Ekonomi

Ekonomi Syariah Bakal Perkuat Pemulihan Ekonomi Nasional

9
×

Ekonomi Syariah Bakal Perkuat Pemulihan Ekonomi Nasional

Sebarkan artikel ini
Pengrajin
Salah seorang pengrajin di kawasan Astratek, Ulak Karang, Kota Padang, tengah mengukir pipa paralon bekas untuk dijadikan lampu hias, Selasa (27/7). Sektor UMKM menjadi salah satu sasaran penyaluran dana bansos lewat program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). IRHAM

“Pengembangan ekonomi dan keuangan syariah perlu diperkuat, antara lain melalui penguatan kelembagaan, sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak, serta mendorong penguatan infrastruktur keuangan syariah di antaranya melalui digitalisasi produk dan layanan lembaga jasa keuangan syariah, pengembangan ekosistem ekonomi dan keuangan syariah ,”

Muhamad Irsyad

Dirut Bank Nagari

PADANG, hantaran.co — Daya saing ekonomi dan keuangan syariah dinilai menjanjikan dalam mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Termasuk di Sumbar, di mana kinerja perbankan syariah disebut mengalami peningkatan yang lebih baik ketimbang kinerja perbankan konvensional.

Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumbar, Yusri, saat webinar bertema Potensi Ekonomi Keuangan Syariah dalam Menggerakkan Perekonomian Nasional, Kamis (12/8) mengatakan, kinerja bagus perbankan syariah itu terlihat pada pertumbuhan aset yang mengalami peningkatan 18.79 persen (Year on Year/YoY), sedangkan perbankan konvensional mengalami peningkatan 9.03 persen (YoY).

“Sementara itu DPK perbankan syariah mengalami peningkatan 19.85 persen (YoY), sedangkan DPK perbankan konven meningkat 8.51 persen. Begitu pun pembiayaan, pada perbankan syariah meningkat 10.76 persen, sedangkan pada perbankan konvensional meningkat 8.01 persen,” ucap Yusri merincikan.

Masih dalam webinar yang digelar oleh Bank Nagari tersebut, Gubernur Sumbar, Mahyeldi mengakui bahwa pengembangan perekonomian syariah di Sumbar memang tidak terlepas dari keaktifan dan konsistensi program-program pengembangan ekonomi syariah. Selain itu, ekonomi syariah sangat sesuai dengan kearifan lokal yang berlandaskan pada falsafah “Adat Basandi Syarak-Syarak Basandi Kitabullah“.

“Instrumen ekonomi yang ada di Sumatra Barat saat ini juga menjadi sumber penguatan ekonomi keuangan syariah kita, di antaranya keberadaaan Pemerintahan Nagari, Koperasi Syariah, BPR Syariah, Bank Umum Syariah, Bank Nagari Syariah, prospek wisata berbasis syariah seperti wisata halal dan wisata religi, serta dukungan sinergi dan kolaborasi ekosistem ekonomi keuangan syariah di Sumbar, baik yang bergerak secara perorangan maupun melalui organisasi dan komunitas,” ucap Mahyeldi.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama (Dirut) Bank Nagari, Muhamad Irsyad memaparkan kinerja keuangan Unit Usaha Syariah Bank Nagari sampai dengan Juli 2021. Ia menyebut bahwa terjadi peningkatan aset, pembiayaan hingga dana pihak ketiga (DPK).

“Aset tercatat sebesar Rp. 2,43 triliun atau mengalami pertumbuhan sebesar Rp. 114,5 Miliar (4,94 persen) dari posisi Desember 2020 sebesar Rp. 2,32 Triliun. Pertumbuhan asset ini berada diatas pertumbuhan asset perbankan syariah Sumbar yang sebesar 1,78 persen (berdasarkan data Mei 2021),” tuturnya.

Sedangkan pembiayaan sebesar Rp. 1,82 triliun atau mengalami pertumbuhan sebesar Rp. 240 Miliar (15,13 persen) dari posisi Desember 2020 sebesar Rp. 1,58 Triliun. Pertumbuhan pembiayaan ini berada diatas pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah Sumbar yang sebesar 5,09 persen (berdasarkan data Mei 2021).

