Kesehatan

Varian Delta di Sumbar Perlu Segera Dilacak

5
×

Varian Delta di Sumbar Perlu Segera Dilacak

Sebarkan artikel ini
Keliling
Salah seorang warga tengah menjalani tes swab di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil beberapa waktu lalu. Pemerintah provinsi diminta sigap mendeteksi keberadaan varian baru mutasi virus corona, untuk mengantisipasi terjadinya ledakan kasus. DOK. HALUAN

PADANG, hantaran.co — Pemerintah provinsi diminta untuk bergerak cepat mendeteksi ada atau tidaknya kasus penularan Covid-19 varian Delta B1617.2 di Sumbar. Sebab, varian yang diduga berasal dari di India itu memiliki kamampuan menular lebih cepat dan berpotensi menyebabkan terjadinya ledakan kasus.

Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Sumbar, Defriman Djafri, menyebutkan, meski penelitian berbasis Whole Genome Sequencing (WGS) yang dilakukan atas Covid-19 varian delta masih terbatas dan sedikit, tetapi pemerintah tetap diminta untuk mengakaji keberadaan varian tersebut dari sampel-sampel kasus yang ada.

“Pembuktian varian tesebut sudah masuk dan menyebar di beberapa provinsi, sehingga perlu dikaji secara detail. Pemprov Sumbar juga harus bergerak cepat dalam mengkaji sampel-sampel kasus positif secara genomic untuk memastikan, apakah varian delta ini sudah menyebar di Sumbar atau belum,” ujar Defriman, Rabu (30/6).

Di samping itu, kata Defriman, dalam mencegah penularan kasus varian delta tersebut, Pemprov Sumbar perlu melakukan pengetatan dan pembatasan mobilitas warga. Termasuk juga pengawasan dalam penerapan protokol kesehatan di tengah masyarakat.

Hal ini menurut Defriman, juga menjadi kunci bagi pemerintah daerah dalam mencegah ledakan kasus Covid-19, seperti yang sudah terjadi di beberapa provinsi. Sebab, faktor utama yang masih menyebabkan lonjakan kasus adalah mobilitas warga yang masih tinggi, disertai dengan penerapan prokes yang masih lemah.

“Selain itu, perlu memaksimalkan penegakan hukum dan memasifkan edukasi pada masyarakat, bahwa Covid-19 nyata adanya dan pastikan masyarakat tetap waspada dan menerapkan prokes dan bisa beradaptasi,” katanya.

Menurut Defriman, kondisi penularan Covid-19 Sumbar berpotensi mengalami ledakan kasus seperti yang telah terjadi di beberapa daerah di Pulau Jawa. Bahkan Ia menilai, ledakan kasus tinggal menunggu waktu jika Pemda tidak segera memimpin langkah antisipasi.

“Sekarang sudah seperti fenomena gunung es. Peningkatannya akan terlihat di hilir, atau dari rumah sakit yang penuh. Jika sudah begitu, tingginya angka kematian juga akan jadi konsekuensin, karena fasilitas kesehatan tidak lagi mampu menangani pasien,” katanya.

Sebelumnya, dari hasil pemeriksaan Laboratorium Pusat Diagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (FK Unand) pada Maret lalu, disimpulkan dugaan sementara bahwa mutasi virus corona jenis D164G menjadi yang paling dominan menular di Sumbar. Virus jenis ini juga memiliki kemampuan menular lebih cepat dari virus lainnya.

Temuan itu diperoleh berdasarkan hasil pengujian dan penelitian sementara di Laboraturium FK Unand terhadap 43 dari total 120 sampel yang telah dikumpulkan. Hasilnya, 60 hingga 80 persen  merupakan mutasi corona jenis D164G. (*)

Riga/hantaran.co