Sumbar

Sumbar Catatkan Rekor 1.006 Kasus Baru, Covid-19 Meledak saat PPKM Darurat

3
×

Sumbar Catatkan Rekor 1.006 Kasus Baru, Covid-19 Meledak saat PPKM Darurat

Sebarkan artikel ini
sumbar ppkm darurat
TEROBOS PENYEKATAN—Pengendara tampak menerobos penyekatan di kawasan menuju objek wisata Pantai Padang, Selasa (13/7). Pada hari pertama PPKM Darurat di Kota Padang dan dua kota lainnya di Sumbar, masih banyak ditemui warga yang melanggar aturan sehingga mendapat teguran dan penindakan dari aparat. TIO FURQAN

PADANG, hantaran.co–Penambahan kasus positif Covid-19 harian di Sumatra Barat (Sumbar) mencatatkan rekor tertinggi dalam laporan Jumat (16/7) dengan 1.006 kasus baru. Rekor baru yang tercipta pada hari ketiga Pembelakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat secara efektif di tiga kota di Sumbar itu juga diiringi dengan kapasitas pemeriksaan yang meningkat.

Kepala Laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (FK Unand), Dr. Andani Eka Putra mengatakan, tambahan 1.006 kasus baru dalam sehari ini membuat jumlah kumulatif kasus Covid-19 di Sumbar sudah mencapai 60.072 kasus dengan 7.774 di antaranya merupakan kasus aktif.

“Terjadinya peningkatan yang cukup drastis ini juga dipengaruhi jumlah pemeriksaan yang meningkat dari minggu ke minggu, terutama dalam beberapa waktu terakhir. Untuk pekan ini, testing meningkat sekitar 30 persen,” ujar Andani yang juga Staf Ahli Menkes RI itu kepada Haluan, Jumat (16/7).

Andani menyebutkan, dari hasil pemeriksaan Covid-19, penambahan kasus harian yang mencapai 1.000 kasus lebih itu sudah terjadi dalam beberapa hari terakhir. Seperti pada 13 Juli terdapat 1.034 kasus baru, lalu 14 Juli jumlah kasus baru juga hampir menyentuh angka seribu, atau tepatnya 988 kasus penambahan.

Sementara itu, kata Andani angka rasio penambahan kasus baru atau Posistivity Rate (PR) harian juga cukup tinggi, yaitu pada angka 29 persen hingga 30 persen. Sementara itu PR secara kumulatif saat ini berada di angka 11,02 persen, sedangkan batas standar aman Badan Kesehatan Dunia (WHO) berada di angka 5,0 persen.

Sebelumnya, Pemerintah Pusat sudah memasang target minimal pemeriksaan Covid-19 yang harus dicapai oleh tiga daerah di Sumbar yang memberlakukan PPKM Darurat, yaitu di Kota Padang 1.406 tes dalam sehari, Kota Padang Panjang 199 tes sehari, dan Kota Bukittinggi dengan 292 tes sehari. Hal tersebut sebagaimana tertuang dalam Instruksi Mendagri Nomor 17 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan PPKM.

Sementara itu, Juru Bicara Satgas Covid-19 Jasman Rizal mengatakan, temuan 1.006 kasus positif baru tersebut merupakan hasil dari pemerikaan terhadap 4.300 sampel yang diuji di Laboratorium Diagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas dan Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner Wilayah II Baso.

“Kota Padang  menjadi penyumbang kasus terbanyak dengan 511 orang. Total sampai hari ini secara kumulatif sudah 60.072 orang warga Sumbar terinfeksi Covid-19,” ujar Jasman dalam keterangan tertulisnya, Jumat (16/7).

Jasman menambahkan, dari total kasus tersebut, tercatat kasus positif aktif sebanyak 7.774 kasus. Namun, ia tidak merinci terkait jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit atau yang menjalani isolasi mandiri (Isoman).

Ada pun untuk pasien sembuh, sambung Jasman, terdapat penambahan sebanyak 340 orang, sehingga total pasien sembuh Covid-19 di Sumbar sudah mencapai 50.978. Sementara itu untuk pasien meninggal dunia juga mengalami penambahan 8 orang, sehingga total kasus kematian saat ini sudah mencapai 1.320 orang.

Efektivitas PPKM Darurat

Sementara itu, Wakil Gubernur (Wagub) Sumbar, Audy Joinaldy mengatakan, pengawasan di tengah masyarakat terus ditingkatkan dalam upaya memutus mata rantai penularan Covid-19 di Sumbar. Di samping tiga daerah yang memberlakukan PPKM Darurat juga sudah menerapkan penyekatan di daerah masing-masing, yaitu Kota Padang, Padang Panjang, dan Bukittinggi.

“Pengawasan di tengah masyarakat harus ditingkatkan, karena beberapa wilayah juga sudah memberlakukan penyekatan. Kemudian pembatasan di tempat umum juga difokuskan agar tidak terjadi kerumunan,” ujar Audy, Jumat (16/7).

Selain itu, sambung Audy, upaya PPKM juga diimbangi dengan peningkatan pemeriksaan atau testing dan pelacakan atau tracing atas kontak erat kasus baru. Sehingga, potensi penularan kasus bisa dideteksi lebih cepat dan penanganan medis juga bisa diberikan lebih tepat dan cepat.

Di sisi lain, Audy menambahkan, bahwa Pemprov Sumbar juga masih menyiapkan revisi Perda Nomor 6 Tahun 2021 Tentang Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), yang berguna untuk mempercepat pengendalian penanganan pandemi Covid-19. Kemudian, pihaknya juga terus memperkuat kondisi fasilitas kesehatan dalam mengantisipasi terjadinya penambahan kasus.

Sementara itu, Anggota Komisi V DPR RI asal Sumbar dari Fraksi PAN, Athari Gauthi Ardi, terus mengajak masyarakat Sumbar untuk meningkatkan kewaspadaan dan kedisplinannya dalam menerapkan protokol kesehatan (Prokes) di tengah melonjaknya angka positif Covid-19 dalam sebulan terakhir.

Menurutnya, peningkatan kasus Covid-19 mesti disikapi dengan aksi yang nyata, agar pandemi ini cepat berakhir dan kehidupan kembali normal seperti semula. Ia juga berharap agar kondisi kasus yang belum melandai ini tak dialami juga kabupaten/kota lainnya.

“Saya paham banyak masyarakat kita yang terdampak. Gerak dibatasi, warung-warung ditutup lebih awal, dan saya sudah mendengarkan keluhan pengusaha yang setiap hari dipatroli,” kata Athari, sebagaimana dikutip dari hantaran.co.

Dikatakan Athari, kondisi saat ini memang berat dan sulit untuk memilih, akan tetapi kesehatan untuk orang-orang yang disayangi dan masyarakat secara umum harus diutamakan.

“Jika ingin keluar dari kondisi saat ini, tentu butuh kesadaran dan tindakan bersama dan tetap menjaga disiplin Prokes. Semoga kondisi ini tidak berlangsung lama dan ekonomi segera pulih,” katanya.

(Riga/Hantaran.co)