Sementara DPK tercatat sebesar Rp. 2,29 triliun atau mengalami pertumbuhan sebesar Rp. 200 Miliar (9,54 persen) dari posisi Desember 2021 sebesar Rp. 2,09 Triliun. Pertumbuhan DPK ini juga berada diatas pertumbuhan DPK perbankan syariah sumbar yang sebesar 2,43 persen (data Mei 2021).

Dalam rangka mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional ke depan, dikatakannya, seluruh pelaku jasa keuangan dinilai perlu melanjutkan berbagai upaya dan kebijakan yang mendorong ketahanan dan daya saing keuangan syariah.

“Pengembangan ekonomi dan keuangan syariah perlu diperkuat, antara lain melalui penguatan kelembagaan, sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak, mendorong penguatan infrastruktur keuangan syariah di antaranya melalui digitalisasi produk dan layanan lembaga jasa keuangan syariah, pengembangan ekosistem ekonomi dan keuangan syariah, serta meningkatkan awareness pelaku usaha dan masyarakat terhadap ekonomi dan keuangan syariah. Hal-hal tersebut terintegrasi dalam suatu ekosistem pengembangan ekonomi dan keuangan syariah,” ujarnya.

Bank Nagari, sambungnya, juga terus berupaya untuk meningkatkan literasi keuangan syariah, salah satunya dengan menggelar seminar yang diikuti lebih dari 450 peserta secara virtual hari ini.

“Melihat peluang potensi keuangan syariah yang sangat terbuka dan memperhatikan masih rendahnya tingkat literasi keuangan syariah di Sumbar yang nantinya dapat mempengaruhi tingkat pemanfaatan produk atau layanan jasa keuangan syariah itu sendiri,” tuturnya.

Disanjung Wapres

Sebelumnya, Wakil Presiden RI, Ma’ruf Amin menilai Sumbar memiliki modal yang kuat untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia. Ia pun berharap agar semangat Tahun Baru Islam 1443 Hijriah dapat menjadi momentum bertumbuhnya ekonomi syariah secara nasional, serta menjadi momentum berhijrah dari kemiskinan dan kesulitan.

 “Kultur adat dan masyarakat yang agamis yang mengacu kepada Tigo Tungku Sajarangan, Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah, tentu akan menjadi pelecut bagi hijrah muamalah melalui pengembangan ekonomi dan keuangan syariah,” kata Ma’aruf Amin.

Sebagai contoh, Ma’ruf Amin menambahkan, proses konversi Bank Pembangunan Daerah (BPD) atau Bank Nagari menjadi bank syariah yang merupakan cita-cita dan keinginan masyarakat Sumbar, sangat relevan dengan fokus pemerintah dalam mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah. Hal ini juga sejalan dengan yang dilakukan oleh pemerintah pusat dalam memajukan ekonomi syariah.

“Pemerintah pusat saat ini tengah memajukan ekonomi dan keuangan syariah melalui empat fokus yakni pengembangan industri halal, pengembangan keuangan syariah, pengembangan dana sosial syariah, dan pengembangan kerwirausahaan syariah,” katanya.

Di samping itu, lanjut Wapres, program seperti Gerakan Minangkabau Berwakaf juga dapat menjadi sarana untuk pemberdayaan masyarakat Sumbar, dan juga sarana untuk membantu perekonomian kelompok masyarakat miskin. Hal ini tentu akan berdampak pada penguatan pertumbuhan ekonomi syariah.

“Masyarakat Sumatra Barat yang terkenal dengan para perantau yang sukses di berbagai daerah maupun di luar negeri merupakan potensi yang harus diaktifkan, dalam bentuk kolaborasi dengan daerah dalam membangun nagari. Salah satu gerakannya dapat diwujudkan dengan mengembangkan lebih luas lagi wakaf produktif,” katanya.

Ma’ruf Amin menilai, masyarakat Sumbar tengah diselimuti semangat hijrah dalam menumbuhkan ekonomi dan keuangan syariah. Hal ini juga telah menginspirasi bangsa Indonesia secara umum untuk bertransformasi menuju Indonesia Maju yang kuat dan bermartabat. “Kita harus berhijrah dari kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan. Kita harus berhijrah dari ketergantungan terhadap produk-produk impor. Kita membangun kemandirian bangsa, berdikari di bidang ekonomi,” ujarnya.(*)

Yesi/hantaran.co