PADANG, hantaran.co — Hasil Operasi Yustisi oleh Polda Sumbar bersama Satpol PP menunjukkan masih tingginya angka pelanggaran protokol kesehatan (Prokes) oleh masyarakat. Di saat bersamaan, Satgas Nasional Covid-19 kembali menyoroti perkembangan penularan Covid-19 di Sumbar yang mulai menanjak sepekan setelah libur Lebaran.
Kapolda Sumbar, Irjen Pol Toni Harmanto, saat Rakor Perkembangan Penanganan Pandemi Covid-19 di Mapolda Sumbar menyebutkan, pihaknya menilai tingkat kesadaran masyarakat akan protokol kesehatan di Sumbar terus mengalami penurunan. Padahal potensi penularan Covid-19 masih terus terjadi.
“Dinamika perkembangan penyebaran Covid-19 tersebut tentu harus menjadi perhatian kita bersama. Apalagi akhir-akhir ini kepatuhan masyarakat akan penerapan protokol kesehatan dirasa makin minim,” ujar Toni, Kamis (27/5/2021).
Toni menyebutkan, dari Operasi Yustisi yang berlangsung pada 16 hingga 26 Mei saja, tercatat 113.962 orang yang ditindak karena melanggar Prokes kesehatan. Selain itu, penindakan juga menyasar 2.001 pelaku usaha yang juga tak menerapkan prokes di lingkungan tempat usaha masing-masing.
“Sebagian besar kami tindak dengan memberikan sanksi sosial seperti membersihkan fasilitas umum. Sementara itu untuk pelaku usaha, ditindak berupa teguran dan peringatan, kemudian ada juga yang ditutup dan didenda. Sudah terkumpul denda sebanyak Rp157 juta sejauh ini,” ujarnya lagi.
Toni menyanyangkan, tingginya jumlah pelanggaran prokes di tengah masyarakat justru tengah dibarengi tingkat penularan Covid-19 di Sumbar yang juga meningkat, dengan rasio penambahan kasus harian atau positivity rate harian berada di atas 10 persen.
Selain itu, lanjut Toni, saat ini terdapat satu daerah yang masuk dalam zona merah dengan risiko penularan Covid-19 yang tinggi, yaitu Kabupaten Agam. Sementara itu, 13 kabupaten/kota lainnya masih berstatus zona oranye dengan risiko penularan sedang.
Oleh karena itu, Toni menginstruksikan jajarannnya serta Kapolres dan Kapolsek se-Sumbar, untuk terus melakukan pengawasan serta pelaksanaan Operasi Yustisi di wilayah hukum (Wilkum) masing-masing. Ia juga menyatakan siap mendukung pelaksanaan program Nagari Tageh di nagari-nagari.
Toni juga mengajak para ulama dan tokoh masyarakat agar ikut memberikan edukasi dan seruan kepada warga agar tetap patuh dalam menerapkan protokol kesehatan. Hal itu dinilai akan ampuh karena karakteristik Sumbar yang terkenal dengan nilai-nilai adat dan budayanya.
“Alim ulama kami harap ikut merangkul dan mendorong tokoh pemuda. Sedangkan tokoh adat kami minta ikut memberikan edukasi dan meningkatkan kepatuhan dengan mengajak masyarakat agar patuh terhadap protokol Covid-19,” ujarnya lagi.
Di samping itu, Toni juga terus mendorong agar Pemerintah Provinsi Sumbar agar segera melakukan revisi atas Peraturan Daerah (Perda) Nomor 6 tahun 2020 tentang Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Terutama dalam hal memperberat sanksi sehingga bisa menjadi efek jera bagi masyarakat.
Di tempat yang sama, Gubernur SUmbar Mahyeldi menyebutkan, Pemprov terus berupaya untuk mengendalikan pandemi dengan menekan angka penularan Covid-19. Salah satunya dengan menerapkan program Nagari Tageh. Sebab, menurutnya, pengendalian pandemi harus dimulai dari level terkecil.
“Di setiap nagari sudah terbentuk Nagari Tageh. Di Kota Padang, skala terkecil di RT sudah terbentuk kongsi Covid-19,” ujar Mahyeldi.
Selain itu, lanjut Mahyeldi, Pemprov Sumbar juga akan meningkatkan kapasitas testing atau pemeriksaan potensi kasus. Ia pun juga telah meresmikan mobil keliling tes swab PCR. Instruksi tes massal pun juga sudah dikeluarkan oleh Mayheldi dalam Surat Edaran nomor 360/265/Umum-2021.
Disorot Pusat Lagi
Sementara itu, data Satgas Nasional Covid-19 menunjukkan Sumbar masuk ke dalam lima provinsi yang mulai mengalami kenaikan jumlah kasus positif setelah momen Lebaran. Tercatat, terjadi kenaikan 959 kasus di Sumbar, sedangkan empat provinsi lainnya yaitu Jawa Barat naik 2.221 kasus, DKI Jakarta naik 1.240 kasus, Jawa Tengah naik 948 kasus, dan Aceh naik 561 kasus.
“Berdasarkan data, pada kasus positif kenaikan minggu ini cukup signifikan mencapai angka 36,1 persen. Angka ini dikontribusikan dari lima provinsi dengan kenaikan kasus tertinggi. Provinsi ini didominasi daerah tujuan mudik seperti Jawa Barat, Sumatra Barat, dan Jawa Tengah serta provinsi tujuan arus balik yaitu DKI Jakarta,” ujar Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito, dalam keterangan terulisnya, Rabu (26/5/2021)
Wiku mengingatkan, agar pemerintah daerah menjadikan kondisi hari ini sebagai peringatan dini untuk mengantisipasi potensi puncak lonjakan kasus yang lebih besar pascalibur Lebaran. Sebab, saat ini mobilitas warga masih terpantau tinggi. Sejauh ini hingga 27 Mei 2021, total kasus positif Covid-19 di Sumbar sudah mencapai 43.325 kasus, dengan kasus aktif mencapai 3.178 orang. Ada pun pasien sembuh sudah 39.191 dan pasien menniggal 956 orang. (*)
hantaran.co