PADANG, hantaran.co — Walaupun aktivitas perekonomian secara kasat mata sudah mulai ramai, namun pada kenyataannya kondisi dunia usaha dan ekonomi Sumatera Barat masih sulit.
“Tampaknya saja pasar ramai, usaha kuliner banyak bermunculan, faktanya dunia usaha belum menggeliat seperti yang diharapkan,” ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumbar, Wahyu Purnama di Padang, Rabu (2/6).
Ia mengatakan sebelumnya optimis bahwa pada tahun 2021 pertumbuhan ekonomi Sumbar akan bisa lebih baik seiring dengan harapan semakin pulihnya negeri ini dari dampak wabah Covid-19.
“Tapi melihat kenyataan yang sekarang masih sulit, pertumbuhan ekonomi Sumbar tahun ini diperkirakan lebih rendah dari perkiraan semula yang diprediksi bisa di atas 5%,” kata Wahyu.
Ia katakan tidak mudah melakukan revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi karena sangat bergantung pada perkembangan penanganan Covid-19 oleh pemerintah selain juga dukungan dana APBN dan APBD.
“Mudah-mudah ke depan ada kemudahan dan pemerintah juga bisa menyediakan dana APBN dan APBD yang cukup karena kalau uang tidak ada bagaimana ekonomi mau tumbuh,” katanya.
Dikatakannya lagi sebagai gambaran, uang yang disediakan BI untuk Lebaran tahun ini Rp7,11 triliun. Dialokasikan besar juga upaya untuk mengantisipasi kebutuhan mudik Lebaran.
“Kalau arus mudik Lebaran tidak dihambat, tidak terbayang betapa macetnya Sumbar. Tetapi begitu mudik dilarang, realisasinya dari yang Rp7,11 triliun itu cuma Rp2,7 triliun,” ujarnya. Ia mengatakan bahwa tantangan perekonomian pada tahun ini masih sangat berat dan panjang. Sektor UMKM utamanya sebagai penggerak perekonomian Sumbar perlu terus digerakkan. (*)
Ita/hantaran.co