membuka potensi terjadinya peningkatan kasus Covid-19. Oleh sebab itu, rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya dituntut siaga dan segera melakukan berbagai persiapan guna mengantisipasi lonjakan kasus.
Direktur Rumah Sakit Achmad Mochtar (RSAM) Bukittinggi, Busril mengatakan, sebagai rumah sakit rujukan penanganan pasien Covid-19, RSAM telah menyiapkan satu lantai ruang rawatan Covid-19 di Gedung Ambun Suri RSAM.
“Ada satu lantai disiapkan khusus untuk mengantisipasi lonjakan kasus. Jika nanti terjadi lonjakan kasus, ada 100 tempat tidur yang siap difungsikan untuk perawatan pasien,” katanya kepada Haluan, Jumat (28/1).
Busril menjelaskan, saat terjadi lonjakan kasus pada pertengahan tahun lalu, dalam perawatan pasien, pihak RSAM juga dibantu tenaga relawan. Setelah terjadinya penurunan pasien, relawan yang bekerja di RSAM sudah tidak lagi bekerja. Menurutnya, jika terjadi lonjakan pasien dalam waktu dekat, personel di RSAM yang ada saat ini masih bisa dioptimalkan.
“Untuk tenaga medis, seperti dokter paru atau penyakit dalam sudah tersedia. Untuk perawat pasien Covid-19 sementara, personel atau perawat di ruang lain masih bisa dioptimalkan. Tentu nanti akan ditambah dengan relawan jika sewaktu-waktu terjadi lonjakan pasien. Biarpun demikian, kami tidak berharap hal itu terjadi,” katanya.
Selain itu, RSAM juga memiliki dua ventilator yang bisa segera difungsikan kembali untuk perawatan pasien dengan gejala berat. Di sisi lain, ia meminta masyarakat untuk mengamankan diri, keluarga, dan lingkungan dengan segera melakukan vaksinasi dan menaati protokol kesehatan yang berlaku agar lonjakan kasus tidak lagi terjadi.
“Amankan diri, keluarga, dan lingkungan dengan vaksinasi, karena sampai sekarang secara secara keseluruhan di Sumbar capaian vaksinasi belum mencapai 80 persen dari total populasi. Bagi yang belum mendapatkan vaksin, maka segerakan. Di samping itu, harus tetap taat dan patuh prokes dengan memakai masker, menjaga jarak, dan mengurangi kerumunan serta mobilitas,” katanya.
Terpisah, Pejabat Pemberi Informasi dan Dokumentasi RSUP Dr. M. Djamil Padang, Gustafianof mengatakan, M. Djamil memiliki ruang perawatan pasien Covid-19 berkapasitas 349 tempat tidur. Akan tetapi, akibat adanya penurunan pasien Covid-19 yang membutuhkan perawatan secara signifikan dalam tiga bulan terakhir, manajemen rumah sakit mengalihkan sebagian tempat tidur tersebut untuk penanganan pasien reguler.
“Sebagian tempat tidur itu dialihkan untuk perawatan pasien reguler biasa. Sekarang ada 54 tempat tidur yang tetap standby untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu ada pasien bergejala sedang hingga berat yang butuh perawatan,” katanya.
Ke depan, ujarnya menambahkan, jika terjadi lonjakan kasus Covid-19 akibat varian Omicron, M. Djamil siap untuk mengaktifkan kembali 349 tempat tidur tersebut. “Tinggal mengaktifkan saja, tentu tidak butuh waktu lama. Bagaimanapun, alat atau fasilitas perawatannya sudah siap,” katanya.
Senada dengan Busril, ia juga berharap lonjakan kasus di Sumbar tidak lagi terjadi. Oleh karena itu, pihaknya meminta masyarakat untuk tetap mengedepankan kepatuhan dalam prokes dan melakukan vaksinasi. Terlebih saat ini sudah tersedia vaksin booster untuk menjaga diri agar tidak tertular, ataupun jika tertular tidak mengalami gejala berat.
“Vaksinasi sangat berguna dalam mengantisipasi agar tidak bergejala berat. Kami di M. Djamil saat ini untuk keamanan di rumah sakit, seluruh pengunjung wajib memiliki sertifikat vaksin di PeduliLindungi. Memang ada beberapa pasien atau keluarga pasien yang kurang nyaman dengan aturan ini, tapi rumah sakit memberlakukan hal ini untuk melindungi pasien, keluarga, dan seluruh petugas di rumah sakit,” katanya.
