Ramadan

Salat Tarawih 20 Rakaat atau 8 Rakaat

20
×

Salat Tarawih 20 Rakaat atau 8 Rakaat

Sebarkan artikel ini
Ustaz
Ustaz Dr. Aldomi Putra, S.Th.I, M.A,. IST

Dr. Aldomi Putra, S.Th.I, M.A

Pertanyaan: Assalammu’alaikum Ustaz. Mana yang tepat Salat Tarawih 20 rakaat atau 8 rakaat?

Dari Rega Dwi Putra di Padang

Jawaban :

Shalat tarawih (qiyam al-Lail) adalah shalat sunnah yang dilakukan pada setiap malam di bulan Ramadhan. Rasulullah SAW bersabda;

عن أبي هريرة أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال  : ( من قام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه )

Dari Abi Surairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda ; siapa yang mendirikan ramadhan (qiyamullail), dengan penuh keimanan, mengharap pahala dari Allah , maka dosa-dosanya (yang kecil) yang telah berlalu akan di ampuni. H.R. Bukhari, (Imam Bukhari, Shahih al-Bukhari, Stuttgart: Jam’iyah al-Mukniz al-Islâmi, 2018, juz 1, hal.13).

KH. Ali Mustafa Yaqub menjelaskan bahwa hadis di atas tidak ada membatasi jumlah rakaat shalat tarawih. (Ali Mustafa Yaqub, Hadis-hadis Palsu Seputar Ramadhan, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2007, hal.54.).

Terkait jumlah rakaat shalat tarawih 8 rakaat dan 20 rakaat, ada dua riwayat yang populer;

Pertama; berdalil dengan hadis A’isyah terkait 8 rakaat;

عن أبي سلمة بن عبد الرحمن أنه أخبره:أنه سأل عائشة رضي الله عنها كيف كانت صلاة رسول الله صلى الله عليه و سلم في رمضان ؟فقالت ما كان رسول الله صلى الله عليه و سلم يزيد في رمضان ولا في غيره على إحدى عشرة ركعة …

Dari Abi Salamah ibn Abd al-Rahman, bahwa sesungguhnya ia memberitahukan; bahwa A’isyah r.a ditanya; bagaimana shalat nabi pada bulan Ramadhan? Lalu A’isyah menjawab; Rasulullah tidak pernah menambahi, baik pada bulan Ramadhan maupun selain bulan Ramadhan dari 11 rakaat… H.R. al-Bukhari.

 Kedua; berdalil dengan Ijma’ para shahabat terkait 20 Rakaat.

عَنْ مَالِك عَنْ يَزِيدَ بْنِ رُومَانَ أَنَّهُ قَالَ كَانَ النَّاسُ يَقُومُونَ فِي زَمَانِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ فِي رَمَضَانَ بِثَلَاثٍ وَعِشْرِينَ رَكْعَةً

 Dari Mâlik, dari Yazid ibn Rûmân, bahwa sesungguhnya ia berkata; manusia mendirikan shalat tarawih pada masa Umar ibn Khattab pada bulan Ramadhan 23 rakaat. H.R. Imam Malik. (Imam Malik, al-Muath’, Stuttgart: Jam’iyah al-Mukniz al-Islâmi, 2018,hal. 39).

Syeikh Sulaiman Arrasuli menyebutkan bahwa hadis A’isyah di atas bukan menerangkan bilangan atau jumlah rakaat shalat tarawih, hanya menerangkan bilangan nan sebanyak-banyak shalat witir, karena Siti A’isyah r.a. menyatakan antara Ramadhan dan lainnya, sedangkan shalat tarawih tidak ada dilaksanakan di luar bulan Ramadhan. Kemudian Syeikh Sulaiman Arrasuli juga menjelaskan hadis Jabir r.a

صلى بنا رسول الله صلى الله عليه و سلم ثمانى ركعات ثم أوتر

Shalat Rasulullah SAW dengan kami delapan raka’at kemudian lantas beliau sembahyang witir.

Hadits ini tidak menetapkan (dalil) bilangan tarawih delapan rakaat karena hadits ini muhtamal (boleh jadi) antara kondisi Jabir r.a. datang terkemudian dari Nabi Saw. sehingga dia hanya mendapati sembahyang dengan Nabi Saw. sebanyak delapan rakaat saja. Dan boleh jadi Jabir bersamaan dengan Nabi Saw. sehingga hadits yang seperti ini tidak boleh dipakai menjadi dalil. Atas dasar itu, maka terang dan jelas bahwa mereka yang menetapkan bilangan tarawih delapan raka’at adalah salah paham dan salah mengerti, maka kita do’akan kepada Allah SWT mudah-mudahan ditaufiqkan Allah mereka kepada yang benar. (Syeikh Sulaiman Arrasuli, Kitab Pedoman Puasa,Bukitinggi: Tsamarah al-Ikhwan, 1936, hal.20)

Ali Mustafa Yaqub memiliki pemahaman yang mirip dengan Syeikh Sulaiman Arrasuli, ia mengatakan bahwa konteks hadis A’isyah r.a itu adalah shalat witir bukan shalat tarawih, karena di akhir hadis A’isyah menanyakan kepada Nabi SAW tentang shalat witir. Sedangkan shalat tarawih adalah shalat sunnah yang dilakukan di bulan Ramadhan, sementara hadis di atas menerangkan qiyamullail pada bulan Ramadhan dan di luar Ramadhan.(Ali Mustafa Yaqub, Hadis-hadis Palsu Seputar Ramadhan, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2007, hal. 56).

Kesimpulannya adalah bahwa shalat sunnah tarawih bila menggunakan hadis dari Abu Hurairah, maka tidak ada batasan jumlah rakaatnya. Jika menggunakan hadis Aisyah untuk jumlah rakaat tidaklah tepat, karena hadis tersebut menerangkan tentang shalat witir. Ijma’ shahabat menjadi dalil untuk bilangan rakaat shalat tarawih 20 rakaat, tidak ada sanggahan dan bantahan dari sahabat lainnya, hingga sampai ke Indonesia; KH. Hasyim As’ari (NU) melaksanakan shalat tarawih 20 Rakaat, KH. Ahmad Dahlan (Muhamamdiyah) shalat tarawih 20 rakaat, dan begitu juga dengan Syeikh Sulaiman Arrasuli (Perti) melaksanakan shalat tarawih 20 rakaat.

Wallahu ‘Alam

Rubrik tanya jawab hadir setiap Senin hingga Sabtu selama Ramadan 1442 Hijriah/2021 Masehi di Harian Haluan dan hantaran.co. Rubrik ini diasuh oleh Ustaz Dr. Aldomi Putra, S.Th.I, M.A, Dosen STAI Yastis Padang, Wakil Sekretaris PD Tarbiyah-Perti Sumbar, Alumnus MTI Canduang, IAIN Imam Bonjol Padang, dan Pascasarjana S3 Institut PTIQ Jakarta