SOLOK, hantaran.co — Problematika bangsa Indonesia terutama umat Islam pada hari ini adalah rapuhnya ukhuwah Islamiyah antar sesama dan terjadinya dekadensi moral di kalangan remaja. Sebab demikian dengan pelatihan Latihan Kader Masjid (LKM) para remaja mampu menjawab dan mengatasi persoalan tersebut.
Hal itu dikatakan Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat (Kasi Bimas) Kankemenag Kabupaten Solok saat membuka LKM Perhimpunan Remaja Masjid Dewan Masjid Indonesia (Prima DMI) Kabupaten Solok. Ia mengatakan setidaknya ada empat persoalan bangsa, terutama umat Islam pada hari ini.
“Diantaranya adalah rapuhnya ukhuwah Islamiyah antar sesama umat Islam, banyak terjadinya dekadensi moral di kalangan remaja, rapuhnya semangat beribadah pada remaja. Bagaimana mungkin orang yang jauh dari ibadah mampu mengajak orang lain beribadah,” katanya, Jumat (28/5/2021).
Empat persoalan ini, kata Zulkifli, peran remaja amat diperlukan dalam menyelesaikan. Sebab remaja adalah man of analisys and solutions (punya tanggung jawab menganalisis dan mencari solusi). Selain itu, remaja juga merupakan orang-orang yang punya semangatnya menggebu-gebu, tegap, dan pandangannya jauh ke depan.

“Kami berharap agar Prima DMI melakukan kegiatan-kegiatan lainya seperti gerakan sadar wakaf uang, dan masih banyak lagi agenda-agenda keagamaan dari umat dan untuk umat Islam yang berkonsep ekonomi keumatan, kerakyatan dan syariah. Lakukan kerjasama dengan badan atau lembaga terkait, tingkatkan kepercayaan dan kualitas diri, semoga Prima DMI mampu menjadi andalan remaja dan umat Islam di Kabupaten Solok,” katanya menutup.
Sementara itu di kesempatan yang sama Ketua Umum DMI Kabupaten Solok Syamsir mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh Prima DMI Kabupaten Solok. Ia juga mengapresiasi remaja-remaja yang mengikuti pelatihan ini yang melebihi dari target jumlah awalnya.
“Memang bilanama disebut nama masjid, maka mereka semangat memakmurkan masjid bahkan minta dilakukan pelatihan lagi, ini yang saya lihat dan dengar dari yang lainnya,” katanya.
Ia menyebut, nama kader melebihi nama dari sekedar peserta pelatihan saja. Ia menginginkan alumni pelatihan kader ini menjadi pelopor dan menjadi pengurus masjid-masjid yang ada di Kabupaten Solok nantinya.
“Dikader lebih tinggi prosesnya daripada sekedar dilatih saja, kader ini yang juga akan mengajak remaja-remaja lainnya untuk menjauhi kenalan remaja yang ada di Kabupaten Solok ke depannya,” katanya.
Ketua Umum Prima DMI Kabupaten Solok Akmal Affani menyebutkan Prima DMI merupakan anak organisasi dari organisasi Dewan Masjid Indonesia. Untuk pertama kalinya, Prima DMI dideklarasikan pada tahun 2015 di Masjid Istiqlal Jakarta.
“Tujuan didirikannya organisasi ini adalah untuk pemersatu pemuda Islam dalam rangka menigkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT melalui memakmurkan masjid semenjak dari remaja,” ungkapnya.
Ia juga mengungkapkan, LKM ini bertujuan untuk menciptakan generasi yang mau dimakmurkan dan memakmurkan masjid. Ia berharap alumni peserta LKM perdana ini dapat berkontribusi terhadap jalannya kegiatan keagamaan di lingkungan tempat tinggalnya.

“Semoga juga peserta pelatihan ini dapat juga membentuk Prima DMI di kecamatannya masing-masing. Ini adalah latihan kader masjid pertama di Sumbar dan semoga dapat berlangsung dalam tiap tahunnya, apapun yang menjadi halangan dan rintangan tidak menyurutkan langkah Prima DMI untuk melakukan pengkaderan dengan moto dimakmurkan dan memakmurkan masjid,” ungkapnya.
Sementara itu Ketua Panitia Gustian Zaid dalam laporannya menyampaikan pelatihan diikuti 80 peserta yang berasal dari 14 kecamatan di Kabupaten Solok. Kegiatan dilaksanakan di Lubuk Selasih, Kabupaten Solok, selama 28-30 Mei.
Zaid juga menyampaikan acara ini bertemakan Pengokohan Spirit Memakmurkan dan Dimakmurkan Masjid: Menciptakan Kader Masjid sebagai Pelopor Peradaban.
“Kita berharap semoga peserta kali ini dapat menjadi pelopor dan meneruskan kegiatan memakmurkan masjid di lingkungan tempat tinggal masing-masing,” katanya. (*)
Riga/hantaran.co