Prokes dan Vaksinasi
Kepatuhan dalam menerapkan prokes dan mengikuti vaksinasi juga disampaikan Ketua DPRD Sumbar, Supardi. Ia mengingatkan masyarakat untuk selalu taat dengan prokes, sehingga penyebaran varian Omicron bisa dicegah sebelum terlanjur meluas.
“Masyarakat kami imbau agar tetap menjaga prokes. Jangan mentang-mentang sudah landai kita lengah. Kita tetap harus menjaga prokes tanpa menghambat aktivitas masyarakat. Apabila kita lengah, dikhawatirkan ini (varian Omicron) nanti naik dan kegiatan masyarakat menjadi terganggu. Apalagi tidak lama lagi mau bulan puasa dan lebaran,” ujar.
Di samping itu, salah satu upaya untuk meminimalisasi dampak Covid-19 adalah dengan vaksin. Untuk ini, politisi Partai Gerindra tersebut meminta pemerintah daerah terus melanjutkan pelaksanaan program vaksinasi ke tengah masyarakat. Bagi warga yang belum divaksin ia meminta agar punya kesadaran sendiri untuk menjalankannya, tanpa harus dipaksa.
“Terlepas dari pro dan kontra varian baru Omicron ini tidak ganas dan lain sebagainya, jika penyebarannya tak ditekan akan tetap membahayakan. Oleh sebab itu, harus kita jaga betul. Varian ini harus segera diantisipasi, sehingga tidak mengganggu aktivitas dan perekonomian masyarakat,” ujarnya.
14 Warga Sumbar
Sebelumnya, Laboratorium Diagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (FK Unand) memastikan, paling tidak ada 14 orang warga Sumbar yang terkonfirmasi positif varian Omicron.
Kepala Laboratorium Diagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi FK Unand, dr. Andani Eka Putra mengatakan, pihaknya telah melakukan uji lab terhadap 31 sampel positif Covid-19, dan hasilnya, 15 sampel terkonfirmasi positif varian Omicron. Dari 15 sampel tersebut, satu orang di antaranya berasal dari luar Sumbar.
“Data tersebut adalah hasil SGTF dengan whole genom sequencing antara 98-100 persen. Maka bisa dikatakan > 98 persen hasil probable itu adalah Omicron,” katanya, Kamis (27/1).
Ia menambahkan, data itu juga sinkron dengan peningkatan positivity rate (PR) Sumbar, dari yang semula 0,1, persen naik menjadi 0,4 persen, 0,6 persen, 0,8 persen, dan 1 persen. Hampir sama dengan PR Jawa-Bali, dan di atas daerah luar Jawa-Bali yang hanya 0,14 persen.
Terkait temuan kasus Omicron tersebut, Andani menyampaikan kepada masyarakat untuk tidak perlu panik, karena peningkatan vaksinasi menyebabkan gejala klinis varian Omicron tidak terlalu berat. Kendati demikian, masyarakat tetap harus waspada, mengingat banyak lansia yang belum divaksin lengkap.
“Rumah sakit juga kami siapkan kembali sebagai antisipasi awal. Mohon tracing dibuat lebih baik, sehingga kontrol lebih mudah. Kemudian, protokol kesehatan (prokes) diatur dengan baik serta mewajibkan mal, kantor, atau bahkan pasar menggunakan aplikasi PeduliLindungi,” ucapnya.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumbar, Arry Yuswandi mengatakan, pihaknya akan mengikuti saran dari dr. Andani terkait penanganan kasus Omicron. Di samping itu, pihaknya juga sudah menyurati dinkes kabupaten/kota untuk melakukan upaya antisipasi peningkatan kasus di daerah.
“Kami sudah meminta dinkes kabupaten/kota agar melakukan tracing, testing, dan treatment (3T) secara efektif. Kemudian, kami juga mengingatkan agar rumah sakit dipersiapkan untuk lonjakan kasus,” katanya.
Lebih jauh, ia mengatakan, soal datangnya varian Omicron, pihaknya menduga dibawa oleh pasien yang datang dari luar Sumbar. Sebab di Sumbar selama ini belum pernah tercatat kasus varian Omicron.
“Namun untuk memastikan, kami juga melakukan tracing terhadap pasien yang terkena Omicron dan yang kontak erat dengannya, sehingga diketahui dari mana datangnya,” kata Arry. (*)
Riga/Leni/hantaran.co






