Padang

5 Manusia Silver di Padang Ternyata Kurang Perhatian Keluarga

7
×

5 Manusia Silver di Padang Ternyata Kurang Perhatian Keluarga

Sebarkan artikel ini
manusia silver padang
MANUSIA SILVER - Potret anak berpenampilan manusia silver di kawasan Plaza Andalas, Kota Padang, Kamis (3/6). Manusia silver sering beraktivitas di tempat keramaian di sejumlah titik di kota Padang, untuk mencari uang dengan cara menghibur warga. TIO FURQAN

PADANG, hantaran.co – Dinas Sosial Kota Padang sudah membina sebanyak 5 manusia silver terhitung sejak awal Januari 2021.

Kepala Dinas Sosial, Afriadi menyebut faktor ekonomi bukan menjadi penyebab utama mereka menjadi manusia silver.

“Manusia silver yang diamankan rata-rata didasari oleh kurangnya perhatian dan kasih sayang dari keluarga, bukan faktor ekonomi yang utamanya. Setelah kita klarifikasi, itu bukan pekerjaan utamanya, meskipun terkadang dalam sehari uang yang mereka dapatkan juga lumayanlah mencapai Rp150.000 sehari. Tapi karena orangtua sibuk, mereka sibuk pula sendiri,” ucapnya.

Lebih jauh Alfiadi menjelaskan untuk penanganan manusia silver Dinsos Kota Padang telah berkoordinasi dengan Satpol PP.

“Setelah diamankan Satpol PP lalu diserahkan ke Dinsos untuk dibina. Biasanya, pada hari yang sama setelah diberi arahan dan dibina, orangtuanya langsung menjemput,” ucapnya kepada Haluan, disela-sela rapat, Rabu (16/6).

Ia menyebut, meskipun selalu ditertibkan, selalu timbul oknum-oknum manusia silver yang baru.

“Kalau yang sudah dibina tidak ada lagi yang kembali, karena kita sudah sampaikan kalau tertangkap lagi akan dibina di batalion, disana lebih keras lagi. Hal itu untu kmenimbulkan efek jera. Nah biasanya yang masih nampak, itu datang lagi yang baru. Ada juga yang pas akan ditertibkan lari,” tuturnya.

Masih adanya manusia silver, kata Afriadi juga disebabkan jiwa sosial masyarakat untuk memberi sumbangan di lampu merah masih tinggi.

Ia berharap masyarakat lebih selektif dalam memberikan sumbangan, agar tercipta ketertiban di Kota Padang.

“Masyarakat kita kadang karena jiwa sosialnya tinggi, yang seperti itu masih dikasih. Kita tidak membenarkan apapun bentuk sumbangan di lampu merah yang merusak ketertiban,” katanya.

Ia juga mengatakan agar masyarakat yang ingin memberi donasi, haruslah memberi ke tempat yang tepat.

“Imbauannya seharusnya kalau masyarakat berdonasi berikan di tempat yang tepat, seperti kotak amal di masjid/mushalla, celengan-celengan amal di rumah makan, toko-toko, atau langsung ke rekening dinsos karena nanti akan jelas audit nya. Kalau masyarakat masih memberi di lampu merah, mereka akan tetap disistu. Tapi kalai tidak mau memberi, mereka kan tidak akan lagi. Kan disitu panas juga,” ucapnya.

(Yesi/Hantaran.co)