SIJUNJUNG, hantaran.co — Mendaur ulang barang bekas menjadi barang bernilai jual, merupakan sesuatu yang unik dan tentunya membutuhkan keterampilan, serta teknik dalam pengolahannya.
Terlebih pada masa pandemi Covid-19 yang saat ini melanda hampir di seluruh wilayah, serta berdampak pada roda perekonomian masyarakat, di mana sebagian masyarakat harus tetap kreatif dalam menghasilkan pundi-pundi rupiah demi mempertahankan keberlangsungan ekonomi, sebagai penunjang keberlangsungan hidup.
Seperti halnya yang dilakukan Mia Aslamiah beserta suaminya Riza Yuliardi, warga Perumnas Gambok, Jorong Muaro Gambok, Kenagarian Muaro, Kecamatan Sijunjung. Keduanya kompak menyulap botol plastik menjadi sofa cantik dan mempunyai nilai jual.
Ide ini muncul berawal saat dirinya bergabung di salah satu grup media sosial yang membahas tentang kreasi pengolahan sampah dari botol plastik. Merasa tertarik, dirinya pun kemudian mencoba mempraktekkan langsung di rumahnya hanya dengan bermodal botol plastik bekas yang berhasil dikumpulkannya, lakban, kayu, triplek, busa dan kain atau kulit sintetis. Akhirnya, bisa menjadi satu set sofa cantik, yang siap menghiasi ruang tamu.
Wanita 41 tahun itu mengatakan, sejak Maret 2021 memulai berkreasi dengan tumpukan botol plastik bekas hingga saat ini dirinya bisa memproduksi sendiri. Bahkan membagikan ilmu yang didapatkannya secara otodidak tersebut kepada ibu-ibu rumah tangga bahkan sekolah.
“Saya ajak tetangga, anggota komunitas maupun teman-teman saya untuk ikut mengolah botol plastik menjadi sofa. Sebab, alat yang digunakan juga ala kadarnya yang bisa kita dapatkan di toko biasa, seperti lakban, gunting, kayu, triplek tebal dan lainnya. Kita berharap, agar tumpukkan botol plastik bekas tidak hanya tergeletak sebagai sampah yang tidak berharga,” katanya, Minggu (13/6/2021).
Mia menambahkan, untuk produksi dalam pengumpulan botol plastik dirinya selain mencari sendiri juga bekerja sama dengan tenaga K3 di lingkungan kompleks perumahan ia tinggal. Bahkan, Mia membeli satu botol plastik dengan harga Rp500 atau 15 ribu perkilo, dimana harga tersebut berbeda dengan harga dari pengepul.
“Kita juga berkreasi sambil mencari amal ibadah. Alhamdulilah, tenaga K3 tersebut terbantu dan kita juga terbantu dengan mereka,” ujar Mia yang juga mempunyai usaha kue.
Wanita yang pernah bekerja di salah satu dealer sepeda motor di Muaro tersebut, juga menjelaskan bahwa untuk membuat satu buah sofa berukuran diameter 42 centimeter hanya membutuhkan 37 botol plastik ukuran 500 ml atau 19 botol plastik bekas ukuran 1,5 liter yang telah dibersihkan.
Selanjutnya, direkatkan menggunakan lakban dan disusun sesuai dengan ukuran diameter lingkaran, agar semakin erat proses lakban harus dilakukan beberapa kali. “Proses selanjutnya, dimasukkan empat kayu di dalam bagian sela botol, pemasangan triplek tebal di bagian dasar dan bagian atas baru kemudian dipaku dan dibor,” tuturnya.
Untuk menambah kenyamanan, pihaknya juga menggunakan busa dan terakhir ditutup dengan kain atau kulit sintetis, serta pemasangan kaki. “Walau dari plastik, tapi aman untuk diduduki oleh mereka yang tubuhnya besar. Ketahanannya sampai 100 kilogram,” ucapnya.
Dari tangan kreatif Mia Aslamiah, telah membuat cukup banyak set furnitur sofa berbahan plastik, yang dijual dengan harga bervariasi hingga Rp1,5 juta. Harga itu meliputi empat kursi dan satu meja. “Yang pesan di kami ada juga dari luar Kabupaten Sijunjung,” ujarnya.
Meski bisnis ini menjanjikan, Mia juga terkendala permodalan. Dia berharap ada dukungan dari pemerintah untuk mensupport Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada masa pandemi Covid-19 ini.
“Kami meminta dukungan pemerintah, perlu modal mengembangkan usaha. Karena selain membuat sofa botol bekas, kami juga berencana untuk membuat keranjang air minum. Bahan yang digunakan sisa potongan botol plastik yang tidak terpakai untuk pembuatan sofa. Jadi tidak ada yang terbuang,” tuturnya. (*)
Ogi/hantaran.co